JAKARTA, KOMPAS.com – Ruas Jalan TB Simatupang menuju arah Jalan Pasar Minggu Raya, Jakarta Selatan, dipenuhi sisa tanah liat dan bebatuan kerikil yang menutupi jalan, sore ini.
Pantauan Kompas.com di lokasi, Minggu (2/11/2025), sumber utama masalah ini berasal dari aktivitas pengangkutan material tanah yang dilakukan oleh sebuah perusahaan swasta di kawasan tersebut.
Jalan utama sepanjang 50 meter dari titik pengangkutan hingga halte busway Graha Simatupang dipenuhi lapisan tebal sisa tanah.
Ketika hujan turun, jalan menjadi licin dan berlumpur, tampak dari jejak ban kendaraan yang melewatinya.
Selain itu, trotoar di depan pintu masuk area pengangkutan terlihat rusak dan berantakan.
Kondisi tersebut memaksa pejalan kaki berjalan di badan jalan utama.
Baca juga: Rekayasa Lalu Lintas di TB Simatupang Resmi Berakhir Hari Ini
Fadli, staf lapangan proyek tersebut, mengakui kondisi jalan berlumpur itu sudah terjadi selama 10 hari terakhir.
“Kondisi seperti ini sudah 10 hari. Kami selalu membersihkan area ini. Truk tangki air kami kerahkan setiap malam untuk menyiram jalan setelah pengangkutan selesai,” ujar Fadli saat ditemui di lokasi, Minggu (02/11/2025).
Ia menegaskan, aktivitas pengangkutan tanah tersebut dilakukan oleh pihak swasta, bukan kegiatan penggalian milik Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta.
“Bukan dari dinas, ini emang pas pengangkutan tanah dengan truk jadi berserakan di area jalan. Tapi langsung kita bersihkan, namun di malam hari karena melihat aktivitas jalan yang padat,” tutur dia.
Menurutnya, kegiatan pengangkutan akan berlangsung sekitar satu bulan.
Baca juga: Lalu Lintas di Jalan TB Simatupang Kembali Lancar, Warga Minta Tak Ada Galian Lagi
Pihaknya juga berjanji untuk menjaga kebersihan jalan dengan pembersihan rutin setiap hari.
“Satu bulan, nanti sudah selesai semua pengerjaan,” ujarnya.
Meski sudah ada upaya pembersihan, pengguna jalan mengeluhkan kondisi yang tetap kotor dan licin.
Mereka berharap pihak perusahaan dan instansi terkait melakukan penanganan lebih serius, termasuk pembersihan di siang hari agar material tanah tidak menumpuk kembali.
“Kalau malam disiram, paginya tetap kotor lagi karena truk terus keluar masuk. Bahaya banget buat motor,” kata Fila (30), salah satu pengendara di area kawasan tersebut.
Keluhan serupa juga disampaikan oleh Dina (28), seorang pejalan kaki yang setiap hari melintasi kawasan tersebut untuk menuju halte busway.
“Trotoarnya rusak dan becek, jadi terpaksa jalan di pinggir jalan. Kadang harus nunggu mobil lewat dulu, takut kenapa-kenapa. Harusnya jangan sampai mengganggu pengguna jalan ya,” ujarnya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan dari pihak Pemerintah Kota Jakarta Selatan maupun Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta terkait pengawasan kebersihan jalan umum di lokasi tersebut.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang