Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stok Ikan di Laut Jawa Turun Drastis, Pencemaran Plastik Salah Satu Penyebabnya

Kompas.com - 22/08/2025, 16:08 WIB
Manda Firmansyah,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Stok ikan di Laut Jawa mengalami penurunan drastis karena degradasi lingkungan yang semakin parah. Penurunan populasi ikan di Laut Jawa berkorelasi dengan kondisi habitat yang rusak.

Hasil riset tim peneliti Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL) IPB University mengungkapkan, terumbu karang dengan tutupan kurang dari 25 persen (kategori buruk) memiliki kepadatan ikan jauh lebih rendah dibandingkan dengan terumbu karang sehat yang tutupannya di atas 50 persen.

Di sisi lain, daya dukung ekosistem mangrove juga menurun. Ini terjadi seiring dengan makin rendahnya tutupan bakau.

Baca juga: Dukung Dekarbonisasi, Astra Property Tanam 500 Mangrove di Pulau Pramuka

Temuan ini selaras dengan keterangan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang menyebutkan kerusakan terumbu karang, hilangnya mangrove, dan sampah laut sebagai penyebab utama penurunan ikan tangkap di Laut Jawa.

Kepala PKSPL sekaligus pakar kelautan IPB University, Yonvitner mengaku prihatin atas kondisi ekosistem Laut Jawa.

"Ekosistem dan habitat Laut Jawa tergolong area yang mengalami tekanan tinggi," ujar Yonvitner, dilansir dari laman resmi IPB University, Jumat (22/8/2025).

Menurut dia, terdapat sejumlah faktor utama penyebab kerusakan habitat di Laut Jawa. Di antaranya, penurunan tanah (subsidence) di pesisir, pencemaran plastik dan kekeruhan perairan, tekanan dari kegiatan perikanan yang tergolong tinggi, serta buruknya kualitas air, terutama di Teluk Jakarta.

Untuk itu, diperlukan langkah strategis yang berkelanjutan untuk mengatasi permasalahan kerusakan habitat di Laut Jawa ini.

Langkah yang perlu dilakukan meliputi memperbaiki ekosistem, menyiapkan tata kelola pesisir yang baik dan tepat, serta mengurangi masukan sumber pencemar, baik yang terlarut di perairan maupun yang padat seperti plastik.

Baca juga: Giant Sea Wall 700 Km Vs Perlindungan Mangrove

Ia mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama memulihkan kesehatan dan produktivitas Laut Jawa yang krusial bagi keberlanjutan nelayan dan ekosistem nasional

Kata dia, IPB University melalui PKSPL telah berpartisipasi dalam rehabilitasi lingkungan pesisir sejak 2013.

PKSPL mendorong langkah rehabilitasi lamun, dan beberapa kali melakukan transplantasi terumbu karang di Pulau Seribu.

Selain itu, PKSPL juga menanam mangrove di Karawang pada 2016–2019 serta melakukan kajian kerentanan pesisir di Pekalongan dan penguatan kebijakan pengelolaan pesisir di Jawa Tengah selama tiga tahun terakhir.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Industri Semen Tekan Emisi 21 Persen, Bidik Semen Hijau Nol Karbon 2050
Industri Semen Tekan Emisi 21 Persen, Bidik Semen Hijau Nol Karbon 2050
Swasta
Inquirer ESG Edge Awards 2025: Apresiasi Perusahaan hingga UMKM yang Bawa Dampak Nyata
Inquirer ESG Edge Awards 2025: Apresiasi Perusahaan hingga UMKM yang Bawa Dampak Nyata
Swasta
Tangkap dan Simpan Emisi CO2 di Bawah Tanah? Riset Ungkap Cuma Bisa Dilakukan 200 Tahun
Tangkap dan Simpan Emisi CO2 di Bawah Tanah? Riset Ungkap Cuma Bisa Dilakukan 200 Tahun
LSM/Figur
Serangga Menghilang Cepat, Bahkan di Ekosistem Alami yang Tak Tersentuh
Serangga Menghilang Cepat, Bahkan di Ekosistem Alami yang Tak Tersentuh
Pemerintah
Masa Depan Pedesaan Lebih Terjamin Berkat Hutan dan Kearifan Lokal
Masa Depan Pedesaan Lebih Terjamin Berkat Hutan dan Kearifan Lokal
Pemerintah
Pencemaran Sungai Jakarta, UMKM Diminta Segera Urus NIB dan SPPL
Pencemaran Sungai Jakarta, UMKM Diminta Segera Urus NIB dan SPPL
Pemerintah
Hari Kelebihan Sampah Plastik 2025: Dunia Gagal Kelola Sepertiga Produksi
Hari Kelebihan Sampah Plastik 2025: Dunia Gagal Kelola Sepertiga Produksi
LSM/Figur
Anggaran Naik, KLH Bakal Fokus Atasi Sampah dan Iklim
Anggaran Naik, KLH Bakal Fokus Atasi Sampah dan Iklim
Pemerintah
Sungai Jakarta 'Cemar Berat', Limbah Domestik Sumber Utamanya
Sungai Jakarta "Cemar Berat", Limbah Domestik Sumber Utamanya
LSM/Figur
TNUK Tegaskan, JRSCA Bukan Habitat Buatan bagi Badak Jawa
TNUK Tegaskan, JRSCA Bukan Habitat Buatan bagi Badak Jawa
Pemerintah
Peta Kawasan HCV Dibuat, Atasi Masalah Fragmentasi Habitat Satwa
Peta Kawasan HCV Dibuat, Atasi Masalah Fragmentasi Habitat Satwa
LSM/Figur
KLH Dapat Anggaran Rp 1,3 T untuk Belanja Pegawai hingga Pengelolaan Sampah
KLH Dapat Anggaran Rp 1,3 T untuk Belanja Pegawai hingga Pengelolaan Sampah
Pemerintah
Peneliti: Penghitungan Karbon Secara Mandiri oleh Perusahaan Tak Akurat
Peneliti: Penghitungan Karbon Secara Mandiri oleh Perusahaan Tak Akurat
LSM/Figur
PBB: Karhutla akibat Perubahan Iklim Sumbang Polusi Udara pada 2024
PBB: Karhutla akibat Perubahan Iklim Sumbang Polusi Udara pada 2024
Pemerintah
Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Bakal Dilanda Hujan
Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Bakal Dilanda Hujan
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau