Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertamina Dorong Kolaborasi Nasional Menuju Langit Rendah Emisi

Kompas.com - 17/10/2025, 11:04 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Pertamina Patra Niaga, Subholding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero), menyelenggarakan Pertamina Sustainable Aviation Fuel (SAF) Forum 2025 bertema “From Used Cooking Oil to Indonesia’s Sky: Driving the Circular Economy for a Clean Energy Transition” pada Kamis (16/10/2025) di Jakarta.

Forum ini menjadi ajang kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, pelaku industri energi, maskapai penerbangan, produsen pesawat, serta lembaga sertifikasi nasional dan internasional untuk mempercepat pengembangan dan implementasi Sustainable Aviation Fuel (SAF) di Indonesia.

Kegiatan ini terselenggara dengan dukungan Indonesia National Air Carriers Association (INACA) dan Board of Airline Representatives-Indonesia (BARINDO).

Baca juga: Pertamina SAF Mengudara, Siap Jadi Bahan Bakar Bersih Dunia Penerbangan

Direktur Bioenergi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Edi Wibowo, dalam sambutannya menyampaikan bahwa pengembangan SAF merupakan langkah nyata dalam roadmap transisi energi nasional menuju Net Zero Emission 2060.

"Saat ini juga sedang disusun regulasi penahapan implementasi SAF, yang diusulkan dapat dimulai tahun 2026 dengan tahap awal implementasi sebesar 1 persen mengacu pada mekanisme mass balance melalui sertifikasi rantai suplai (skema CORSIA) untuk penerbangan internasional dari Jakarta (CGK) dan Denpasar (DPS)," ujar Edi dalam keterangan resminya.

Ia menambahkan, pemerintah telah menyiapkan peta jalan yang nantinya secara bertahap meningkat hingga 5 persen pada 2035.

“Inisiatif seperti Pertamina SAF Forum 2025 menjadi momentum penting untuk menyatukan langkah seluruh pihak dalam membangun rantai pasok SAF yang terintegrasi di Indonesia. Keberhasilan implementasi ini tentu membutuhkan dukungan kuat dari seluruh pemangku kepentingan baik pemerintah, sektor swasta, industri energi, maupun maskapai,” jelasnya.

Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo Putra, menegaskan komitmen perusahaan sebagai penggerak utama dalam rantai pasok SAF nasional, mulai dari pengumpulan bahan baku, penyimpanan, hingga penyediaan bahan bakar bagi maskapai penerbangan.

“Pertamina SAF bukan hanya tentang penyediaan bahan bakar aviasi ramah lingkungan. Lebih dari itu, ini adalah national movement. Di mana rantai pasok dan penyediaan SAF mampu menggerakkan ekonomi sirkular masyarakat," ujar Masr Ega.

"Indonesia memiliki keunggulan sebagai salah satu penghasil minyak jelantah terbesar, dan SAF menjadi solusi untuk mengubah limbah sehari-hari menjadi energi berkelanjutan yang bernilai ekonomi sekaligus mendukung masa depan yang lebih hijau,” lanjut dia.

Pertamina Patra Niaga telah menempuh perjalanan panjang dalam pengembangan SAF. Pada 2024, perusahaan meraih sertifikasi ISCC CORSIA dan ISCC EU untuk Aviation Fuel Terminal di Bandara Soekarno-Hatta dan Ngurah Rai, menandai kepatuhan terhadap standar keberlanjutan global serta menjadi pelopor di Asia Tenggara.

Pada 2025, Pertamina Patra Niaga juga sukses memasok SAF berbasis minyak jelantah produksi dalam negeri dari PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) untuk Pelita Air di Bandara Soekarno-Hatta, serta memperluas sertifikasi ISCC CORSIA dan ISCC EU ke Aviation Fuel Terminal di Bandara Halim Perdanakusuma.

Baca juga: Pertamina Bakal Ekspansi dan Replikasi Proyek Bahan Bakar Pesawat dari Jelantah

Ketua Umum INACA, Denon Prawiraatmadja, menyampaikan bahwa kolaborasi antara pelaku industri penerbangan dan Pertamina merupakan langkah strategis menuju penerbangan rendah emisi.

“Inisiatif ini sejalan dengan dorongan International Civil Aviation Organization (ICAO) melalui CORSIA (Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation) agar Indonesia bertransformasi dari penggunaan bahan bakar fosil menuju bahan bakar penerbangan berkelanjutan secara voluntary pada tahun 2026 dan mandatory mulai tahun 2027,” ungkap Denon.

Lebih lanjut, Denon mengajak seluruh pihak di ekosistem penerbangan untuk bekerja sama mewujudkan transformasi industri berbasis karbon menuju industri berkelanjutan, sehingga Indonesia dapat memperkuat posisinya sebagai pemain kunci dalam mendukung pencapaian Net Zero Emission 2060.

Pengembangan dan implementasi Pertamina SAF menjadi wujud nyata komitmen Pertamina Group dalam membangun bisnis rendah karbon sekaligus mendukung pencapaian target Indonesia Net Zero Emission 2060.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Menyelamatkan Lahan Kritis Indonesia dari Desa: Pelajaran Ekologi dari Perlang
Menyelamatkan Lahan Kritis Indonesia dari Desa: Pelajaran Ekologi dari Perlang
Pemerintah
PLTN Pulau Gelasa dan Ujian Tata Kelola Risiko
PLTN Pulau Gelasa dan Ujian Tata Kelola Risiko
Pemerintah
Gunung Ditutup karena Sampah: Cermin Buram Wisata Alam Kita
Gunung Ditutup karena Sampah: Cermin Buram Wisata Alam Kita
Pemerintah
Menebus Keadilan Arjuno Welirang
Menebus Keadilan Arjuno Welirang
Pemerintah
Fortifikasi Pangan, Strategi Efektif Wujudkan SDM Unggul dan Ketahanan Gizi Nasional
Fortifikasi Pangan, Strategi Efektif Wujudkan SDM Unggul dan Ketahanan Gizi Nasional
BrandzView
FAO Masukkan Salak Bali Dalam Daftar Warisan Pertanian Baru
FAO Masukkan Salak Bali Dalam Daftar Warisan Pertanian Baru
Pemerintah
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Harus Waspada
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Harus Waspada
Pemerintah
PSN Tebu untuk Etanol di Merauke Dinilai Tak Jawab Transisi Energi Bersih
PSN Tebu untuk Etanol di Merauke Dinilai Tak Jawab Transisi Energi Bersih
LSM/Figur
GBC Indonesia Dorong Prinsip Bangunan Hijau Jadi Solusi Iklim Lewat 'Greenship Award 2025'
GBC Indonesia Dorong Prinsip Bangunan Hijau Jadi Solusi Iklim Lewat "Greenship Award 2025"
Swasta
Agroforestri Intensif Berpotensi Masuk Pasar Karbon, tapi Terkendala Dana
Agroforestri Intensif Berpotensi Masuk Pasar Karbon, tapi Terkendala Dana
LSM/Figur
IAEA: Dekarbonisasi dengan Manfaatkan Nuklir Tak Boleh Abaikan Keamanan dan Keselamatan
IAEA: Dekarbonisasi dengan Manfaatkan Nuklir Tak Boleh Abaikan Keamanan dan Keselamatan
Pemerintah
Kemenag Dorong Mahasiswa Bergerak Nyata untuk Selamatkan Bumi
Kemenag Dorong Mahasiswa Bergerak Nyata untuk Selamatkan Bumi
Pemerintah
Dari Uang hingga Simulasi Keuangan, Ini Cerita Anak Disabilitas Belajar Mandiri lewat FIESTA
Dari Uang hingga Simulasi Keuangan, Ini Cerita Anak Disabilitas Belajar Mandiri lewat FIESTA
BrandzView
Krisis Kebakaran Hutan, Tutupan Pohon Global Hilang 370 Persen
Krisis Kebakaran Hutan, Tutupan Pohon Global Hilang 370 Persen
LSM/Figur
Jepang Masuk Persaingan Global Daur Ulang Baterai Litium
Jepang Masuk Persaingan Global Daur Ulang Baterai Litium
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau