JAKARTA, KOMPAS.com – Kementerian Perindustrian mulai menguji coba teknologi Carbon Capture Utilization (CCU) berbasis hidrometalurgi di PT Petrokimia Gresik.
Langkah ini diarahkan untuk mendukung target net zero emission (NZE) 2050, sekaligus memperkuat industri nasional dengan mengolah karbon menjadi produk bernilai ekonomi.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menjelaskan, teknologi CCU dirancang untuk menangkap emisi karbon dari proses produksi yang sulit dihilangkan.
Dari uji coba awal, proyek percontohan di Petrokimia Gresik berpotensi menyerap hingga 65 persen emisi CO2 dari gas buang. Karbon tersebut lalu diubah menjadi soda ash atau baking soda.
“Teknologi ini bukan hanya mendukung target NZE, tetapi juga memberi nilai tambah ekonomi,” ujar Agus saat The 2nd Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS) 2025 di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Baca juga: PLN IP-ITB Kaji Penerapan Carbon Capture Storage di PLTU Pangkalan Susu
Selain hidrometalurgi, Kemenperin juga mengeksplorasi mikroalga sebagai solusi penangkapan karbon. Mikroalga mampu menyerap CO2 untuk menghasilkan biomassa, green hydrogen, hingga bahan baku kosmetik.
“Sumber nutrisi utama dari makanan mikroalga itu adalah CO2, dan mikroalga memiliki nilai tambah yang bisa kita push melalui hilirisasi dalam memproduksi biomassa, green hydrogen, dan bahan baku kosmetik,” kata Agus.
Teknologi CCU di Petrokimia Gresik dikembangkan oleh UWin Resources Regeneration Inc. di bawah kepemimpinan Kenny Hsu. Sistem itu sudah dipatenkan di berbagai negara dan lolos uji TÜV Rheinland Taiwan dengan hasil mampu mengurangi emisi CO2 lebih dari 99 persen pada tahap laboratorium.
Atas capaian itu, Kemenperin, UWin Resources, dan Petrokimia Gresik menandatangani nota kesepahaman pada 22 Januari 2025 di Jakarta untuk menjalankan pilot project skala industri.
Uji coba kini berjalan di fasilitas produksi Petrokimia Gresik. Dalam dua bulan ke depan diharapkan muncul data akurat terkait serapan CO2.
Baca juga: Industri Carbon Capture and Storage Dibuka, Pemerintah Siapkan Aturan dan Insentif
Chief Scientist UWin Resources, Kenny Hsu, menilai teknologi ini bisa memberi dampak besar bagi industri Indonesia.
“Pilot project ini berpotensi menangkap hingga 65 persen CO2 dari gas buang industri serta mengubahnya menjadi produk komersial. Dengan begitu, kita bukan hanya membantu mengurangi emisi, tapi juga memperkuat ekonomi sirkuler dan ketahanan industri nasional,” ujar Kenny.
Jika berhasil, proyek percontohan ini akan menjadi tonggak penting transformasi industri hijau di Indonesia sekaligus mempercepat target netral karbon 2050.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini