Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Energi Terancam Naik, Industri Diminta Siaga Dampak Perang Israel-Iran

Kompas.com - 18/06/2025, 06:44 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, perang Iran-Israel bisa menyebabkan naiknya biaya produksi industri dan logistik serta pelemahan permintaan ekspor.

Oleh karena itu, ia meminta industri dalam negeri segera melakukan mitigasi risiko dampak perang Iran-Israel.

"Terutama (akibat) ketergantungan industri dalam negeri pada energi impor sebagai bahan baku maupun komponen input produksi," ujar Agus dilansir siaran pers Kemenperin, Rabu (18/6/2025).

"Karena jalur logistik bahan baku dan produk ekspor industri melewati Timur Tengah yang sedang dilanda konflik terbuka saat ini," katanya.

Baca juga: Harga Minyak Dunia Naik Imbas Konflik Israel-Iran, Harga BBM Pertamina Ikut Naik?

Ilustrasi energi terbarukan.SHUTTERSTOCK Ilustrasi energi terbarukan.
Menurut Menperin, energi bagi industri adalah sesuatu yang vital, tidak hanya sebagai sumber energi produksi, tetapi juga sebagai bahan baku dalam proses produksi.

Karena itu, ia meminta industri manufaktur lebih efisien dalam menggunakan energi selama proses produksi.

Pelaku industri juga diharapkan segera melakukan diversifikasi sumber energi yang digunakan dalam produksi.

"Hal ini menjadi krusial mengingat ketergantungan pada energi fosil impor, terutama yang berasal dari kawasan Timur Tengah, semakin berisiko di tengah konflik geopolitik yang berkepanjangan," ungkap Agus.

“Industri nasional harus mulai mengandalkan sumber energi domestik, termasuk energi baru dan terbarukan seperti bioenergi, panas bumi, serta memanfaatkan limbah industri sebagai bahan bakar alternatif,” lanjutnya.

Baca juga: Dampak Perang Iran-Israel, Menperin Minta Industri Diversifikasi Sumber Energi

Ia kemudian menjelaskan, dampak langsung konflik Iran-Israel paling terlihat di pasar energi global.

Pasalnya, Timur Tengah adalah penghasil minyak utama yang menyumbang hampir 30 persen produksi global, sehingga pasar menjadi waspada.

Selain itu, gangguan pada produksi energi Iran—yang mencapai 3,2 juta barel per hari—berpotensi memicu gangguan pasokan sekaligus fluktuasi harga energi di pasar internasional.

Saat ini, harga minyak Brent telah berfluktuasi antara 73 hingga 92 dollar AS per barel pasca meletusnya perang Iran-Israel.

Baca juga: Pengamat: Perang Israel-Iran Bisa Picu Harga BBM Naik

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau