FLORIDA, KOMPAS.com — Seorang ibu di Florida, Amerika Serikat, mengalami penipuan setelah suara putrinya diduplikasi menggunakan kecerdasan buatan (AI).
Akibatnya, ia kehilangan uang tunai sebesar 15.000 dollar AS atau sekitar Rp 245 juta.
Dilansir dari The Independent, Kamis (17/7/2025), peristiwa ini bermula saat Sharon Brightwell menerima panggilan telepon dari nomor yang terlihat seperti milik putrinya, April Munroe.
Baca juga: Perdana, Restoran di Dubai Akan Pakai Chef AI untuk Rancang Menu
Saat diangkat, ia mendengar suara panik yang mengaku sebagai April dan mengatakan bahwa dirinya baru saja menabrak seorang wanita hamil karena mengemudi sambil mengetik pesan.
“Tidak ada yang bisa meyakinkan saya kalau itu bukan suara putri saya,” ujar Brightwell kepada stasiun berita lokal WFLA.
“Saya kenal tangisan anak saya, meskipun dia sudah dewasa,” imbuhnya.
Setelah mendengar suara “putrinya”, seorang pria mengambil alih pembicaraan dan mengaku sebagai pengacara April.
Ia mengatakan bahwa Brightwell harus segera membayar uang jaminan sebesar 15.000 dollar AS secara tunai, dan memperingatkan agar tidak memberitahu pihak bank mengenai alasan penarikan dana tersebut, karena akan berdampak pada catatan kredit April.
“Dia tanya, ‘Bisakah Anda lakukan itu?’ Saya bilang, ‘Sebenarnya tidak, tapi ya,’” kata Brightwell.
“Saya akan lakukan apapun demi anak saya,” tambahnya.
Tanpa curiga, ia menarik uang dari bank dan menaruhnya dalam kotak, lalu menyerahkannya kepada seorang pria tak dikenal yang datang ke rumahnya.
Baca juga: Pria AS Nekat Lamar Chatbot AI meski Pacar Sebenarnya Murka: Ini Cinta Sejati
Tak lama kemudian, Brightwell menerima panggilan lain dari seseorang yang mengaku sebagai kerabat wanita hamil yang disebut-sebut ditabrak.
Mereka mengeklaim bahwa bayi dalam kandungan wanita itu meninggal dan menuntut tambahan uang sebesar 30.000 dollar AS (sekitar Rp 489 juta) jika tidak ingin dituntut secara hukum.
Di saat yang sama, April Munroe sedang berada di Carrollwood dan tidak tahu apa-apa soal penipuan tersebut.
Ia baru mengetahuinya saat mengirim pesan kepada putranya yang berada di rumah sang nenek.