Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum Ada Temuan Beras Oplosan di Depok, Warga Diimbau Tetap Waspada

Kompas.com - 27/07/2025, 13:31 WIB
Muhammad Isa Bustomi

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com – Meski tren temuan beras oplosan meningkat di sejumlah wilayah, Pemerintah Kota Depok memastikan belum menemukan kasus serupa di daerahnya.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Depok, Widyati Riyandani mengatakan, pengawasan akan terus diperkuat melalui koordinasi lintas instansi.

“Yang sering terjadi adalah pencampuran beras medium dan premium, lalu dijual dengan harga premium. Ini tentu menurunkan mutu dan tidak sesuai dengan label,” kata Widyati, dikutip dari Antara, Minggu (27/7/2025).

Ia menyebut secara kasat mata, sulit membedakan jenis beras yang telah dicampur. Namun konsumen bisa menilai dari tampilan dan rasa.

Baca juga: Kasus Beras Oplosan, Kejagung Bakal Periksa Kementan hingga Bulog

“Salah satu indikator sederhananya, semakin rendah kadar air dalam beras, maka semakin baik daya simpannya,” jelasnya.

Selama beras yang digunakan masih merupakan bahan pangan, maka risiko terhadap kesehatan cenderung kecil.

Namun bahaya baru muncul jika ada penambahan bahan non-pangan seperti zat pemutih atau pewarna sintetis.

“Kalau itu terjadi, sudah masuk kategori berbahaya dan pasti akan ditindak,” tegasnya.

Saat ini, DKP3 berkomitmen meningkatkan pengawasan bersama Dinas Perdagangan dan Industri (Disdagin) Kota Depok.

Widyati juga mengimbau masyarakat lebih teliti saat memilih beras.

Baca juga: Satu Merek Beras Oplosan Masih Beredar di Pasar Induk Cipinang

“Beras medium umumnya punya butir patah hingga 25 persen. Kalau beras premium, maksimal 15 persen. Dari situ bisa diperhatikan secara visual,” katanya.

Di tengah maraknya peredaran beras berkualitas rendah yang dikemas seolah-olah premium, masyarakat diimbau lebih cermat dalam membedakan mutu beras.

Salah satu indikator utama yang bisa digunakan adalah tingkat patahan butir atau broken.

Hal ini disampaikan Menteri Pertanian Amran Sulaiman dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (17/7/2025).

“Pertama, lihat broken-nya. Beras premium itu utuh, patahannya sedikit. Kadar airnya pun rendah, maksimal 14 persen,” ujar Amran, dikutip dari Antara.

Halaman:


Terkini Lainnya
Belum Tetapkan Angka, DPRD DKI Minta Publik Sabar Soal Revisi Tunjangan Rumah Rp 70 Juta
Belum Tetapkan Angka, DPRD DKI Minta Publik Sabar Soal Revisi Tunjangan Rumah Rp 70 Juta
Megapolitan
Pemkot Jakarta Utara Targetkan Bebas BAB Sembarangan pada Akhir 2025
Pemkot Jakarta Utara Targetkan Bebas BAB Sembarangan pada Akhir 2025
Megapolitan
Penampakan Blok M Hub, Tempat Relokasi Pedagang yang Angkat Kaki dari Plaza 2 Blok M
Penampakan Blok M Hub, Tempat Relokasi Pedagang yang Angkat Kaki dari Plaza 2 Blok M
Megapolitan
Apa Itu KTP Pink dan Bagaimana Cara Membuatnya?
Apa Itu KTP Pink dan Bagaimana Cara Membuatnya?
Megapolitan
Keterbatasan Lahan Sebabkan 4 Kelurahan di Jakut Belum Punya Septic Tank
Keterbatasan Lahan Sebabkan 4 Kelurahan di Jakut Belum Punya Septic Tank
Megapolitan
Rawan Kecelakaan, Warga Minta Pagar Pengaman Trotoar di Serpong Segera Diperbaiki
Rawan Kecelakaan, Warga Minta Pagar Pengaman Trotoar di Serpong Segera Diperbaiki
Megapolitan
Rencana Ubah Status PAM Jaya Jadi Perseroda, Fraksi DPRD Jakarta Terbelah
Rencana Ubah Status PAM Jaya Jadi Perseroda, Fraksi DPRD Jakarta Terbelah
Megapolitan
Lurah Sunter Agung Ungkap Alasan Bangun Depot Air Minum Isi Ulang Gratis
Lurah Sunter Agung Ungkap Alasan Bangun Depot Air Minum Isi Ulang Gratis
Megapolitan
BEM UI Demo di DPR 9 September, Apa Saja Tuntutannya?
BEM UI Demo di DPR 9 September, Apa Saja Tuntutannya?
Megapolitan
Kompolnas Akan Minta Ahli Analisis Pergerakan Rantis Sebelum Lindas Affan Kurniawan
Kompolnas Akan Minta Ahli Analisis Pergerakan Rantis Sebelum Lindas Affan Kurniawan
Megapolitan
14 Pelaku Penyerangan Polres Jaktim Ditangkap, 4 di Antaranya Anak di Bawah Umur
14 Pelaku Penyerangan Polres Jaktim Ditangkap, 4 di Antaranya Anak di Bawah Umur
Megapolitan
Pagar Trotoar di Serpong Rusak Diduga karena Minim Perawatan
Pagar Trotoar di Serpong Rusak Diduga karena Minim Perawatan
Megapolitan
Pelaku Meninggal, Penyidikan Kasus Pembunuhan Bocah di Kebayoran Lama Dihentikan
Pelaku Meninggal, Penyidikan Kasus Pembunuhan Bocah di Kebayoran Lama Dihentikan
Megapolitan
Penampakan Puing Bekas Kebakaran yang Dipajang di Halte Jaga Jakarta
Penampakan Puing Bekas Kebakaran yang Dipajang di Halte Jaga Jakarta
Megapolitan
Petisi Tolak Pecat Kompol Cosmas Capai Ratusan Ribu Tanda Tangan, Ini Kata Kompolnas
Petisi Tolak Pecat Kompol Cosmas Capai Ratusan Ribu Tanda Tangan, Ini Kata Kompolnas
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau