Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Militer Myanmar Lancarkan Puluhan Serangan meski Gencatan Senjata Usai Gempa

Kompas.com - 05/04/2025, 17:32 WIB
Albertus Adit,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

Sumber AFP

NAYPYIDAW, KOMPAS.com - Meskipun Myanmar baru saja dilanda gempa bumi besar yang menewaskan lebih dari 3.000 orang dan tengah menjalani gencatan senjata, militer negara tersebut dilaporkan melancarkan puluhan serangan.

Hal ini diungkapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Jumat (4/4/2025).

Konflik multi-pihak yang terjadi di Myanmar sejak 2021 semakin memanas setelah junta militer yang dipimpin oleh Min Aung Hlaing merebut kekuasaan dari pemerintahan sipil yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi.

Baca juga: Jumlah Korban Tewas Gempa Myanmar Meningkat Jadi 3.354 Orang, 4.508 Terluka

Bentrokan sporadis terus berlanjut meskipun gempa bumi dahsyat mengguncang negara tersebut pada Jumat lalu.

Sebagai respons terhadap bencana alam tersebut, junta militer dan sejumlah kelompok oposisi sepakat untuk menghentikan permusuhan sementara pada Rabu (2/4/2025) guna memfasilitasi distribusi bantuan kemanusiaan.

Meski gencatan senjata diumumkan, laporan dari kantor hak asasi manusia PBB mencatat bahwa militer Myanmar telah melancarkan lebih dari 60 serangan sejak gempa tersebut.

James Rodehaver, Kepala Tim Kantor Hak Asasi Manusia PBB untuk Myanmar, mengungkapkan adanya 16 laporan kredibel mengenai serangan udara yang masih berlangsung, termasuk di daerah terdampak gempa.

Rodehaver, yang memberikan penjelasan kepada wartawan di Jenewa menyatakan, "Selain itu, ada dua laporan serangan tambahan yang kami terima sejak pengarahan dimulai," menambahkan bahwa sebelumnya telah dilaporkan 14 serangan.

Baca juga: UPDATE Gempa Myanmar: Korban Tewas Capai 3.000 Jiwa, WHO Ingatkan Risiko Wabah Kolera

Sementara itu, Kepala Hak Asasi Manusia PBB Volker Turk menegaskan bahwa gencatan senjata harus diikuti dengan akses segera dan tanpa hambatan bagi pekerja penyelamat serta organisasi kemanusiaan.

"Saya mendesak penghentian semua operasi militer, dan agar fokus diberikan pada bantuan kepada mereka yang terkena dampak gempa, serta memastikan akses tanpa hambatan ke organisasi kemanusiaan yang siap memberikan dukungan," ungkap Turk, seperti dikutip dari AFP.

Turk juga berharap agar tragedi yang mengguncang Myanmar ini dapat menjadi titik balik menuju solusi politik yang lebih inklusif bagi negara tersebut.

Baca juga: Myanmar Terima Bantuan dari Indonesia Setelah Diguncang Gempa M 7,7

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini

Baca tentang


Terkini Lainnya
Ketika Jet Tempur Andalan AS Jatuh oleh Rudal Usang Lawas Soviet...
Ketika Jet Tempur Andalan AS Jatuh oleh Rudal Usang Lawas Soviet...
Internasional
Parlemen ASEAN Soroti Demo Indonesia, Kecam Tindakan Keras Aparat
Parlemen ASEAN Soroti Demo Indonesia, Kecam Tindakan Keras Aparat
Internasional
Pria di China Bobol Rumah, Ambil Darah Korban untuk Redakan Stres
Pria di China Bobol Rumah, Ambil Darah Korban untuk Redakan Stres
Internasional
Museum Legendaris Van Gogh Belanda Terancam Tutup, Kurang Dana Rp 2 Triliun
Museum Legendaris Van Gogh Belanda Terancam Tutup, Kurang Dana Rp 2 Triliun
Internasional
Vietnam Naikkan Tunjangan Guru 70 Persen
Vietnam Naikkan Tunjangan Guru 70 Persen
Internasional
Korban Salah Tangkap Meninggal, Polisi Jepang Minta Maaf 4 Tahun Kemudian
Korban Salah Tangkap Meninggal, Polisi Jepang Minta Maaf 4 Tahun Kemudian
Internasional
Heboh Anjing Bertato di China, Dianggap Penyiksaan Hewan
Heboh Anjing Bertato di China, Dianggap Penyiksaan Hewan
Internasional
Kenya Sempat Ricuh karena Demo Pajak, Polisi Tembak Demonstran
Kenya Sempat Ricuh karena Demo Pajak, Polisi Tembak Demonstran
Internasional
Warga Gali Danau, Temukan Fosil Langka Nenek Moyang Buaya Berusia 200 Juta Tahun
Warga Gali Danau, Temukan Fosil Langka Nenek Moyang Buaya Berusia 200 Juta Tahun
Internasional
Jet Tempur Seharga Rp 3 T Jatuh, Pilot Telepon 5 Teknisi Saat Terbang
Jet Tempur Seharga Rp 3 T Jatuh, Pilot Telepon 5 Teknisi Saat Terbang
Internasional
Lukisan Legendaris 80 Tahun Hilang, Tiba-tiba Muncul di Iklan Rumah
Lukisan Legendaris 80 Tahun Hilang, Tiba-tiba Muncul di Iklan Rumah
Internasional
Arahan Membingungkan, Jet Bomber B-52 Nyaris Tabrak 2 Pesawat Sipil
Arahan Membingungkan, Jet Bomber B-52 Nyaris Tabrak 2 Pesawat Sipil
Internasional
Teror Ulat Pemakan Daging Manusia Hantui AS, Sudah 1 Orang Jadi Korban
Teror Ulat Pemakan Daging Manusia Hantui AS, Sudah 1 Orang Jadi Korban
Internasional
Sembunyi di Indonesia, 6 Buron 'Most Wanted' Sri Lanka Ditangkap
Sembunyi di Indonesia, 6 Buron "Most Wanted" Sri Lanka Ditangkap
Internasional
Sengketa Batu Mars Terbesar di Bumi: Laku Rp 86 M, Tak Jelas Milik Siapa
Sengketa Batu Mars Terbesar di Bumi: Laku Rp 86 M, Tak Jelas Milik Siapa
Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau