Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sidang Bongkar Awal Jaringan Uang Palsu UIN Makassar, Modus Ingin Buat "Uang Layak Edar" Terkuak

Kompas.com - 05/06/2025, 07:27 WIB
Abdul Haq ,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

GOWA, KOMPAS.com - Sidang lanjutan kasus uang palsu yang digelar di Pengadilan Negeri Sungguminasa, Gowa, Sulawesi Selatan, Rabu (4/6/2025) pukul 21.00 WIB, membongkar fakta mengejutkan: Uang palsu hasil produksi jaringan UIN Alauddin Makassar mampu lolos dari uji sinar ultra violet dan tidak rusak saat dicelupkan ke air.

Salah satu saksi sekaligus terdakwa, yakni pegawai bank BUMN bernama Andi Haeruddin mengaku, tak mampu membedakan uang palsu itu dari yang asli.

Terungkap pula, uang senilai triliunan rupiah itu dicetak menggunakan mesin canggih di lingkungan kampus.

Baca juga: Barang Bukti SBN Rp 700 Triliun Jadi Perhatian di Sidang Uang Palsu UIN Makassar

Sidang ini mendudukkan Mubin Nasir sebagai terdakwa dengan agenda mendengarkan keterangan saksi yang diajukan oleh jaksa penuntut umum (JPU).

Namun dalam hal ini, JPU menghadirkan Andi Haeruddin sebagai saksi. Andi Haeruddin sendiri merupakan pegawai salah bank BUMN dan juga berstatus sebagai terdakwa dalam kasus ini.

Pertemuan membahas produksi "uang layak edar"

Dalam sidang ini mengungkap awal pertemuan antara terdakwa, Andi Haeruddin, terdakwa Mubin Nasir, dan Arnold (DPO) di salah satu warung kopi di Sungguminasa.

Sebelum pertemuan itu, Andi Haeruddin dan Arnold berkomunikasi melalui telepon seluler untuk bertemu dengan Mubin Nasir.

Tujuan pertemuan ini untuk membahas rencana produksi uang palsu. Namun mereka menyebutnya dengan istilah "uang layak edar".

Dari pertemuan itu, terjadi transaksi antara Arnold dan Mubin Nasir. Arnold membeli uang palsu 50 juta dengan harga Rp 25 juta uang asli.

"Kami bertemu di Kafe Bundu dan pertemuan itu membahas tentang uang layak edar yang hendak dibeli oleh Arnold," kata Andi Haeruddin di hadapan Majelis Hakim.

Setelah sepakat melakukan transaksi, terdakwa Mubin kemudian meninggalkan lokasi selama 20 menit untuk mengambil uang palsu. Kemudian ia datang kembali dengan membawa uang palsu sebanyak 50 juta berupa lembaran Rp 100.000.

Baca juga: Uang Palsu UIN Makassar Dijual Pakai Metode 21, Rp 20 Juta Uang Palsu Dihargai Rp 10 Juta

Dites Sinar UV dan Air, Hasilnya Mirip Asli

Uang palsu tersebut kemudian diperlihatkan di dalam mobil. Di dalam mobil tersebut terdapat alat pendeteksi uang palsu berupa mesin yang mampu mengeluarkan sinar ultra violet.

Arnold kemudian meminta lembaran uang palsu tersebut diuji menggunakan sinar ultra violet dan hasilnya uang palsu tersebut lolos dari sinar ultra violet.

"Saya tes menggunakan alat sinar ultra violet. Hasil lolos karena tidak terdeteksi bahwa itu adalah uang palsu dan memang saya sendiri tidak bisa bedakan antara uang palsu dan uang asli," kata Andi Haeruddin.

Tak hanya itu, Mubin Nasir juga pernah meminta kepada Andi Haeruddin untuk menguji uang palsu lembaran Rp 100.000 dengan menggunakan bahan air, tetapi dilakukan di tempat lain, masih di Makassar.

Halaman:


Terkini Lainnya
Gegara Senggol Gelas Miras, Pemuda di Makassar Tewas Ditikam Tetangga
Gegara Senggol Gelas Miras, Pemuda di Makassar Tewas Ditikam Tetangga
Makassar
Update Bocah SD Tewas Diduga Dikeroyok Teman di Makassar, 7 Saksi Diperiksa
Update Bocah SD Tewas Diduga Dikeroyok Teman di Makassar, 7 Saksi Diperiksa
Makassar
Pesta Miras Berujung Maut, Pemuda Makassar Tewas Ditusuk Tetangga Sendiri
Pesta Miras Berujung Maut, Pemuda Makassar Tewas Ditusuk Tetangga Sendiri
Makassar
Sebelum Meninggal, Ustaz Yahya Waloni Sempat Keluhkan Sakit Kepala Pusing
Sebelum Meninggal, Ustaz Yahya Waloni Sempat Keluhkan Sakit Kepala Pusing
Makassar
Ustaz Yahya Waloni Meninggal Saat Isi Khotbah, Jemaah: Allahuakbar Kata Terakhirnya
Ustaz Yahya Waloni Meninggal Saat Isi Khotbah, Jemaah: Allahuakbar Kata Terakhirnya
Makassar
Yahya Waloni Meninggal Dunia, Jemaah Ungkap Isi Khotbah Terakhirnya
Yahya Waloni Meninggal Dunia, Jemaah Ungkap Isi Khotbah Terakhirnya
Makassar
Sapi Kurban Prabowo Disembelih, Dibagikan ke Ratusan Warga dan Penderita Stunting
Sapi Kurban Prabowo Disembelih, Dibagikan ke Ratusan Warga dan Penderita Stunting
Makassar
Sehari Jelang Idul Adha, Harga Cabai Keriting Naik Rp 20.000, Tomat Rp 3.000
Sehari Jelang Idul Adha, Harga Cabai Keriting Naik Rp 20.000, Tomat Rp 3.000
Makassar
Ada Warga Masak Burasa Lupa Matikan Kompor, 5 Rumah Hangus Terbakar di Luwu
Ada Warga Masak Burasa Lupa Matikan Kompor, 5 Rumah Hangus Terbakar di Luwu
Makassar
Jemaah An Nazir di Gowa Rayakan Idul Adha Lebih Awal, Sembelih Hewan Kurban Juga
Jemaah An Nazir di Gowa Rayakan Idul Adha Lebih Awal, Sembelih Hewan Kurban Juga
Makassar
Beruntungnya Dua Jemaah Haji Asal Sulbar, Dapat Hadiah Uang Riyal dari Arab Saudi...
Beruntungnya Dua Jemaah Haji Asal Sulbar, Dapat Hadiah Uang Riyal dari Arab Saudi...
Makassar
6 Polisi Makassar Aniaya, Peras, dan Lecehkan Warga, Pengamat: Mengerikan
6 Polisi Makassar Aniaya, Peras, dan Lecehkan Warga, Pengamat: Mengerikan
Makassar
Pegawai Bank BUMN Akui Tak Cegah Uang Palsu UIN Makassar: Saya Tak Punya Wewenang
Pegawai Bank BUMN Akui Tak Cegah Uang Palsu UIN Makassar: Saya Tak Punya Wewenang
Makassar
Sidang Bongkar Awal Jaringan Uang Palsu UIN Makassar, Modus Ingin Buat 'Uang Layak Edar' Terkuak
Sidang Bongkar Awal Jaringan Uang Palsu UIN Makassar, Modus Ingin Buat "Uang Layak Edar" Terkuak
Makassar
6 Polisi Peras dan Aniaya Warga, Hingga Kini Belum Jalani Sidang Etik
6 Polisi Peras dan Aniaya Warga, Hingga Kini Belum Jalani Sidang Etik
Makassar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau