KOMPAS.com – Biaya hidup terus meningkat dari tahun ke tahun, sementara usia produktif manusia terbatas. Saat memasuki masa pensiun, penghasilan aktif berhenti, tetapi kebutuhan sehari-hari tetap berjalan.
Karena itu, menyiapkan dana hari tua sejak dini menjadi hal yang tidak bisa ditunda. Semakin awal perencanaan dilakukan, semakin ringan beban keuangan di masa depan.
Sayangnya, banyak orang baru menyadari pentingnya dana pensiun ketika sudah mendekati usia pensiun. Padahal, dengan perencanaan keuangan yang tepat, keseimbangan kebutuhan masa kini dan masa depan bisa tetap terjaga.
Baca juga: 5 Tips Investasi untuk Gaji Pas-pasan agar Tetap Bisa Cuan
Setiap fase kehidupan memiliki tantangan finansial yang berbeda. Saat muda, kebutuhan masih ditanggung orang tua.
Memasuki masa kerja, seseorang mulai menanggung biaya hidup sendiri bahkan keluarga. Namun, ketika pensiun tiba, penghasilan rutin berhenti sementara kebutuhan tetap berjalan.
Pertanyaan utamanya: bagaimana membiayai hidup ketika sudah tidak bekerja? Jawabannya adalah dengan dana pensiun yang dipersiapkan sejak masa produktif.
Baca juga: Susah Mau Menabung? Coba Cara Ini
Perencanaan keuangan membantu agar penghasilan tidak habis untuk konsumsi saat ini saja, tetapi juga dialokasikan untuk masa depan. Secara umum, kebutuhan dibagi menjadi tiga:
Selain itu, dana darurat juga sangat penting untuk menghadapi risiko tak terduga, seperti sakit, kehilangan pekerjaan, atau musibah.
Idealnya, dana darurat disiapkan minimal 3–6 kali pengeluaran bulanan, lebih besar jika sudah berkeluarga.
Baca juga: Berapa Dana Darurat yang Harus Dimiliki? Ini Menurut Kemenkeu
Menyiapkan dana pensiun bisa dilakukan dengan berbagai instrumen sesuai jangka waktu dan profil risiko.
- Jangka pendek dan menengah
Aman dengan bunga lebih tinggi dari tabungan. Tenor mulai dari 1–12 bulan. Namun, pencairan sebelum jatuh tempo biasanya terkena denda.
Investasi ritel yang dijamin pemerintah, risikonya rendah, bisa dimulai dari Rp 1 juta. Pilihannya antara lain Sukuk Tabungan (ST), Savings Bond Ritel (SBR), Obligasi Negara Ritel (ORI), dan Sukuk Ritel (SR).
Cair kapan saja, likuid, dan cocok untuk pemula.
Baca juga: Reksadana adalah Apa? Ini Pengertian dan Jenisnya
- Jangka panjang