CILAMAYA, KOMPAS.com — Desa Muara di Cilamaya, Jawa Barat, kini memanfaatkan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) untuk menggerakkan roda ekonomi berbasis pertanian terpadu. Dukungan energi bersih ini membuat kelompok tani Tirta Makmur mampu memperluas usaha, dari budidaya jamur merang hingga perkebunan sayur dan peternakan ayam potong.
“Pertamina NRE selalu menunjukkan komitmen dalam penyediaan akses energi bersih dan terjangkau bagi masyarakat di sekitar wilayah operasi. Tidak hanya membangun masyarakat yang mandiri energi, program Desa Energi Berdikari Pertamina ini juga bertujuan membangun masyarakat yang mandiri secara ekonomi,” kata Rika Gresia, Manager Corporate Communication & Stakeholder Management Pertamina NRE, di Cilamaya, Jawa Barat, Sabtu (9/8/2025).
Program Desa Energi Berdikari di Desa Muara dimulai pada September 2024, dengan pasokan listrik dari PLTS berkapasitas 2,2 kilo watt peak (kWp) untuk usaha jamur merang. Seiring waktu, kelompok tani Tirta Makmur mengembangkan pertanian terpadu yang menggabungkan budidaya jamur, sayur, ternak, dan pengolahan limbah, sehingga kebutuhan energi meningkat.
Baca juga: Pembangunan 100 GW PLTS, Langkah Indonesia Menuju Swasembada Energi
Desa ini berada di sekitar Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Jawa-1 yang dikelola PT Jawa Satu Power, perusahaan afiliasi Pertamina NRE. Tambahan kapasitas PLTS menjadi 6,6 kWp diharapkan mampu memenuhi kebutuhan listrik untuk pompa air, mesin penetas telur, hingga penerangan saung pelatihan.
“Penambahan kapasitas PLTS ini merupakan salah satu upaya kami untuk memberikan dampak signifikan pada masyarakat di sekitar area PLTGU Jawa Satu Power. Aktivasi hari ini hanya menjadi batu loncatan karena kami berharap bisa terus mendukung kegiatan sosial ekonomi yang bernilai positif bagi Desa Muara,” ujar Tig Djulianto, Manager Community Relation & Security PT Jawa Satu Power, di Cilamaya, Sabtu (9/8/2025).
Baca juga: Dorong Transisi Energi, PLN IP Pasang PLTS di Keramba Nelayan Danau Ranu
Manfaatnya sudah dirasakan langsung oleh kelompok tani Tirta Makmur. Biaya listrik menurun, siklus produksi lebih cepat, dan ekosistem pertanian terpadu semakin solid.
“Kami sangat bersyukur mendapat dukungan dari Pertamina berupa PLTS sehingga bisa menghemat biaya listrik. Kebutuhan listrik untuk usaha pertanian kami cukup besar. Dengan adanya PLTS ini, kebutuhan listrik terpenuhi bahkan lebih, sehingga masih bisa dimanfaatkan untuk pengembangan berikutnya,” ungkap Ikin, Ketua Kelompok Tani Tirta Makmur.
Ikin memimpin enam pemuda desa yang mengelola PLTS sekaligus melatih warga. Keberadaan PLTS ini menjadi bukti bahwa transisi energi terbarukan dapat berjalan beriringan dengan pemberdayaan ekonomi lokal.
Dengan statusnya sebagai lokasi PLTGU terbesar di Asia Tenggara, Cilamaya kini punya alasan baru untuk disebut sebagai kawasan transisi energi strategis. Sinergi energi surya dan semangat warga Desa Muara diharapkan dapat mendukung target Net Zero Emission 2060.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini