Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

OJK: Kerugian Akibat Penipuan Keuangan Mencapai Rp 4,8 Triliun

Kompas.com - 04/09/2025, 19:15 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut, jumlah dana kerugian akibat kasus penipuan di sektor keuangan mecapai Rp 4,8 triliun.

Hal ini berdasarkan laporan dari masyarakat yang masuk ke Indonesia Anti-Scam Center (IASC) selama November 2024 hingga 29 Agustus 2025.

Kepala Eksekutif Pengawasan Perilaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi mengatakan, dari total tersebut sebanyak Rp 350,3 miliar telah berhasil diblokir.

Baca juga: OJK Ungkap Modus Penipuan Keuangan Manfaatkan AI Mulai Muncul, Masyarakat Diminta Waspada

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi mengajak media massa untuk bersama-sama meningkatkan literasi keuangan masyarakat yang penting dalam meningkatkan kesejahteraan dan melindungi masyarakat.DOKUMENTASI OJK Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi mengajak media massa untuk bersama-sama meningkatkan literasi keuangan masyarakat yang penting dalam meningkatkan kesejahteraan dan melindungi masyarakat.

"IASC akan terus meningkatkan kapasitasnya mempercepat penanganan kasus penipuan di sektor keuangan," ujarnya saat konferensi pers RDKB OJK Agustus 2025, Kamis (4/9/2025).

Sepanjang periode tersebut, IASC telah menerima 238.552 laporan kasus penipuan di sektor keuangan dari masyarakat.

Jumlah tersebut terdiri dari 145.862 laporan yang disampaikan korban melalui bank dan penyedia sistem pembayaran yang kemudian dimasukkan ke sistem IASC serta 92.690 laporan langsung dilaporkan oleh korban ke IASC.

"Jumlah rekening dilaporkan sebanyak 381.507 dan jumlah rekening sudah diblokir sebanyak 76.541," kata dia.

Baca juga: Waspada Penipuan Aktivasi IKD: Kenali Modus dan Cara Aman Lindungi Data Pribadi

Jenis penipuan terbanyak

Sementara itu, Friderica mengungkapkan, sampai dengan akhir Agustus 2025, modus penipuan keuangan terbanyak terjadi pada transaksi belanja online, penipuan melalui telepon atau fake call, dan penipuan investasi.

OJK telah menerima 44.877 laporan penipuan jual-beli online selama periode ini atau sekitar 16,8 persen dari total aduan yang diterima OJK.

Kemudian sebanyak 24.723 laporan penipuan fake call dimana penipu mengaku sebagai pihak lain lalu meminta data pribadi korban untuk disalahgunakan.

Selanjutnya, diikuti dengan penipuan investasi, penipuan penawaran kerja yang menargetkan generasi muda, penipuan mendapatkan hadiah, penipuan melalui media sosial, phishing, social engineering, hingga pinjaman online fiktif.

Baca juga: J&T Express Beri 3 Tips agar Terhindar dari Penipuan Mengatasnamakan Perusahaan

Untuk mencegah semakin banyak korban, OJK mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati dan selalu memverifikasi legalitas setiap penawaran yang diterima.

"Pertama, harus cek legalitasnya, dan kedua logis atau tidak setiap penawarannya. Jadi, misalnya tiba-tiba kok menawarkan uang, hadiah, dan lain-lain, ini juga kami imbau masyarakat untuk waspada," tuturnya.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Di Tengah Rumor PHK Massal, Laba Gudang Garam Anjlok Drastis
Di Tengah Rumor PHK Massal, Laba Gudang Garam Anjlok Drastis
Industri
Menkeu Purbaya soal 17+8 Tuntutan Rakyat: Itu Suara Sebagian Kecil Masyarakat...
Menkeu Purbaya soal 17+8 Tuntutan Rakyat: Itu Suara Sebagian Kecil Masyarakat...
Ekbis
IHSG Rontok Usai Sri Mulyani Diganti: Pasar Panik atau Rasional?
IHSG Rontok Usai Sri Mulyani Diganti: Pasar Panik atau Rasional?
Keuangan
Saham Emiten Rokok Meroket Usai Sri Mulyani Tak Lagi Jadi Menteri
Saham Emiten Rokok Meroket Usai Sri Mulyani Tak Lagi Jadi Menteri
Cuan
Purbaya Menkeu Baru, Industri Mebel: Momentum Memperkuat Fondasi Fiskal
Purbaya Menkeu Baru, Industri Mebel: Momentum Memperkuat Fondasi Fiskal
Industri
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Ekbis
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
Keuangan
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Cuan
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Ekbis
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Energi
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Cuan
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Ekbis
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Keuangan
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Energi
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau