Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Israel-Hamas Bakal Berunding Lagi untuk Gencatan Senjata di Gaza

Kompas.com - 25/10/2024, 08:57 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber AFP

KOMPAS.com - Israel dan kelompok Hamas kembali membuka ruang untuk berunding terkait perang di Gaza. Keduanya bakal menghadiri perundingan di Qatar.

Sebelumnya, upaya untuk menghentikan perang telah lama tertunda dan gagal, bahkan meski sudah dibantu dengan mediasi Amerika Serikat.

Namun, kematian Pemimpin Hamas Yahya Sinwar bisa menjadi momentum untuk kembali membuka perundingan kedua belah pihak.

Baca juga: Hari Ini, Menlu AS Bertemu PM Lebanon di Inggris Terkait Perang

Seorang pejabat senior Hamas mengatakan kepada AFP bahwa sebuah delegasi dari pimpinan kelompok Hamas yang bermarkas di Doha membahas "ide dan proposal".

Yakni yang terkait dengan gencatan senjata di Gaza dengan pejabat Mesir di Kairo pada Kamis (24/10/2024).

"Hamas telah menyatakan kesiapan untuk menghentikan pertempuran, tetapi Israel harus berkomitmen untuk gencatan senjata, menarik diri dari Jalur Gaza, mengizinkan kembalinya orang-orang yang mengungsi, menyetujui kesepakatan pertukaran tahanan yang serius dan mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza," kata pejabat itu, dikutip dari AFP pada Jumat (25/10/2024).

Perundingan di Kairo merupakan bagian dari upaya Mesir yang sedang berlangsung untuk melanjutkan perundingan gencatan senjata.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dia menyambut baik kesiapan Mesir untuk mencapai kesepakatan guna pembebasan para sandera yang masih ditawan oleh Hamas di Gaza.

Setelah pertemuan di Kairo, Netanyahu memerintahkan kepala badan mata-mata Israel, Mossad, untuk berangkat ke Qatar pada Minggu guna memajukan serangkaian inisiatif yang ada dalam agenda.

Baca juga: AS Bantu Rp 2,1 T untuk Palestina, Blinken Berharap Beberapa Hari Lagi Gencatan Senjata Gaza Tercapai

Sebelumnya pada Kamis, Amerika Serikat dan Qatar mengatakan pembicaraan gencatan senjata Gaza akan dilanjutkan di ibu kota Qatar.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu dengan para pemimpin Qatar di Doha pada Kamis dalam perjalanannya yang ke-11 ke wilayah tersebut sejak perang di Gaza.

Blinken mengatakan bahwa para mediator akan menjajaki opsi-opsi baru dan mengatakan mereka tengah mencari rencana agar Israel dapat menarik diri, dan agar rakyat Palestina dapat membangun kembali kehidupan mereka serta membangun kembali masa depan mereka.

Qatar mengatakan bahwa tim AS dan Israel akan terbang ke Doha, dengan Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al-Thani menambahkan bahwa mediator Qatar telah berhubungan kembali dengan Hamas sejak kematian Sinwar.

Pejabat Israel dan AS serta beberapa analis mengatakan Sinwar telah menjadi hambatan utama bagi kesepakatan yang memungkinkan pembebasan 97 sandera yang masih ditahan di Gaza, 34 di antaranya menurut militer Israel telah tewas.

Blinken mendarat Kamis malam di London, tempat seorang pejabat AS mengatakan ia akan bertemu pada Jumat dengan menteri luar negeri Yordania dan Uni Emirat Arab, dua mitra utama dalam rencana pascaperang untuk Gaza.

Baca juga: Presiden Palestina: Israel Berencana Kosongkan Jalur Gaza

Pejabat itu mengatakan Blinken juga akan bertemu dengan Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati untuk membahas konflik paralel di negara itu.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini

Baca tentang


Terkini Lainnya
Ketika Jet Tempur Andalan AS Jatuh oleh Rudal Usang Lawas Soviet...
Ketika Jet Tempur Andalan AS Jatuh oleh Rudal Usang Lawas Soviet...
Internasional
Parlemen ASEAN Soroti Demo Indonesia, Kecam Tindakan Keras Aparat
Parlemen ASEAN Soroti Demo Indonesia, Kecam Tindakan Keras Aparat
Internasional
Pria di China Bobol Rumah, Ambil Darah Korban untuk Redakan Stres
Pria di China Bobol Rumah, Ambil Darah Korban untuk Redakan Stres
Internasional
Museum Legendaris Van Gogh Belanda Terancam Tutup, Kurang Dana Rp 2 Triliun
Museum Legendaris Van Gogh Belanda Terancam Tutup, Kurang Dana Rp 2 Triliun
Internasional
Vietnam Naikkan Tunjangan Guru 70 Persen
Vietnam Naikkan Tunjangan Guru 70 Persen
Internasional
Korban Salah Tangkap Meninggal, Polisi Jepang Minta Maaf 4 Tahun Kemudian
Korban Salah Tangkap Meninggal, Polisi Jepang Minta Maaf 4 Tahun Kemudian
Internasional
Heboh Anjing Bertato di China, Dianggap Penyiksaan Hewan
Heboh Anjing Bertato di China, Dianggap Penyiksaan Hewan
Internasional
Kenya Sempat Ricuh karena Demo Pajak, Polisi Tembak Demonstran
Kenya Sempat Ricuh karena Demo Pajak, Polisi Tembak Demonstran
Internasional
Warga Gali Danau, Temukan Fosil Langka Nenek Moyang Buaya Berusia 200 Juta Tahun
Warga Gali Danau, Temukan Fosil Langka Nenek Moyang Buaya Berusia 200 Juta Tahun
Internasional
Jet Tempur Seharga Rp 3 T Jatuh, Pilot Telepon 5 Teknisi Saat Terbang
Jet Tempur Seharga Rp 3 T Jatuh, Pilot Telepon 5 Teknisi Saat Terbang
Internasional
Lukisan Legendaris 80 Tahun Hilang, Tiba-tiba Muncul di Iklan Rumah
Lukisan Legendaris 80 Tahun Hilang, Tiba-tiba Muncul di Iklan Rumah
Internasional
Arahan Membingungkan, Jet Bomber B-52 Nyaris Tabrak 2 Pesawat Sipil
Arahan Membingungkan, Jet Bomber B-52 Nyaris Tabrak 2 Pesawat Sipil
Internasional
Teror Ulat Pemakan Daging Manusia Hantui AS, Sudah 1 Orang Jadi Korban
Teror Ulat Pemakan Daging Manusia Hantui AS, Sudah 1 Orang Jadi Korban
Internasional
Sembunyi di Indonesia, 6 Buron 'Most Wanted' Sri Lanka Ditangkap
Sembunyi di Indonesia, 6 Buron "Most Wanted" Sri Lanka Ditangkap
Internasional
Sengketa Batu Mars Terbesar di Bumi: Laku Rp 86 M, Tak Jelas Milik Siapa
Sengketa Batu Mars Terbesar di Bumi: Laku Rp 86 M, Tak Jelas Milik Siapa
Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau