Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gandeng Monash University, IKN Dibuat Tahan Banjir Seperti Australia

Kompas.com - 22/08/2025, 12:58 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

NUSANTARA, KOMPAS.com - Indonesia mengambil langkah strategis dengan menggandeng para ahli dari Monash University, Australia, untuk merancang dan membangun Ibu Kota Nusantara (IKN).

Kolaborasi ini berfokus pada penerapan konsep "kota tanggap air" atau yang dikenal sebagai sponge city, sebuah solusi inovatif untuk mengatasi masalah lingkungan serius seperti banjir dan kekeringan yang kerap melanda kota-kota besar.

Baca juga: Hampir Rampung, Begini Penampakan Sorban Unik Masjid Negara IKN

Konsep ini menjadi jawaban atas tantangan yang dihadapi Jakarta, seperti penurunan muka tanah dan kemacetan, yang diharapkan tidak terulang di ibu kota baru.

Melalui program pelatihan yang didukung oleh Bank Pembangunan Asia (ADB) dan pemerintah Australia, para pejabat Otorita IKN (IKN) akan dibekali pengetahuan dan keterampilan untuk merancang kota yang tangguh terhadap krisis air dan perubahan iklim.

Kota Berkelanjutan yang Meniru Alam

Menurut Profesor Tony Wong dari Monash University, konsep sponge city yang lahir di Australia sejak 1990-an ini telah sukses diterapkan di berbagai kota di seluruh dunia.

Intinya adalah memanfaatkan infrastruktur hijau untuk meniru proses alami pengelolaan air, seperti filtrasi, drainase, dan penyimpanan.

Baca juga: BI Rate Turun, Sektor Properti dan Otomotif Balikpapan Kian Menggeliat

"Penerapan konsep ini telah membantu mentransformasi kota-kota di Australia dan berbagai negara lain, terutama dalam desain infrastruktur, kebijakan air, dan tata kelola," jelas Profesor Wong, dikutip Kompas.com, Jumat (22/8/2025).

IKN akan dirancang dengan elemen-elemen seperti lahan basah (wetlands), saluran air dangkal (swales), dan perkerasan berpori (porous pavement).

Infrastruktur ini berfungsi untuk membersihkan air hujan melalui biofiltrasi dan mengurangi risiko banjir serta kontaminasi lingkungan.

Integrasi Manusia, Alam, dan Lingkungan Buatan

Selain fokus pada aspek teknis, kerja sama ini juga menekankan pentingnya integrasi harmonis antara elemen manusia, alam, dan lingkungan buatan.

Baca juga: Provinsi Spesialis Kereta Cepat China Kepincut IKN, Garap Perumahan

Profesor Diego Ramírez-Lovering dari Monash University menyoroti bahwa perencanaan yang matang akan memastikan IKN mampu menghadapi tantangan di masa depan.

Program pelatihan ini akan berlangsung hingga Oktober 2025 dan melibatkan perwakilan dari berbagai departemen di OIKN dan Kementerian Pekerjaan Umum.

Inisiatif ini mencerminkan komitmen kuat Indonesia, Australia, dan ADB dalam membangun IKN sebagai kota yang tidak hanya modern, tetapi juga berkelanjutan dan ramah lingkungan.

 

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau