KOMPAS.com – Jamur yang tumbuh di rumah, terutama di lingkungan yang lembap, sering dianggap berbahaya bagi kesehatan.
Salah satu jenis yang paling ditakuti adalah jamur hitam, atau black mold. Namun, apakah benar jamur ini bisa menyebabkan penyakit paru serius pada anak?
Dikutip dari The Conversation, Ian Musgrave, dosen senior Farmakologi di University of Adelaide, menjelaskan bahwa meski jamur memang dapat berdampak buruk pada kesehatan, efeknya belum tentu seberbahaya yang dibayangkan masyarakat.
Baca juga: Waspadai Uap Rokok Obat, Ini Kata Dokter soal Dampaknya bagi Paru-paru
Secara umum, jamur adalah kelompok jamur mikroskopis yang bisa tumbuh di permukaan lembap dan kurang ventilasi.
Istilah “jamur hitam” biasanya merujuk pada Stachybotrys chartarum, salah satu jenis yang paling sering ditemukan di rumah lembap dan dianggap berbahaya.
Kekhawatiran terhadap jamur ini meningkat sejak muncul laporan pada 1990-an yang mengaitkan paparan S. chartarum dengan kasus penyakit paru berdarah (hemorrhagic lung disease) pada bayi di Amerika Serikat.
Penyakit langka ini ditandai dengan kebocoran darah ke dalam paru-paru dan bisa berakibat fatal.
Namun, Musgrave menyebut bahwa laporan tersebut memiliki banyak kekeliruan, termasuk kesalahan dalam menghitung jumlah spora jamur.
Setelah dilakukan koreksi, hubungan antara jamur hitam dan kasus tersebut menjadi tidak valid.
Baca juga: Terapi Uap dari Rokok Obat Bisa Picu Gangguan Pernapasan, Ini Kata Dokter Paru
Beberapa jenis jamur menghasilkan senyawa kimia beracun yang disebut mycotoxin sebagai bentuk pertahanan diri.
S. chartarum termasuk salah satu yang bisa menghasilkan mycotoxin seperti roridin dan satratoksin.
Senyawa ini memang bisa berdampak buruk, seperti mengganggu sintesis protein hingga menyebabkan perdarahan di paru.
Meski begitu, menurut Musgrave, jumlah mycotoxin yang dihasilkan di rumah-rumah biasanya sangat kecil.
Selain itu, spora dari S. chartarum jarang menyebar dalam jumlah besar karena menempel pada massa lendir.
Artinya, kemungkinan seseorang menghirup cukup banyak spora hingga menyebabkan keracunan tergolong sangat rendah.
American Academy of Allergy, Asthma & Immunology juga menegaskan bahwa meski ruang dalam rumah yang lembap terbukti berdampak negatif terhadap kesehatan, tidak ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa mycotoxin dari jamur hitam menjadi penyebabnya.
Baca juga: Tren Rokok Obat untuk Terapi Pernapasan Berisiko Picu Gangguan Paru, Ini Kata Dokter
Meskipun toksisitas jamur hitam diragukan, bukan berarti jamur ini sepenuhnya aman. Jamur bisa menyebabkan reaksi alergi dan memperparah gejala asma, terutama pada orang yang sensitif.
“Jamur, termasuk jamur hitam, dapat memicu serangan asma pada individu dengan alergi jamur,” tulis Musgrave dalam artikel tersebut.
Reaksi alergi yang lebih berat, meski jarang terjadi, bisa berupa sinusitis jamur alergik, aspergilosis bronkopulmoner alergik, dan pneumonitis hipersensitivitas.
Pada kelompok rentan, seperti pasien dengan sistem imun lemah atau yang menggunakan obat imunosupresif, infeksi jamur juga bisa terjadi dan harus diwaspadai.
Jamur yang tumbuh di dalam rumah, terutama di area lembap, memang patut diwaspadai.
Namun, kekhawatiran soal racun dari jamur hitam yang menyebabkan penyakit parah belum didukung bukti ilmiah yang kuat.
Musgrave menekankan bahwa upaya terbaik adalah menjaga rumah tetap kering dan berventilasi baik untuk mencegah pertumbuhan jamur dan menghindari gangguan pernapasan akibat reaksi alergi.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini