Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Toyota Nilai Teknologi Hybrid Masih Sulit Masuk ke LCGC, Ini Alasannya

Kompas.com - 30/10/2025, 08:39 WIB
Ruly Kurniawan,
Aris F Harvenda

Tim Redaksi

TOKYO, KOMPAS.com – Tren elektrifikasi terhadap kendaraan bermotor terus berkembang dan mulai menjangkau berbagai segmen pasar otomotif di Indonesia.

Meski begitu, penerapan teknologi hybrid pada mobil murah ramah lingkungan atau Low Cost Green Car (LCGC) masih dinilai sulit dilakukan.

Sejak pertama kali hadir pada 2013 lewat duet Toyota Agya dan Daihatsu Ayla, segmen LCGC jadi tulang punggung mobilisasi masyarakat. Harga yang terjangkau Rp 250 jutaan dengan konsumsi bahan bakar efisien membuat mobil ini diminati banyak konsumen.

Baca juga: Mitsubishi Elevance Konsep: SUV PHEV untuk Pecinta Camping

Ilustrasi jajaran produksi Daihatsu di segmen LCGC (Low Cost Green Car) atau mobil murah.DOK. ASTRA DAIHATSU MOTOR Ilustrasi jajaran produksi Daihatsu di segmen LCGC (Low Cost Green Car) atau mobil murah.

Di samping itu, skema pajak ringan serta penggunaan mesin berkapasitas kecil antara 1.000–1.200 cc juga menjadi kunci utama agar harga jual tetap kompetitif.

Chief Executive Officer (CEO) Asia Region Toyota Motor Corporation Masahiko Maeda, mengatakan tantangan terbesar penerapan teknologi hybrid di kelas ini terletak pada biaya dan sensitivitas harga di pasar.

“Sepertinya sulit untuk membuat mesin hybrid agar bisa dibawa ke kelas LCGC. Hal ini utamanya terkait bahwa di kelas ini sangat sensitif terhadap harga sebagaimana Kei Car di Jepang,” ujar Maeda saat bertemu media di Tokyo, Jepang, Selasa (28/10/2025)

Menurut Maeda, segmen LCGC memiliki nilai strategis bagi pasar Indonesia. Namun untuk menghadirkan kendaraan ramah lingkungan di kelas ini, diperlukan pendekatan yang realistis agar tetap terjangkau bagi masyarakat.

“Salah satu kemungkinan adalah pemerintah menyediakan bahan bakar berbasis bio dengan harga kompetitif. Itu bisa menjadi solusi untuk menjaga keterjangkauan,” katanya.

Baca juga: Suzuki Vision e-Sky; Bisa Jadi Lawan Wuling Air ev dan BYD Atto 1

Pabrik mobil PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) di Karawang, Jawa Barat.dok.TMMIN Pabrik mobil PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) di Karawang, Jawa Barat.

Maeda menjelaskan, ada dua arah yang dapat ditempuh untuk mendukung pengurangan emisi pada segmen kendaraan bawah.

Pertama, melalui penyediaan energi terbarukan seperti bioetanol dengan harga yang lebih murah. Kedua, dengan memperkenalkan teknologi hybrid yang efisien untuk pasar massal.

“Sebelum memahami potensi LCGC untuk hybrid, kita perlu melihat pengembangan di segmen lainnya. Kami sudah memperkenalkan Yaris Cross Hybrid, dan di Thailand ada model Yaris E-Type Hybrid yang penjualannya cukup baik karena mendapat dukungan pemerintah,” ujarnya.

Maeda menambahkan, hasil dari pasar B-segmen akan menjadi dasar bagi Toyota untuk menilai apakah teknologi hybrid layak diterapkan di kelas lebih bawah seperti LCGC atau tidak.

“Jika penerapan hybrid di B-segmen berjalan baik, kami bisa mempertimbangkan opsi lebih luas, termasuk di Indonesia. Tentu hal ini juga perlu dikomunikasikan dengan pemerintah,” katanya.

Baca juga: Honda 0 Alpha: Langkah Baru HPM Berjualan SUV Listrik

Komparasi duo LCGC Toyota Agya dan Daihatsu Ayla facelift 2020KOMPAS.com/DIO DANANJAYA Komparasi duo LCGC Toyota Agya dan Daihatsu Ayla facelift 2020

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), segmen LCGC masih menjadi salah satu pilar utama industri otomotif nasional, dengan kontribusi sekitar 20 persen terhadap total pasar roda empat atau lebih.

Namun, memasuki semester II/2025, performa segmen ini mulai melambat seiring turunnya daya beli masyarakat dan meningkatnya pilihan mobil listrik murah.

Pada September 2025, distribusi mobil LCGC dari pabrikan ke diler (wholesales) tercatat 7.795 unit, turun 5,7 persen dibanding Agustus 2025 yang mencapai 8.270 unit.

Tren penurunan ini sudah berlangsung dua bulan berturut-turut sejak Juli 2025, ketika penjualan masih berada di angka 8.923 unit.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau