Peneliti BRIN mengembangkan plastik dari bahan baku serbuk kayu. JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengembangkan produk plastik ramah lingkungan dari serbuk kayu, untuk mengurangi timbulan limbah sekaligus mendorong ekonomi hijau.
Peneliti Pusat Riset Biomassa dan Bioproduk Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan BRIN, Prabu Satria Sejati, mengatakan inovasi adalah WoodPlastic, alternatif bioplastik berbasis kayu yang berbahan baku alami. Kendati demikian, dia memastikan bahwa penggunaan material tersebut tak akan mengganggu sumber pangan.
“Produk akhirnya 100 persen bahan alami dan tidak mengambil sumber pangan seperti pati. Dengan demikian, material ini tidak berdampak pada ketahanan pangan,” ungkap Prabu dalam keterangannya, Rabu (29/10/2025).
Baca juga: Ancaman Abadi Sampah Plastik, Bertahan di Permukaan Laut Lebih dari 100 Tahun
Menurut dia, WoodPlastic bermula dari hasil riset ketika menjalankan studi doktoral di Université de Lorraine, Prancis. Prabu menyampaikan, plastik jenis ini memanfaatkan serbuk kayu atau lignoselulosa seperti bambu maupun rotan.
Material itu direaksikan dengan asam lemak tanpa tambahan polimer termoplastik sintetis.
"WoodPlastic memiliki sifat translusen, fleksibel, serta hidrofobik atau tahan air. Dari aspek kekuatan mekanik, material ini berada di antara polietilena (PE) dan polipropilena (PP) yang selama ini menjadi standar pada kemasan plastik industri," papar dia.
Kelebihan lainnya, plastik dapat didaur ulang dengan cara dilelehkan lalu dicetak kembali sesuai kebutuhan. Dia menegaskan bahwa penelitian terkait manfaat ekologisnya untuk jangka panjang masih tahap pengujian. Prabu menuturkan, teknologi WoodPlastic relatif sederhana sehingga lebih efisien serta ramag lingkungan.
"Keunggulan WoodPlastic tidak hanya kompetitif, tetapi juga mampu menjadi opsi material berkelanjutan di berbagai sektor," tutur Prabu.
Baca juga: Ekspor Sampah Plastik Inggris ke Negara Berkembang Naik 84 Persen dalam Setahun
Materialnya berpotensi menjadi bahan baku kemasan, industri tekstil, pembuatan produk medis seperti patch, hingga interior kendaraan pada industri otomotif. Prabu menyebut, pengakuan internasional terhadap riset ini telah terdaftar melalui paten Prancis nomor FR2205776, dengan daftar inventor dari Prancis dan Indonesia.
Sejauh ini, salah satu brand fashion mewah Eropa mengaku tertarik mengembangkan WoodPlastic. Dengan inovasi tersebut, BRIN membuka peluang kerja sama dengan berbagai mitra industri untuk percepatan hilirisasi teknologi.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya