Baca juga: Simak, 7 Tips Pilih Asuransi Perjalanan untuk Liburan Akhir Tahun
Sebab, lebih banyak orang menggunakan layanan ini sebagai bentuk pembayaran baru, alih-alih sebagai sarana mengakses dana.
“Atau dengan kata lain, persentase orang yang menggunakan BNPL untuk perjalanan lebih tinggi, meskipun mereka sudah memiliki cukup uang di rekening mereka untuk menutupi biayanya,” ujar Twiss.
Namun, seperti semua utang, paylater bisa menjadi jalan yang licin, menurut rilis NerdWallet.
Berdasarkan laporan Biro Perlindungan Keuangan Konsumen AS bulan Januari 2025 lalu, 63 persen peminjam paylater pada tahun 2022 memiliki lebih dari satu pinjaman pada satu waktu.
Baca juga: Tips Nabung untuk Liburan Seru Tanpa Bikin Kantong Jebol
“Penumpukan hanyalah salah satu masalah dengan pinjaman BNPL," ungkap Andrew Lokenauth, pendiri TheFinanceNewsletter.com.
Masalah lainnya termasuk kesulitan menghubungi layanan pelanggan perusahaan dan membayar kembali pinjaman setelah kejadian tak terduga dalam hidup, seperti kehilangan pekerjaan dan kerusakan kendaraan.
“Saya telah menangani lebih dari 100 klien yang terlilit utang perjalanan BNPL, dan itu tidak menyenangkan,” katanya.
"Pinjaman ini tidak memiliki fleksibilitas sama sekali, jika Anda melewatkan pembayaran, Anda akan dikenakan biaya keterlambatan dan skor kredit Anda akan turun," imbuh Lokenauth.
Baca juga: Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi
Lokenauth mengatakan dia memiliki pendapat kontroversial bagi mereka yang mempertimbangkan untuk menggunakan paylater untuk liburan.
“Jika Anda tidak mampu membayar biaya liburan secara langsung, sebaiknya Anda tidak mengambilnya," tutur dia.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini