JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga pembiayaan keuangan swasta, PT Amartha Mikro Fintech, menjadi satu dari 16 pemenang Lestari Awards 2025 pada kategori Sustainable Products and Services. President Director PT Amartha Mikro Fintek, Aria Widyanto, mengatakan pihaknya mendaftarkan aplikasi keuangan digital AmarthaFin, untuk UMKM di daerah pelosok Indonesia.
"AmarthaFin adalah platform digital yang didesain bersama-sama dengan masyarakat pedesaan, dan perempuan agar mereka lebih bisa mengadopsi layanan keuangan digital secara lebih berkelanjutan," ungkap Aria ditemui usai Lestari Summit & Awards 2025 di Jakarta Selatan, Kamis (2/10/2025).
Tujuannya, membantu masyarakat terutama perempuan dan pengusaha mikto bisa lebih sejahtera sekaligus mengurangi kesenjangan antara kehidupan di desa dengan kota. Dengan begitu, mereka tak hanya mahir di dunia finansial tetapi juga mendapatkan lebih banyak kesempatan memanfaatkan potensi dunia digital.
Baca juga: Surabaya hingga Jakarta Paparkan Strategi Kota Berkelanjutan di Lestari Summit 2025
"Misalnya untuk mengembangkan pasar yang lebih luas, untuk mendapatkan ilmu atau informasi yang lebih luas oleh platform digital termasuk juga bagaimana mereka menggunakan platform digital ini untuk meningkatkan produktivitas," jelas Aria.
Ia mencatat saat ini AmarthaFin telah menjangkau lebih dari 3,3 juta pengusaha mikro, yang mayoritas berada di luar Pulau Jawa dan tersebar di desa-desa terpencil. Sebagian besar merupakan usaha rumahan seperti pedagang kecil, petani, pelaku industri rumahan, hingga penyedia jasa.
Terlebih, UMKM merupakan tulang punggung perekonomian nasional, menyumbang sekitar 60 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) dan menyediakan lebih dari 90 persen lapangan kerja.
"Inilah yang kami dukung melalui permodalan dan juga melalui produk-produk layanan keuangan digital. Jadi kami punya e-wallet, e-money, sehingga mereka tidak perlu berterasasi tunai yang biayanya tinggi," papar dia.
Aria menyebut, meski Amartha sudah berdiri sejak 2010, peluncuran AmarthaFin secara masif baru dilakukan tahun ini. Langkah ini diharapkan mampu mendorong transformasi masyarakat pedesaan menuju ekosistem digital yang lebih inklusif.
"Harapan kedepannya kesenjangan berkurang antara pelosok desa dan perkotaan, dan kesehatan bisa lebih merata. Kemudian perempuan di desa lebih berdaya," ucap dia.
Baca juga: OJK Ungkap Urgensi Keuangan Berkelanjutan untuk Hadapi Krisis Iklim
Dengan tema Thriving Together and Cultivating Resilience for Sustainable Future, Lestari Summit 2025 menghadirkan beragam inovasi untuk mendukung keberlanjutan.
Pada tahun ini, terdapat 14 kategori yang dikompetisikan dengan fokus pada dampak positif keberlanjutan, termasuk kategori UMKM dan Social Entrepreneurship, serta kategori baru untuk Transformasi dan Produk Berkelanjutan.
Juri terdiri dari panel independen lintas disiplin yang meliputi akademisi, pakar industri, serta profesional keberlanjutan yang akan menilai inovasi dan dampak nyata. Kategori-kategori ini dibagi lagi ke dalam dua kelompok utama, yaitu Large Corporate dan SME (Usaha Kecil dan Menengah). Dari berbagai inisiatif yang masuk final, akhirnya juri memilih para pemenang yang mewakili masing-masing kategori.
Baca juga: Adaptasi Keberlanjutan, Lebih dari 1000 BPR di Indonesia akan Gunakan Platform ESG
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya