Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aktivis Desak Jepang dan Korsel Setop Impor Pelet Kayu dari RI karena Picu Deforestasi

Kompas.com - 20/10/2025, 20:48 WIB
Zintan Prihatini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Forest Watch Indonesia (FWI) mendesak pemerintah Jepang dan Korea Selatan menghentikan impor pelet kayu atau wood pellet dari Indonesia karena mempercepat kerusakan hutan.

Desakan ini disampaikan dalam aksi damai di depan kantor Kedutaan Besar Jepang dan Korea Selatan di Jakarta Pusat, Senin (20/10/2025).

“Setop impor wood pellet dari Indonesia dan hentikan pengrusakan hutan di negara Indonesia,” kata Koordinator Aksi FWI, Tsabit Khairul Auni, dalam keterangannya.

Dia mencatat bahwa kedua negara itu gencar mengimpor pelet kayu dalam lima tahun terakhir dari Asia Tenggara termasuk Indonesia untuk proyek transisi energi melalui biomassa. Hal tersebut dinilai memicu tekanan bagi hutan, memperparah deforestasi, degradasi hutan, hingga pelepasan emisi karbon dalam skala besar.

Baca juga: Deforestasi Dunia di Luar Kendali, Naik hingga 63 Persen

“Pemanfaatan wood pellet biomassa oleh Jepang dan Korea Selatan yang berasal dari Indonesia sudah keluar dari prinsip transisi energi berkeadilan,” ungkap dia.

Tsabit mengatakan, aksi yang digelar merupakan peringatan keras bagi kedua negara karena telah berkontribusi dalam perusakan hutan di Indonesia. Tercatat, lebih dari 40 juta hektare hutan alam terancam hilang oleh berbagai macam proyek.

Sementara itu, Juru Kampanye FWI, Anggi Putra Prayoga, menyatakan hasil investigasi menunjukkan lebih dari 80 persen impor wood pellet oleh dua negara tersebut berasal dari deforestasi hutan.

“Indonesia termasuk Jepang dan Korea Selatan harus mengeluarkan biomassa (wood pellet beserta turunan kayu olahan lainnya), dari strategi transisi energi dan agenda iklim. Praktiknya tidak adil, karena di negara-negara pengimpor emisinya dihitung nol atau mendekati nol," jelas Anggi.

"Sementara di negara produsen seperti Indonesia menjadi sumber emisi di sektor hutan dan penggunaan lahan karena berasal dari deforestasi,” imbuh dia. 

Aksi Global 

Aksi serupa digelar di negara-negara lain yakni Eropa, Asia Timur, Amerika Latin, Oseania, dan Asia Pacific. Bertepatan dengan International Day of Action Biomass yang jatuh setiap tanggal 21 Oktober, organisasi-organisasi masyarakat sipil, Biomass Action Network (BAN), menyerukan hal yang sama. 

Aksi tersebut merupakan bagian dari gerakan solidaritas global, di mana komunitas di berbagai negara menentang kebijakan pemanfaatan energi berbahan baku biomassa.

“Kampanye ini didukung oleh masyarakat global yang bersepakat menolak pembakaran biomassa yang diklaim sebagai sumber energi terbarukan. Seruan global meminta agar cabut subsidi biomassa dan jalankan transisi energi yang berkeadilan,” ucap Satrio Manggala selaku anggota BAN, 

Para aktivis lingkungan menyerukan tiga hal yang menjadi sorotan utama, yakni meminta pemerintah Jepang dan Korea Selatan untuk menghentikan impor wood pellet dari Indonesia yang merusak hutan dan melanggar prinsip berkeadilan. Selain itu, mencabut subsidi energi berbasis biomassa.

Kemudian mendesak Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Kementerian Kehutanan segera mengeluarkan biomassa dari kerangka pengurangan emisi dan agenda transisi energi. Lalu menghentikan izin ekspor wood pellet yang bersumber dari hutan atau pulau-pulau kecil, dan memperkuat perlindungan terhadap hutan maupun masyarakat adat.

Baca juga: Pemberlakukan UU Deforestasi UE Ditunda Lagi, Gara-Gara Masalah Teknis

Mereka juga meminta publik internasional agar tidak terjebak pada narasi palsu bahwa biomassa kayu adalah energi hijau, serta mendukung transisi energi yang berkeadilan dan berkelanjutan. Satrio menekankan, pemanfaatan wood pellet di Jepang dan Korea Selatan bukanlah solusi energi bersih.

“Kami menuntut agar kedua negara segera menghentikan praktik ini dan beralih pada energi terbarukan yang benar-benar bersih, meninggalkan batu bara dan tidak merusak ekosistem di belahan bumi mana pun,” papar dia.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Menyelamatkan Lahan Kritis Indonesia dari Desa: Pelajaran Ekologi dari Perlang
Menyelamatkan Lahan Kritis Indonesia dari Desa: Pelajaran Ekologi dari Perlang
Pemerintah
PLTN Pulau Gelasa dan Ujian Tata Kelola Risiko
PLTN Pulau Gelasa dan Ujian Tata Kelola Risiko
Pemerintah
Gunung Ditutup karena Sampah: Cermin Buram Wisata Alam Kita
Gunung Ditutup karena Sampah: Cermin Buram Wisata Alam Kita
Pemerintah
Menebus Keadilan Arjuno Welirang
Menebus Keadilan Arjuno Welirang
Pemerintah
Fortifikasi Pangan, Strategi Efektif Wujudkan SDM Unggul dan Ketahanan Gizi Nasional
Fortifikasi Pangan, Strategi Efektif Wujudkan SDM Unggul dan Ketahanan Gizi Nasional
BrandzView
FAO Masukkan Salak Bali Dalam Daftar Warisan Pertanian Baru
FAO Masukkan Salak Bali Dalam Daftar Warisan Pertanian Baru
Pemerintah
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Harus Waspada
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Harus Waspada
Pemerintah
PSN Tebu untuk Etanol di Merauke Dinilai Tak Jawab Transisi Energi Bersih
PSN Tebu untuk Etanol di Merauke Dinilai Tak Jawab Transisi Energi Bersih
LSM/Figur
GBC Indonesia Dorong Prinsip Bangunan Hijau Jadi Solusi Iklim Lewat 'Greenship Award 2025'
GBC Indonesia Dorong Prinsip Bangunan Hijau Jadi Solusi Iklim Lewat "Greenship Award 2025"
Swasta
Agroforestri Intensif Berpotensi Masuk Pasar Karbon, tapi Terkendala Dana
Agroforestri Intensif Berpotensi Masuk Pasar Karbon, tapi Terkendala Dana
LSM/Figur
IAEA: Dekarbonisasi dengan Manfaatkan Nuklir Tak Boleh Abaikan Keamanan dan Keselamatan
IAEA: Dekarbonisasi dengan Manfaatkan Nuklir Tak Boleh Abaikan Keamanan dan Keselamatan
Pemerintah
Kemenag Dorong Mahasiswa Bergerak Nyata untuk Selamatkan Bumi
Kemenag Dorong Mahasiswa Bergerak Nyata untuk Selamatkan Bumi
Pemerintah
Dari Uang hingga Simulasi Keuangan, Ini Cerita Anak Disabilitas Belajar Mandiri lewat FIESTA
Dari Uang hingga Simulasi Keuangan, Ini Cerita Anak Disabilitas Belajar Mandiri lewat FIESTA
BrandzView
Krisis Kebakaran Hutan, Tutupan Pohon Global Hilang 370 Persen
Krisis Kebakaran Hutan, Tutupan Pohon Global Hilang 370 Persen
LSM/Figur
Jepang Masuk Persaingan Global Daur Ulang Baterai Litium
Jepang Masuk Persaingan Global Daur Ulang Baterai Litium
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau