JAKARTA, KOMPAS.com - Stok ikan di Laut Jawa mengalami penurunan drastis karena degradasi lingkungan yang semakin parah. Penurunan populasi ikan di Laut Jawa berkorelasi dengan kondisi habitat yang rusak.
Hasil riset tim peneliti Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL) IPB University mengungkapkan, terumbu karang dengan tutupan kurang dari 25 persen (kategori buruk) memiliki kepadatan ikan jauh lebih rendah dibandingkan dengan terumbu karang sehat yang tutupannya di atas 50 persen.
Di sisi lain, daya dukung ekosistem mangrove juga menurun. Ini terjadi seiring dengan makin rendahnya tutupan bakau.
Baca juga: Dukung Dekarbonisasi, Astra Property Tanam 500 Mangrove di Pulau Pramuka
Temuan ini selaras dengan keterangan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang menyebutkan kerusakan terumbu karang, hilangnya mangrove, dan sampah laut sebagai penyebab utama penurunan ikan tangkap di Laut Jawa.
Kepala PKSPL sekaligus pakar kelautan IPB University, Yonvitner mengaku prihatin atas kondisi ekosistem Laut Jawa.
"Ekosistem dan habitat Laut Jawa tergolong area yang mengalami tekanan tinggi," ujar Yonvitner, dilansir dari laman resmi IPB University, Jumat (22/8/2025).
Menurut dia, terdapat sejumlah faktor utama penyebab kerusakan habitat di Laut Jawa. Di antaranya, penurunan tanah (subsidence) di pesisir, pencemaran plastik dan kekeruhan perairan, tekanan dari kegiatan perikanan yang tergolong tinggi, serta buruknya kualitas air, terutama di Teluk Jakarta.
Untuk itu, diperlukan langkah strategis yang berkelanjutan untuk mengatasi permasalahan kerusakan habitat di Laut Jawa ini.
Langkah yang perlu dilakukan meliputi memperbaiki ekosistem, menyiapkan tata kelola pesisir yang baik dan tepat, serta mengurangi masukan sumber pencemar, baik yang terlarut di perairan maupun yang padat seperti plastik.
Baca juga: Giant Sea Wall 700 Km Vs Perlindungan Mangrove
Ia mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama memulihkan kesehatan dan produktivitas Laut Jawa yang krusial bagi keberlanjutan nelayan dan ekosistem nasional
Kata dia, IPB University melalui PKSPL telah berpartisipasi dalam rehabilitasi lingkungan pesisir sejak 2013.
PKSPL mendorong langkah rehabilitasi lamun, dan beberapa kali melakukan transplantasi terumbu karang di Pulau Seribu.
Selain itu, PKSPL juga menanam mangrove di Karawang pada 2016–2019 serta melakukan kajian kerentanan pesisir di Pekalongan dan penguatan kebijakan pengelolaan pesisir di Jawa Tengah selama tiga tahun terakhir.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya