BANDUNG, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Bandung berencana menambah lokasi pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) di sekitar Samsat Soreang.
Langkah ini diambil setelah terjadinya kisruh saat antrean pembayaran pajak pada Kamis (10/4/2025), yang dipicu tingginya antusiasme warga terhadap program pemutihan pajak dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Bupati Bandung, Dadang Supriatna, menyatakan pihaknya bersama para pemangku kebijakan berkomitmen memperluas titik layanan pembayaran pajak untuk mengurai antrean.
"Kami menyiapkan area parkir Rumah Sakit Otista, Kantor Baznas, serta PIM (Pasar Ikan Modern) Soreang. Hal itu perlu dibarengi penambahan personel, termasuk yang dari Bapenda Jawa Barat. Kami memohon Bapenda Jawa Barat bisa menambah personel, agar proses atas tiap-tiap pemohon lebih cepat. Setelah sepakat, pelayanan di lokasi tambahan bisa berjalan mulai Senin depan," ujar Dadang saat meninjau Samsat Soreang, Jumat (11/4/2025).
Baca juga: Antrean Diserobot, Wajib Pajak Mengamuk di Samsat Soreang dan Ini Fakta Sebenarnya
Dadang menyebut antrean panjang terjadi karena banyak warga yang ingin memanfaatkan program pemutihan pajak. Bahkan, sejumlah warga rela bermalam di sekitar kantor Samsat demi mendapatkan antrean awal.
Meski sempat terjadi kisruh, Dadang mengapresiasi partisipasi masyarakat. Ia menegaskan bahwa penerimaan pajak akan dikembalikan kepada masyarakat dalam bentuk pembangunan.
"Seluruh jalan (berstatus jalan kabupaten) selesai atau mulus dalam tiga tahun, insyaallah," kata Dadang.
Sebelumnya, Analis Kebijakan P3DW Kabupaten Bandung 2 Soreang, Nunung Nurhayati, menyampaikan permohonan maaf atas insiden yang terjadi di loket pembayaran Bank BJB.
Baca juga: Viral Antrean Motor di Samsat Soreang Bandung, Warga Antusias Bayar Pajak Kendaraan Usai Pemutihan
"Sebagaimana diketahui bahwa antusiasme masyarakat dalam program pemutihan ini sangat besar, sehingga masyarakat yang datang sangat membludak ke Samsat Soreang. Dan kami ke depannya akan memperbaiki kinerja layanan semaksimal mungkin demi tersukseskannya program dari Gubernur," ujarnya.
Nunung menjelaskan, insiden bermula saat seorang warga merasa didahului dalam antrean pembayaran oleh wajib pajak lain yang datang untuk melunasi pembayaran yang sempat tertunda. Warga tersebut kemudian menyampaikan keluhan kepada warga lainnya, hingga terjadi keributan yang viral di media sosial.
"Petugas kasir diteriaki dan dibentak oleh wajib pajak yang ada," katanya.
Untuk meredam situasi, petugas Samsat meminta bantuan aparat kepolisian yang bertugas di lokasi. Situasi akhirnya kembali kondusif.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini