Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBTi: Target Emisi Industri Meroket, China Pimpin dengan 228 Persen

Kompas.com - 16/08/2025, 17:03 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perusahaan-perusahaan yang mewakili lebih dari 40 persen kapitalisasi pasar global kini telah menetapkan target pengurangan emisi yang diverifikasi oleh Science Based Targets initiative (SBTi).

Jumlah perusahaan yang menetapkan dan mempertahankan target jauh lebih banyak daripada yang meninggalkannya.

Alat pelacak tren baru milik SBTi mengungkapkan bahwa jumlah perusahaan yang menetapkan target jangka pendek yang telah diverifikasi, umumnya untuk tahun 2030, pada kuartal kedua (Q2) 2025 naik 97 persen dibandingkan dengan kuartal keempat (Q4) 2023.

Sementara itu, dalam kurun waktu 18 bulan yang sama, jumlah perusahaan yang menetapkan target jangka panjang net-zero melonjak hingga 227 persen.

Penetapan target ini tersebar luas di berbagai industri global, termasuk manufaktur, logistik, tekstil, dan industri berat.

Baca juga: Survei Deloitte: Hanya 38 Persen Karyawan Percaya Perusahaan Peduli Isu Lingkungan

Selain itu, SBTi tidak mencatat perubahan signifikan pada pangsa kapitalisasi pasar global yang berada di bawah target berbasis ilmiah.

Angkanya naik dari 39 persen pada kuartal keempat 2023 menjadi hampir 41 persen pada kuartal yang sama di tahun 2024. Inisiatif ini menyebutnya sebagai "cerminan dari keterlibatan korporat yang konsisten."

“Dengan memasukkan aksi iklim ke dalam strategi komersial, perusahaan dapat mempertahankan daya saingnya di masa kini dan mendatang, serta bisa memanfaatkan berbagai peluang yang ada dalam ekonomi rendah karbon,” kata David Kennedy, CEO SBTi seperti dikutip dari Edie, Jumat (15/8/2025).

Lebih lanjut perusahaan-perusahaan di Asia telah memimpin dunia dalam hal adopsi target-target baru sejak akhir tahun 2023.

China, Thailand, Jepang, Taiwan, Hong Kong, dan Korea menempati enam dari 20 pasar dengan pertumbuhan jumlah perusahaan yang telah menetapkan target dekarbonisasi yang divalidasi SBTi tercepat selama periode 18 bulan yang dinilai.

Secara keseluruhan, China menunjukkan pertumbuhan proporsional terkuat secara global, mencatat kenaikan sebesar 228 persen.

Angka ini membuat jumlah perusahaan dengan target yang divalidasi meningkat dari 137 menjadi 450.

Baca juga: Transisi Hijau Perusahaan, Pemahaman Karyawan Paling Fundamental

Saat ini, SBTi sedang dalam proses memperbarui Standar Net Zero mereka.

Standar ini pertama kali diluncurkan pada Oktober 2021, menjelang KTT Iklim COP26 di Glasgow.

Aturan yang berlaku saat ini mewajibkan perusahaan untuk menargetkan pengurangan emisi absolut sebesar 90 persen di seluruh cakupan (scopes) pada tahun 2050 atau lebih cepat.

SBTi juga berencana memisahkan perusahaan ke dalam dua kategori berdasarkan ukuran dan wilayah geografis tempat mereka beroperasi.

Perusahaan kecil dan menengah di negara-negara berpenghasilan rendah akan memiliki lebih banyak fleksibilitas dalam merancang target dibandingkan dengan perusahaan sangat besar di negara-negara berpenghasilan tinggi.

Draf tersebut juga menyatakan bahwa perusahaan akan memiliki lebih banyak fleksibilitas dalam cara mereka menetapkan target Scope 3 jangka panjang.

Putaran kedua konsultasi publik mengenai draf ini diperkirakan akan segera dilakukan, sebelum standar final yang telah diperbarui dirilis pada awal tahun 2026.

Baca juga: Janji Besar, Komitmen Industri Mode pada Keberlanjutan Masih Kecil

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Industri Semen Tekan Emisi 21 Persen, Bidik Semen Hijau Nol Karbon 2050
Industri Semen Tekan Emisi 21 Persen, Bidik Semen Hijau Nol Karbon 2050
Swasta
Inquirer ESG Edge Awards 2025: Apresiasi Perusahaan hingga UMKM yang Bawa Dampak Nyata
Inquirer ESG Edge Awards 2025: Apresiasi Perusahaan hingga UMKM yang Bawa Dampak Nyata
Swasta
Tangkap dan Simpan Emisi CO2 di Bawah Tanah? Riset Ungkap Cuma Bisa Dilakukan 200 Tahun
Tangkap dan Simpan Emisi CO2 di Bawah Tanah? Riset Ungkap Cuma Bisa Dilakukan 200 Tahun
LSM/Figur
Serangga Menghilang Cepat, Bahkan di Ekosistem Alami yang Tak Tersentuh
Serangga Menghilang Cepat, Bahkan di Ekosistem Alami yang Tak Tersentuh
Pemerintah
Masa Depan Pedesaan Lebih Terjamin Berkat Hutan dan Kearifan Lokal
Masa Depan Pedesaan Lebih Terjamin Berkat Hutan dan Kearifan Lokal
Pemerintah
Pencemaran Sungai Jakarta, UMKM Diminta Segera Urus NIB dan SPPL
Pencemaran Sungai Jakarta, UMKM Diminta Segera Urus NIB dan SPPL
Pemerintah
Hari Kelebihan Sampah Plastik 2025: Dunia Gagal Kelola Sepertiga Produksi
Hari Kelebihan Sampah Plastik 2025: Dunia Gagal Kelola Sepertiga Produksi
LSM/Figur
Anggaran Naik, KLH Bakal Fokus Atasi Sampah dan Iklim
Anggaran Naik, KLH Bakal Fokus Atasi Sampah dan Iklim
Pemerintah
Sungai Jakarta 'Cemar Berat', Limbah Domestik Sumber Utamanya
Sungai Jakarta "Cemar Berat", Limbah Domestik Sumber Utamanya
LSM/Figur
TNUK Tegaskan, JRSCA Bukan Habitat Buatan bagi Badak Jawa
TNUK Tegaskan, JRSCA Bukan Habitat Buatan bagi Badak Jawa
Pemerintah
Peta Kawasan HCV Dibuat, Atasi Masalah Fragmentasi Habitat Satwa
Peta Kawasan HCV Dibuat, Atasi Masalah Fragmentasi Habitat Satwa
LSM/Figur
KLH Dapat Anggaran Rp 1,3 T untuk Belanja Pegawai hingga Pengelolaan Sampah
KLH Dapat Anggaran Rp 1,3 T untuk Belanja Pegawai hingga Pengelolaan Sampah
Pemerintah
Peneliti: Penghitungan Karbon Secara Mandiri oleh Perusahaan Tak Akurat
Peneliti: Penghitungan Karbon Secara Mandiri oleh Perusahaan Tak Akurat
LSM/Figur
PBB: Karhutla akibat Perubahan Iklim Sumbang Polusi Udara pada 2024
PBB: Karhutla akibat Perubahan Iklim Sumbang Polusi Udara pada 2024
Pemerintah
Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Bakal Dilanda Hujan
Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Bakal Dilanda Hujan
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau