CIANJUR, KOMPAS.com – Misteri Situs Gunung Padang di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, kembali mencuri perhatian. Tim kajian menyebut situs prasejarah ini kemungkinan berusia lebih tua dari Piramida Giza di Mesir.
Ketua Tim Kajian Pemugaran Situs Gunung Padang, Ali Akbar, mengatakan kajian awal dilakukan menyeluruh sebelum proses pemugaran fisik. “Karena saya meyakini usia situs ini bisa lebih tua, sekitar 5.900 sebelum masehi, bahkan mungkin lebih,” ujarnya kepada Kompas.com, Minggu (10/8/2025).
Kajian pendahuluan akan berlangsung hingga akhir tahun ini dengan melibatkan seratus ahli dari berbagai disiplin ilmu, serta partisipasi masyarakat setempat. Pemeriksaan mencakup kondisi permukaan tanah, mulai dari vegetasi, kemiringan lahan, hingga kebutuhan perkuatan struktur.
Baca juga: Warisan Megalitikum Gunung Padang Mulai Runtuh, Ini Rencana Penyelamatannya
"Tahap pertama adalah merekonstruksi ulang bentuk yang ada sekarang,” kata Ali. “Misalnya, ada bebatuan yang roboh. Kalau ditegakkan kembali, bentuknya akan seperti apa? Bisa jadi, sebenarnya dulu ada tiang-tiang atau bahkan atap.”
Penelitian juga menelusuri bagian bawah tanah. Sebelumnya, di teras dua dan lima ditemukan lapisan-lapisan tua yang belum sepenuhnya teridentifikasi. “Jangan-jangan bentuk asli situs ini punya elemen yang sama sekali berbeda dengan yang kita lihat sekarang,” tambah Ali.
Ali menjelaskan, semua temuan akan direkonstruksi secara digital menggunakan teknologi pemindaian laser dari udara dengan drone berukuran besar, dilengkapi pulse radar dan sensor geomagnet. “Nanti hasil citranya akan bersih, tanpa tertutup pepohonan,” ujarnya.
Baca juga: Bakal Dipugar, Gunung Padang Diperkirakan Tiga Kali Lebih Besar dari Borobudur
Pakar yang terlibat mencakup arkeolog, ahli topografi, geografi, geologi, sosiokultural, sejarah, arsitektur, geoteknik, teknik sipil, hingga planologi. Untuk penelitian bawah tanah, tim melibatkan ahli geofisika, hidrologi, dan paleoseismologi guna menelusuri jejak gempa purba.
“Semua pemindaian akan dilakukan dengan teknologi mutakhir, mulai dari geomagnet, georadar, hingga seismik radio, ditambah pengeboran di titik-titik tertentu,” kata Ali.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini