Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Flyer Hitam-Pink dan Kritik DPR Warnai Aksi “Rakyat Menggugat” di Patung Kuda

Kompas.com - 04/09/2025, 16:01 WIB
Lidia Pratama Febrian,
Muhammad Isa Bustomi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Massa dari Aliansi Gerakan Buruh Bersama Rakyat (Gebrak) menggelar aksi di kawasan Patung Kuda, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (4/9/2025).

Demonstran itu membentangkan spanduk, menyebar flyer, hingga menyuarakan berbagai tuntutan.

Pantauan Kompas.com, sebuah spanduk besar berwarna merah dengan tulisan kuning “SEMPRO, Serikat Mahasiswa Progresif” terbentang di jalan.

Di sekitarnya, belasan flyer berwarna dominan hitam dan pink ditata di atas aspal.

Baca juga: Ini 12 Tuntutan Massa Buruh dalam Aksi Rakyat Menggugat di Patung Kuda

Isi flyer tersebut antara lain bertuliskan, “Harga Pangan Naik Petani Tetap Rugi, Tindak Tegas Mafia Pangan”.

Selain itu, tedapat juga tulisan “Berlakukan Upah Layak Nasional yang Adil dan Bermartabat”, serta “Indonesia Darurat Kekerasan”.

Beberapa flyer lainnya memuat gambar Ketua DPR RI Puan Maharani yang diburamkan, ilustrasi petani dengan tulisan “Buruh Sengsara”, hingga poster dengan kalimat “Tolak RUU TNI dan Polri”.

Sebagian peserta aksi juga mengenakan caping, topi tradisional yang biasa dipakai petani, sebagai simbol keberpihakan pada isu agraria.

Di depan mobil komando, sejumlah orator bergantian menyampaikan kritik terhadap pemerintah dan pejabat negara.

“Pejabat-pejabat tidak meminta maaf atas apapun yang menyengsarakan rakyat. Terutama untuk kesekretariatan buruh,” ujar salah seorang orator.

Orator lain menyoroti keuntungan yang diperoleh wakil rakyat.

Baca juga: Massa Buruh Gelar Demo di Patung Kuda, Desak Hentikan Tindakan Represif ke Rakyat

“DPR mendapat royalti, mereka mendapatkan keuntungan, sedangkan kita, rakyat, buruh, tani, mahasiswa menjadi objek yang dipajaki negara,” katanya.

12 tuntutan massa

Aksi bertajuk “Rakyat Menggugat” ini menyoroti isu pelanggaran hak asasi manusia (HAM), reformasi demokrasi, hingga kesejahteraan rakyat.

Massa yang berkumpul sejak siang membawa bendera, spanduk, dan berorasi secara bergantian.

Ada 12 tuntutan yang mereka serukan kepada pemerintahan, yakni:

  1. Menghentikan brutalitas aparat kepolisian dan TNI, membebaskan peserta aksi serta aktivis pro-demokrasi yang ditangkap, dan membentuk tim independen untuk mengusut pelanggaran HAM, terutama kasus kematian 10 warga dalam aksi sebelumnya.
  2. Membentuk pengadilan HAM untuk mengadili pelaku pelanggaran HAM masa lalu maupun sekarang.
  3. Melakukan reformasi total institusi kepolisian dan mengembalikan TNI ke barak.
  4. Mereformasi sistem pemilu dan partai politik yang dinilai merusak demokrasi.
  5. Menghapus hak istimewa pejabat negara, memangkas gaji dan tunjangan pejabat hingga setara rata-rata upah buruh, lalu mengalihkan anggaran untuk pendidikan, kesehatan gratis, subsidi, dan program kesejahteraan rakyat.
  6. Membatalkan kenaikan tarif pajak bagi masyarakat menengah ke bawah, serta membebankan pungutan kepada konglomerat, korporasi, dan perbankan dengan pajak progresif.
  7. Mengesahkan RUU Perampasan Aset untuk mengadili koruptor dan menyita asetnya.
  8. Menurunkan harga pangan, sembako, tarif air dan listrik, BBM, serta membatalkan kenaikan iuran BPJS.
  9. Menghapus sistem outsourcing, menghentikan PHK massal, memastikan upah layak, serta membangun industrialisasi nasional di bawah kendali rakyat.
  10. Menertibkan monopoli konsesi dan tanah terlantar oleh korporasi, serta mendistribusikannya melalui reforma agraria.
  11. Mencabut kebijakan yang dinilai bertentangan dengan konstitusi dan menindas rakyat, seperti UU Cipta Kerja, KUHP, UU Minerba, proyek strategis nasional, UU Kehutanan, dan RKUHAP.
  12. Menyerukan seluruh elemen masyarakat untuk melanjutkan perjuangan hingga tuntutan dipenuhi pemerintah.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Pembunuh Bocah 11 Tahun di Pondok Pinang Tewas Usai Coba Bunuh Diri
Pembunuh Bocah 11 Tahun di Pondok Pinang Tewas Usai Coba Bunuh Diri
Megapolitan
Halte Jaga Jakarta Menyimpan Luka dan Harapan Warga Kota
Halte Jaga Jakarta Menyimpan Luka dan Harapan Warga Kota
Megapolitan
Ini Pendapat Warga Jika Pemerintah Penuhi 17+8 Tuntutan Rakyat
Ini Pendapat Warga Jika Pemerintah Penuhi 17+8 Tuntutan Rakyat
Megapolitan
Revisi Tunjangan DPRD Jakarta Masih Digodok, Dewan: Kalau Cepat-cepat, Salah Lagi
Revisi Tunjangan DPRD Jakarta Masih Digodok, Dewan: Kalau Cepat-cepat, Salah Lagi
Megapolitan
Waspada Macet Pagi dan Sore di Cibubur Saat Jambore Pramuka Muslim Sedunia
Waspada Macet Pagi dan Sore di Cibubur Saat Jambore Pramuka Muslim Sedunia
Megapolitan
Belum Tetapkan Angka, DPRD DKI Minta Publik Sabar Soal Revisi Tunjangan Rumah Rp 70 Juta
Belum Tetapkan Angka, DPRD DKI Minta Publik Sabar Soal Revisi Tunjangan Rumah Rp 70 Juta
Megapolitan
Pemkot Jakarta Utara Targetkan Bebas BAB Sembarangan pada Akhir 2025
Pemkot Jakarta Utara Targetkan Bebas BAB Sembarangan pada Akhir 2025
Megapolitan
Penampakan Blok M Hub, Tempat Relokasi Pedagang yang Angkat Kaki dari Plaza 2 Blok M
Penampakan Blok M Hub, Tempat Relokasi Pedagang yang Angkat Kaki dari Plaza 2 Blok M
Megapolitan
Apa Itu KTP Pink dan Bagaimana Cara Membuatnya?
Apa Itu KTP Pink dan Bagaimana Cara Membuatnya?
Megapolitan
Keterbatasan Lahan Sebabkan 4 Kelurahan di Jakut Belum Punya Septic Tank
Keterbatasan Lahan Sebabkan 4 Kelurahan di Jakut Belum Punya Septic Tank
Megapolitan
Rawan Kecelakaan, Warga Minta Pagar Pengaman Trotoar di Serpong Segera Diperbaiki
Rawan Kecelakaan, Warga Minta Pagar Pengaman Trotoar di Serpong Segera Diperbaiki
Megapolitan
Rencana Ubah Status PAM Jaya Jadi Perseroda, Fraksi DPRD Jakarta Terbelah
Rencana Ubah Status PAM Jaya Jadi Perseroda, Fraksi DPRD Jakarta Terbelah
Megapolitan
Lurah Sunter Agung Ungkap Alasan Bangun Depot Air Minum Isi Ulang Gratis
Lurah Sunter Agung Ungkap Alasan Bangun Depot Air Minum Isi Ulang Gratis
Megapolitan
BEM UI Demo di DPR 9 September, Apa Saja Tuntutannya?
BEM UI Demo di DPR 9 September, Apa Saja Tuntutannya?
Megapolitan
Kompolnas Akan Minta Ahli Analisis Pergerakan Rantis Sebelum Lindas Affan Kurniawan
Kompolnas Akan Minta Ahli Analisis Pergerakan Rantis Sebelum Lindas Affan Kurniawan
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau