NUSANTARA, KOMPAS.com - Ibu Kota Nusantara (IKN) tidak hanya membangun gedung pemerintahan, tetapi juga merancang sistem saraf kota yang cerdas, efisien, dan berkelanjutan.
Langkah krusial ini ditandai dengan penandatanganan kontrak pembangunan Jalan Kawasan Kompleks Yudikatif pada Jumat (31/10/2015) oleh PT Hutama Karya (Persero) sebagai leader Kerja Sama Operasi (KSO) BUMN Karya.
Proyek adalah fondasi mobilitas masa depan IKN, yang diprioritaskan pada kualitas, estetika, dan prinsip green infrastructure.
Baca juga: Pembangunan Kompleks DPR/MPR dan MA di IKN Telan APBN Rp 11,6 Triliun
Jalan sepanjang 6,418 kilometer ini akan menjadi urat nadi utama yang memastikan kelancaran interaksi antar lembaga pemerintahan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP).
Proyek ini secara spesifik bertujuan memperkuat konektivitas di kawasan Yudikatif, yang merupakan bagian tak terpisahkan dari klaster yudikatif–eksekutif–legislatif di IKN.
Adapun ruang lingkup pekerjaan Hutama Karya tidak terbatas pada perkerasan. Proyek ini mencakup pembangunan jalan utama, jembatan, bangunan pelengkap, sistem drainase, Penerangan Jalan Umum (PJU), hingga penataan lanskap.
Yang paling menarik adalah integrasi multi utility tunnel(MUT), sebuah terowongan bawah tanah yang akan menampung semua jaringan utilitas (listrik, komunikasi, air), menghilangkan pemandangan kabel semrawut, dan menjamin efisiensi pemeliharaan di masa depan.
Proyek KSO ini ditargetkan rampung pada akhir tahun 2027, menegaskan komitmen BUMN Karya dalam mendukung percepatan pembangunan IKN.
Baca juga: November 2025, Perkantoran Legislatif dan Yudikatif Mulai Dibangun
Kepala Otorita IKN, Basuki Hadimuljono, menekankan bahwa standar yang diterapkan dalam proyek ini adalah tolok ukur pembangunan IKN secara keseluruhan.
“Pembangunan proyek Jalan Kawasan Kompleks Yudikatif ini bukan sekadar membangun fisik, tetapi juga menjaga kualitas, estetika, dan prinsip keberlanjutan lingkungan,” ujar Basuki.
Komitmen pada prinsip lingkungan ini dipertegas oleh EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Mardiansyah, bahwa penerapan prinsip green infrastructure dimulai dari pemilihan material berjejak karbon lebih rendah.
"Perancangan sistem drainase berkelanjutan ditujukan untuk meningkatkan ketangguhan kota terhadap perubahan iklim dan cuaca ekstrem," tambahnya.
Selain manfaat fungsional sebagai konektor lembaga negara, pembangunan infrastruktur ini juga membawa dampak positif yang langsung dirasakan oleh masyarakat sekitar Kalimantan Timur.
Baca juga: Teknologi Aluform Bikin Konstruksi Rusun ASN 2 IKN Lebih Cepat
Proyek konstruksi ini akan mengoptimalkan peran dan penyerapan tenaga kerja lokal pada setiap tahapnya, memastikan bahwa pembangunan IKN secara langsung meningkatkan kesejahteraan warga setempat.
Mardiansyah menyebut proyek ini akan memberikan nilai tambah bagi negara melalui fondasi mobilitas yang efisien dan berkelanjutan, yang kelak akan mendukung operasional pemerintahan yang efektif.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang