Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjanjian Paris Tanpa AS, Sekjen PBB: Transisi Energi Dunia Tak Terhentikan

Kompas.com - 25/04/2025, 13:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan, tidak ada kelompok atau pemerintahan yang mampu menghentikan transisi energi global.

Pernyataan tersebut disampaikan Guterres saat pertemuan tingkat tinggi dengan puluhan pemimpin dunia pada Kamis (24/4/2025), menjelang KTT Iklim PBB COP30 pada November mendatang.

Para peserta pertemuan tersebut di antaranya adalah Presiden China Xi Jinping, Presiden Perancis Emmanuel Macron, dan Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan.

Baca juga: Studi: Ekspansi Gas Bumi untuk Transisi Energi Sebabkan Dampak Ekonomi hingga Kesehatan

Lalu ada William Ruto dari Kenya, Gabriel Boric dari Chile, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, dan Presiden Dewan Eropa Antonio Costa.

Namun, tidak ada perwakilan dari Amerika Serikat (AS) yang mengikuti pertemuan tersebut. 

"Negeri Paman Sam" sendiri telah ditarik keluar dari Perjanjian Paris oleh Presiden AS Donald Trump usai dia dilantik. 

Selain menarik AS keluar dari Perjanjian Paris, Trump juga membuat berbagai kebijakan yang mendorong ekspansi bahan bakar fosil dan membalikkan berbagai kebijakan iklim di era sebelumnya.

Baca juga: Gas Bumi untuk Transisi Energi Dinilai Jadi Beban Ekonomi di Masa Depan

Guterres menuturkan, energi terbarukan adalah peluang ekonomi abad ini, sebagaimana dilansir AFP.

"Para pembangkang dan kepentingan bahan bakar fosil mungkin mencoba menghalangi. Namun seperti yang kita dengar hari ini, dunia sedang bergerak maju. Maju dengan kecepatan penuh," kata Guterres usai pertemuan yang digelar bersama Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva tersebut.

Dalam pertemuan tersebut, China sebagai salah satu penghasil emisi terbesar di dunia berjanji tak akan menyerah melawan perubahan iklim.

Xi mengatakan, tidak peduli bagaimana situasi internasional berubah, upaya China untuk memerangi perubahan iklim tidak akan melambat.

Baca juga: Peta Jalan Transisi Energi Dinilai Dukung Pensiun Dini PLTU

Dia menambahkan, "Negeri Panda" akan mengumumkan kenijakan iklimnya dalam Nationally Determined Contribution (NDC) sebelum COP30 pada November digelar.

Dia memaparkan, kebijakan tersebut akan mencakup semua emisi gas rumah kaca (GRK), bukan hanya karbon dioksida saja.

Pada konferensi pers Greenpeace yang terpisah pada Rabu, aktris AS sekaligus aktivis iklim Jane Fonda menuduh Trump membuat "tawar-menawar dengan iblis" dengan merangkul bahan bakar fosil.

"Jadi kita tahu di pihak mana dia berada. Dia berada di pihak kematian, dia membunuh kita dan alam yang kita andalkan untuk hidup kita," kata Fonda tentang Trump.

Baca juga: Bahlil Teken Peta Jalan Transisi Energi, PLTU Bisa Pensiun Dini Asalkan...

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Industri Semen Tekan Emisi 21 Persen, Bidik Semen Hijau Nol Karbon 2050
Industri Semen Tekan Emisi 21 Persen, Bidik Semen Hijau Nol Karbon 2050
Swasta
Inquirer ESG Edge Awards 2025: Apresiasi Perusahaan hingga UMKM yang Bawa Dampak Nyata
Inquirer ESG Edge Awards 2025: Apresiasi Perusahaan hingga UMKM yang Bawa Dampak Nyata
Swasta
Tangkap dan Simpan Emisi CO2 di Bawah Tanah? Riset Ungkap Cuma Bisa Dilakukan 200 Tahun
Tangkap dan Simpan Emisi CO2 di Bawah Tanah? Riset Ungkap Cuma Bisa Dilakukan 200 Tahun
LSM/Figur
Serangga Menghilang Cepat, Bahkan di Ekosistem Alami yang Tak Tersentuh
Serangga Menghilang Cepat, Bahkan di Ekosistem Alami yang Tak Tersentuh
Pemerintah
Masa Depan Pedesaan Lebih Terjamin Berkat Hutan dan Kearifan Lokal
Masa Depan Pedesaan Lebih Terjamin Berkat Hutan dan Kearifan Lokal
Pemerintah
Pencemaran Sungai Jakarta, UMKM Diminta Segera Urus NIB dan SPPL
Pencemaran Sungai Jakarta, UMKM Diminta Segera Urus NIB dan SPPL
Pemerintah
Hari Kelebihan Sampah Plastik 2025: Dunia Gagal Kelola Sepertiga Produksi
Hari Kelebihan Sampah Plastik 2025: Dunia Gagal Kelola Sepertiga Produksi
LSM/Figur
Anggaran Naik, KLH Bakal Fokus Atasi Sampah dan Iklim
Anggaran Naik, KLH Bakal Fokus Atasi Sampah dan Iklim
Pemerintah
Sungai Jakarta 'Cemar Berat', Limbah Domestik Sumber Utamanya
Sungai Jakarta "Cemar Berat", Limbah Domestik Sumber Utamanya
LSM/Figur
TNUK Tegaskan, JRSCA Bukan Habitat Buatan bagi Badak Jawa
TNUK Tegaskan, JRSCA Bukan Habitat Buatan bagi Badak Jawa
Pemerintah
Peta Kawasan HCV Dibuat, Atasi Masalah Fragmentasi Habitat Satwa
Peta Kawasan HCV Dibuat, Atasi Masalah Fragmentasi Habitat Satwa
LSM/Figur
KLH Dapat Anggaran Rp 1,3 T untuk Belanja Pegawai hingga Pengelolaan Sampah
KLH Dapat Anggaran Rp 1,3 T untuk Belanja Pegawai hingga Pengelolaan Sampah
Pemerintah
Peneliti: Penghitungan Karbon Secara Mandiri oleh Perusahaan Tak Akurat
Peneliti: Penghitungan Karbon Secara Mandiri oleh Perusahaan Tak Akurat
LSM/Figur
PBB: Karhutla akibat Perubahan Iklim Sumbang Polusi Udara pada 2024
PBB: Karhutla akibat Perubahan Iklim Sumbang Polusi Udara pada 2024
Pemerintah
Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Bakal Dilanda Hujan
Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Bakal Dilanda Hujan
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau