TOKYO, KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia tengah berupaya mempercepat transisi menuju energi bersih, salah satunya penerapan bahan bakar minyak dengan campuran etanol 10 persen atau E10 mulai 2027 mendatang.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral RI (ESDM) Bahlil Lahadalia belum lama ini bahkan berencana untuk mengirim tim ke Brasil untuk mempelajari etanol sebagai bahan bakar kendaraan.
Brasil diketahui jadi salah satu negara yang paling berhasil mengembangkan etanol karena telah menerapkan mandatori E30, bahkan E100 di beberapa wilayah.
Baca juga: Secure Parking Hadirkan Teknologi Parkir Tanpa Tiket, Kartu, dan Tap
Toyota pamerkan mobil dengan bahan bakar bioetanol di GIIAS 2025Upaya tersebut langsung disambut positif oleh pelaku industri otomotif, termasuk Toyota Motor Corporation melalui Toyota Motor Asia (TMA).
"Kita bisa belajar dari Brasil. Negara itu berhasil menciptakan ekosistem energi yang praktis dan efisien, karena sektor pertaniannya terus meningkatkan produktivitas selama lebih dari 50 tahun," kata CEO of Asia Region Toyota Motor Corporation Masahiko Maeda, saat bertemu media di Tokyo, Jepang, Selasa (28/10/2025).
"Saya berharap Indonesia dapat mengembangkan hal serupa, baik untuk biodiesel maupun bioetanol agar dapat bersaing secara global dan bahkan mengekspor energi ramah lingkungan ke negara lain, ke Jepang misalnya," lanjut dia.
Menurut Maeda, keberhasilan kebijakan ini bergantung pada bagaimana pemerintah memastikan ketersediaan energi dengan harga yang kompetitif.
“Jika energi ramah lingkungan disediakan dengan harga tinggi, tentu tidak akan digunakan masyarakat luas. Oleh karena itu, komunikasi antar pemerintah menjadi kunci,” katanya.
Ia menambahkan, harga yang terjangkau akan membuat teknologi ramah lingkungan lebih mudah diterima masyarakat, terutama di segmen kendaraan penumpang yang paling besar kontribusinya.
Baca juga: Ini Cara Ampuh Lindungi Jok Motor dari Cakaran Kucing
Ilustrasi BBM pertalite. Maeda menyebut Toyota sudah memiliki teknologi kendaraan yang mendukung penggunaan bioetanol. Teknologi tersebut telah digunakan di Brasil dan bisa disesuaikan untuk pasar Indonesia.
“Jika pasar Indonesia bisa menyediakan energi terbarukan seperti bioetanol, kami sudah memiliki lini teknologi untuk mendukungnya,” ucap Maeda.
Selain kendaraan listrik, Toyota juga terus memperluas pilihan mobil rendah emisi seperti Innova Zenix Hybrid dan Yaris Cross Hybrid.
“Jika harga energi di Indonesia dapat dijaga tetap kompetitif, maka kendaraan di segmen A atau B dengan teknologi hybrid akan menjadi pilihan menarik bagi pelanggan,” ujarnya.
Lebih jauh, Maeda menilai kebijakan energi berbasis bioetanol bisa menjadi katalis untuk memperkuat daya saing industri otomotif nasional.
Ia menyoroti posisi Indonesia yang kini sejajar dengan Thailand sebagai basis utama produksi dan ekspor kendaraan di Asia Tenggara.