KOMPAS.com - Perusahaan-perusahaan yang mewakili lebih dari 40 persen kapitalisasi pasar global kini telah menetapkan target pengurangan emisi yang diverifikasi oleh Science Based Targets initiative (SBTi).
Jumlah perusahaan yang menetapkan dan mempertahankan target jauh lebih banyak daripada yang meninggalkannya.
Alat pelacak tren baru milik SBTi mengungkapkan bahwa jumlah perusahaan yang menetapkan target jangka pendek yang telah diverifikasi, umumnya untuk tahun 2030, pada kuartal kedua (Q2) 2025 naik 97 persen dibandingkan dengan kuartal keempat (Q4) 2023.
Sementara itu, dalam kurun waktu 18 bulan yang sama, jumlah perusahaan yang menetapkan target jangka panjang net-zero melonjak hingga 227 persen.
Penetapan target ini tersebar luas di berbagai industri global, termasuk manufaktur, logistik, tekstil, dan industri berat.
Baca juga: Survei Deloitte: Hanya 38 Persen Karyawan Percaya Perusahaan Peduli Isu Lingkungan
Selain itu, SBTi tidak mencatat perubahan signifikan pada pangsa kapitalisasi pasar global yang berada di bawah target berbasis ilmiah.
Angkanya naik dari 39 persen pada kuartal keempat 2023 menjadi hampir 41 persen pada kuartal yang sama di tahun 2024. Inisiatif ini menyebutnya sebagai "cerminan dari keterlibatan korporat yang konsisten."
“Dengan memasukkan aksi iklim ke dalam strategi komersial, perusahaan dapat mempertahankan daya saingnya di masa kini dan mendatang, serta bisa memanfaatkan berbagai peluang yang ada dalam ekonomi rendah karbon,” kata David Kennedy, CEO SBTi seperti dikutip dari Edie, Jumat (15/8/2025).
Lebih lanjut perusahaan-perusahaan di Asia telah memimpin dunia dalam hal adopsi target-target baru sejak akhir tahun 2023.
China, Thailand, Jepang, Taiwan, Hong Kong, dan Korea menempati enam dari 20 pasar dengan pertumbuhan jumlah perusahaan yang telah menetapkan target dekarbonisasi yang divalidasi SBTi tercepat selama periode 18 bulan yang dinilai.
Secara keseluruhan, China menunjukkan pertumbuhan proporsional terkuat secara global, mencatat kenaikan sebesar 228 persen.
Angka ini membuat jumlah perusahaan dengan target yang divalidasi meningkat dari 137 menjadi 450.
Baca juga: Transisi Hijau Perusahaan, Pemahaman Karyawan Paling Fundamental
Saat ini, SBTi sedang dalam proses memperbarui Standar Net Zero mereka.
Standar ini pertama kali diluncurkan pada Oktober 2021, menjelang KTT Iklim COP26 di Glasgow.
Aturan yang berlaku saat ini mewajibkan perusahaan untuk menargetkan pengurangan emisi absolut sebesar 90 persen di seluruh cakupan (scopes) pada tahun 2050 atau lebih cepat.
SBTi juga berencana memisahkan perusahaan ke dalam dua kategori berdasarkan ukuran dan wilayah geografis tempat mereka beroperasi.
Perusahaan kecil dan menengah di negara-negara berpenghasilan rendah akan memiliki lebih banyak fleksibilitas dalam merancang target dibandingkan dengan perusahaan sangat besar di negara-negara berpenghasilan tinggi.
Draf tersebut juga menyatakan bahwa perusahaan akan memiliki lebih banyak fleksibilitas dalam cara mereka menetapkan target Scope 3 jangka panjang.
Putaran kedua konsultasi publik mengenai draf ini diperkirakan akan segera dilakukan, sebelum standar final yang telah diperbarui dirilis pada awal tahun 2026.
Baca juga: Janji Besar, Komitmen Industri Mode pada Keberlanjutan Masih Kecil
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya