Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman berpose setelah diwawancara Kompas.com dalam program Filonomics di Gedung Kementerian Pertanian, Ragunan, Jakarta, Selasa (07/10/2025).Kementan telah menemukan 27 perusahaan yang memproduksi pupuk palsu, dan beberapa di antaranya sudah ditetapkan sebagai tersangka.
“Kasus ini sudah kami serahkan ke penegak hukum dan sedang diproses,” tegasnya.
Selain itu, pengawasan di lapangan juga diperketat. Seluruh distributor dan pengecer dilarang menaikkan harga pupuk di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).
Baca juga: Pertanian Tumbuh 10,52 Persen, tapi Masih Bertumpu pada Kebijakan Jangka Pendek
Amran mengungkapkan, pihaknya telah mencabut izin 2.039 kios pengecer di seluruh Indonesia yang melanggar ketentuan.
“Kalau masih ada yang coba-coba menaikkan harga, izinnya akan kami cabut dan diproses hukum,” tururnya.
Sebagai langkah monumental, pemerintah juga menurunkan harga pupuk sebesar 20 persen mulai Rabu hari ini, atas perintah langsung Presiden Prabowo.
Kebijakan itu disebut sebagai tonggak sejarah karena untuk pertama kalinya harga pupuk turun tanpa menambah beban APBN.
Baca juga: Sektor Pertanian Kantongi Rp 89 Triliun dari Dana Rp 200 Triliun Pemerintah di Himbara
Harga pupuk urea turun dari Rp 2.250 menjadi Rp 1.800 per kilogram, sementara pupuk NPK turun dari Rp 2.300 menjadi Rp 1.840 per kilogram.
Dengan pupuk yang lebih murah dan distribusi yang lebih efisien, Amran optimistis sektor pertanian Indonesia akan semakin kuat, mandiri, dan berdaulat di tahun-tahun mendatang.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang