Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peran Vital Hewan, Bantu Hutan Tropis Serap Lebih Banyak Karbon

Kompas.com - 29/07/2025, 15:02 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Penelitian dari Massachusetts Institute of Technology menunjukkan jika keanekaragaman hayati berkurang, kemampuan Bumi untuk melawan perubahan iklim, misalnya dengan menyerap karbon juga akan berkurang.

Dalam sebuah makalah yang diterbitkan di jurnal PNAS, para peneliti menunjukkan korelasi tingkat keberagaman keanekaragaman hayati dengan peran hewan penyebar benih.

Peneliti menemukan hutan tropis yang tumbuh kembali setelah ditebang akan lebih efektif menyerap karbon jika memiliki banyak hewan penyebar benih.

Hutan dengan hewan penyebar benih yang melimpah bahkan bisa menyerap karbon empat kali lebih banyak.

Karena hutan tropis saat ini merupakan penyerap karbon berbasis darat terbesar di Bumi, temuan ini meningkatkan pemahaman kita tentang alat ampuh untuk melawan perubahan iklim.

"Hasil ini menggarisbawahi pentingnya hewan penyebar benih dalam menjaga hutan tropis yang sehat dan kaya karbon," kata Evan Fricke, seorang ilmuwan peneliti di Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan MIT dan penulis utama studi baru ini.

Baca juga: Menteri LH: Pembakaran Hutan adalah Kejahatan Lingkungan Berat

Studi telah menunjukkan bahwa dengan mencerna biji dan membuang kotoran di tempat lain yang berbeda, hewan dapat membantu perkecambahan, pertumbuhan, dan kelangsungan hidup tanaman dalam jangka panjang.

Tanpa penyebaran biji oleh hewan, pohon memiliki tingkat kelangsungan hidup yang lebih rendah dan lebih sulit untuk mengimbangi perubahan lingkungan.

"Kami sekarang lebih memikirkan peran yang mungkin dimainkan hewan dalam memengaruhi iklim melalui penyebaran biji," kata Fricke.

"Kita tahu bahwa di hutan tropis, di mana lebih dari tiga perempat pepohonan bergantung pada hewan untuk penyebaran biji, penurunan penyebaran biji tidak hanya dapat memengaruhi keanekaragaman hayati hutan, tetapi juga berisiko melemahkan kekuatan mitigasi iklim hutan tropis," katanya lagi dikutip dari Phys, Senin (28/7/2025).

Penelitian ini mengumpulkan banyak data dari berbagai sumber, termasuk informasi tentang keanekaragaman hayati hewan, cara mereka bergerak, dan bagaimana mereka menyebarkan benih dari ribuan spesies.

Data ini kemudian digabungkan dengan informasi tentang seberapa banyak karbon yang tersimpan di ribuan lokasi hutan tropis.

Para peneliti mengatakan bahwa hasil ini adalah bukti paling jelas sejauh ini bahwa hewan penyebar benih memainkan peran penting dalam kemampuan hutan untuk menyerap karbon.

Temuan ini menggarisbawahi perlunya mengatasi kehilangan keanekaragaman hayati dan perubahan iklim sebagai bagian yang saling terhubung dari ekosistem yang rapuh, bukan sebagai masalah terpisah yang berdiri sendiri.

"Sudah jelas bahwa perubahan iklim mengancam keanekaragaman hayati, dan sekarang studi ini menunjukkan bagaimana hilangnya keanekaragaman hayati dapat memperburuk perubahan iklim. Memahami hubungan dua arah ini membantu kita memahami hubungan antara tantangan-tantangan ini, dan bagaimana kita dapat mengatasinya," kata Fricke.

Baca juga: Kemenhut Sebut 8.594 Hutan dan Lahan Kebakaran, Mayoritas Disebabkan Manusia

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Industri Semen Tekan Emisi 21 Persen, Bidik Semen Hijau Nol Karbon 2050
Industri Semen Tekan Emisi 21 Persen, Bidik Semen Hijau Nol Karbon 2050
Swasta
Inquirer ESG Edge Awards 2025: Apresiasi Perusahaan hingga UMKM yang Bawa Dampak Nyata
Inquirer ESG Edge Awards 2025: Apresiasi Perusahaan hingga UMKM yang Bawa Dampak Nyata
Swasta
Tangkap dan Simpan Emisi CO2 di Bawah Tanah? Riset Ungkap Cuma Bisa Dilakukan 200 Tahun
Tangkap dan Simpan Emisi CO2 di Bawah Tanah? Riset Ungkap Cuma Bisa Dilakukan 200 Tahun
LSM/Figur
Serangga Menghilang Cepat, Bahkan di Ekosistem Alami yang Tak Tersentuh
Serangga Menghilang Cepat, Bahkan di Ekosistem Alami yang Tak Tersentuh
Pemerintah
Masa Depan Pedesaan Lebih Terjamin Berkat Hutan dan Kearifan Lokal
Masa Depan Pedesaan Lebih Terjamin Berkat Hutan dan Kearifan Lokal
Pemerintah
Pencemaran Sungai Jakarta, UMKM Diminta Segera Urus NIB dan SPPL
Pencemaran Sungai Jakarta, UMKM Diminta Segera Urus NIB dan SPPL
Pemerintah
Hari Kelebihan Sampah Plastik 2025: Dunia Gagal Kelola Sepertiga Produksi
Hari Kelebihan Sampah Plastik 2025: Dunia Gagal Kelola Sepertiga Produksi
LSM/Figur
Anggaran Naik, KLH Bakal Fokus Atasi Sampah dan Iklim
Anggaran Naik, KLH Bakal Fokus Atasi Sampah dan Iklim
Pemerintah
Sungai Jakarta 'Cemar Berat', Limbah Domestik Sumber Utamanya
Sungai Jakarta "Cemar Berat", Limbah Domestik Sumber Utamanya
LSM/Figur
TNUK Tegaskan, JRSCA Bukan Habitat Buatan bagi Badak Jawa
TNUK Tegaskan, JRSCA Bukan Habitat Buatan bagi Badak Jawa
Pemerintah
Peta Kawasan HCV Dibuat, Atasi Masalah Fragmentasi Habitat Satwa
Peta Kawasan HCV Dibuat, Atasi Masalah Fragmentasi Habitat Satwa
LSM/Figur
KLH Dapat Anggaran Rp 1,3 T untuk Belanja Pegawai hingga Pengelolaan Sampah
KLH Dapat Anggaran Rp 1,3 T untuk Belanja Pegawai hingga Pengelolaan Sampah
Pemerintah
Peneliti: Penghitungan Karbon Secara Mandiri oleh Perusahaan Tak Akurat
Peneliti: Penghitungan Karbon Secara Mandiri oleh Perusahaan Tak Akurat
LSM/Figur
PBB: Karhutla akibat Perubahan Iklim Sumbang Polusi Udara pada 2024
PBB: Karhutla akibat Perubahan Iklim Sumbang Polusi Udara pada 2024
Pemerintah
Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Bakal Dilanda Hujan
Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Bakal Dilanda Hujan
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau