Siapa Aktor di Balik Pembantaian di Sudan?
KOMPAS.com - Ribuan orang dilaporkan tewas dalam serangan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) yang merebut kota El-Fasher di wilayah Darfur, Sudan Barat.
RSF mengambil alih wilayah itu dari tentara nasional Sudan (SAF), tetapi kemenangan tersebut menelan korban besar. Sedikitnya 1.500 orang meninggal dunia dalam tiga hari, sejak Rabu (29/10/2025).
Sebagian besar korban merupakan warga sipil yang mencoba melarikan diri dari kota yang dikepung.
Peristiwa ini menggambarkan betapa parahnya perang saudara di Sudan yang kini bahkan dikaitkan dengan aksi genosida.
Para diplomat dan pejabat tinggi PBB mengungkapkan kekhawatiran mendalam di hadapan Dewan Keamanan PBB, serta mengutuk pembantaian massal yang dilakukan RSF.
“Situasinya sungguh mengerikan,” ujar Martha Ama Akyaa Pobee, Asisten Sekretaris Jenderal PBB untuk Afrika, dikutip dari The Guardian.
Dalam sepekan terakhir, Kantor Hak Asasi Manusia PBB mencatat semakin tingginya pelanggaran HAM di sekitar El-Fasher. Dewan Keamanan PBB menyebut tidak ada lagi jalur aman bagi warga untuk meninggalkan kota tersebut.
Lantas, siapa sebenarnya aktor di balik pembantaian ini?
Baca juga: 2.000 Warga Sudan Dilaporkan Dibunuh RSF, Apa yang Terjadi di El-Fasher?
Sejak April 2023, SAF dan RSF saling menuduh menerima dukungan dari pihak asing. Namun, konflik ini tidak hanya dipicu oleh faktor eksternal, tetapi juga pertikaian internal antarjenderal di Sudan.
Pemimpin de facto Sudan, Jenderal Abdel Fattah al-Burhan, dan komandan RSF, Mohamed Hamdan Daglo, semula bersekutu dalam kudeta yang menggulingkan pemerintah transisi sipil setelah kejatuhan Presiden Omar al-Bashir pada 2019.
Ketegangan di antara keduanya kemudian meningkat tajam hingga pecah menjadi pertempuran mematikan pada pertengahan April 2023.
Sejak saat itu, perang telah menewaskan puluhan ribu orang, membuat hampir 12 juta warga mengungsi, dan menjerumuskan Sudan ke dalam krisis kemanusiaan yang parah.
Baca juga: Longsor Sudan Timbun Desa dan Tewaskan Lebih dari 1.000 Orang, Hanya 1 yang Selamat
Selain konflik internal, sejumlah negara juga diduga terlibat dalam memperkeruh situasi di Sudan. Berikut beberapa di antaranya:
RSF telah menuduh Mesir memberikan dukungan militer kepada pasukan Burhan, tuduhan yang dibantah Kairo.