Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bupati Kaur Salat Idul Adha di Desa Terpencil, Tapi Pejabatnya Tak Datang

Kompas.com - 08/06/2025, 12:24 WIB
Firmansyah,
Ferril Dennys

Tim Redaksi

BENGKULU, KOMPAS.com – Bupati Kaur, Bengkulu, Gusril Pausi, merayakan Hari Raya Idul Adha di Desa Pasar Jumat, Kecamatan Nasal, Kabupaten Kaur, pada Jumat (6/6/2025).

Namun, momen suci itu diwarnai kekecewaan mendalam karena sejumlah pejabat penting di lingkungan Pemkab Kaur tidak hadir mendampingi.

Gusril didampingi sang istri, anak-anak, serta Wakil Bupati Abdul Hamid. Mereka bangun sejak pukul 03.00 WIB untuk menempuh perjalanan selama tiga jam demi menunaikan Salat Idul Adha bersama masyarakat desa yang berbatasan langsung dengan kawasan hutan.

Namun, ketidakhadiran para pejabat membuat Gusril geram.

“Jadi saya telah umumkan pada seluruh pejabat untuk ikut dirinya menggelar Salat Idul Adha di Desa Pasar Jumat. Ini desa terpencil berbatasan dengan kawasan hutan. Akses jalan buruk, belum tersentuh pemerintah,” ujar Gusril kepada Kompas.com, Sabtu (8/6/2025).

Baca juga: Toko Emas Tertipu Nenek Licik, Gelang Palsu Lolos Uji Awal dan Bawa Kabur Uang Rp 29 Juta

ASN Membangkang, Bupati Kaur Kecewa Berat

Menurut Gusril, Desa Pasar Jumat belum tersentuh pembangunan. Karena itu, selain merayakan Idul Adha dan menyalurkan dua ekor sapi untuk kurban, ia juga ingin mendengar langsung aspirasi masyarakat.

Namun harapan itu tak sejalan dengan kenyataan. Sejumlah pejabat penting seperti Kepala Dinas PU, Dukcapil, dan Sosial justru tidak hadir.

“Namun alangkah kecewanya saya ketika mengetahui Kepala Dinas (Kadis) PU, Dukcapil, dan Sosial tidak ikut serta, padahal tiga dinas itu pintu depan pelayanan publik,” ujarnya kecewa.

“Saya begitu kecewa. Sebagai bupati baru saya mengalami kesulitan merotasi para pejabat yang tidak taat. Aturan dari Kemendagri baru bisa bulan Agustus. Enak betul para pejabat dapat tunjangan, fasilitas, mobil dinas, namun membangkang,” ujar Gusril.

Gusril mengungkap bahwa apa yang dialaminya bukan kasus tunggal. Banyak kepala daerah baru mengalami hambatan serupa: birokrasi tidak patuh, tapi belum bisa melakukan rotasi jabatan karena terbentur aturan.

“Ada banyak aturan yang intinya bupati baru belum diperkenankan merotasi jabatan. Agustus hal itu baru bisa dibolehkan oleh Mendagri. Sementara pejabat sudah malas bekerja. Namun fasilitas, tunjangan tetap mereka nikmati,” jelasnya.

Gusril menyebut bahwa hal ini menghambat capaian kerja 100 hari yang ditargetkan pemerintahannya.

“Kami ini menginginkan kerja cepat. Rakyat menunggu. Namun kalau mesin birokrasi tidak taat, ini merepotkan. Capaian kerja 100 hari banyak kedodoran,” ungkap dia.

Berangkat dari pengalamannya selama mengikuti Pilkada, Gusril pernah menyampaikan usulan agar ASN tidak memiliki hak memilih, seperti halnya TNI dan Polri.

“Ini usulan, kan boleh-boleh saja warga negara mengusulkan. Belajar dari pengalaman Pilkada yang saya ikuti. ASN sangat rentan ditunggangi petahana atau kepentingan politik tertentu seperti Pilkada. ASN itu mesin birokrasi. Apabila ditunggangi kepentingan politik seperti Pilkada, sungguh tidak elok,” ungkap Gusril.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya
Kisah Zahra Amalina, dari Sering Diremehkan hingga Jadi CEO di Industri Kreatif
Kisah Zahra Amalina, dari Sering Diremehkan hingga Jadi CEO di Industri Kreatif
Regional
Kondisi Macan Tutul yang Diselamatkan di Serang: Sehat tapi Ada Perubahan Perilaku
Kondisi Macan Tutul yang Diselamatkan di Serang: Sehat tapi Ada Perubahan Perilaku
Regional
Gubernur Papua Barat Daya Sebut Masyarakat Pulau Gag Raja Ampat Minta Penambangan Nikel Tidak Ditutup
Gubernur Papua Barat Daya Sebut Masyarakat Pulau Gag Raja Ampat Minta Penambangan Nikel Tidak Ditutup
Regional
Sejarah Eksplorasi Nikel di Pulau Gag Raja Ampat, Dimulai Belanda pada 1920
Sejarah Eksplorasi Nikel di Pulau Gag Raja Ampat, Dimulai Belanda pada 1920
Regional
Dedi Mulyadi Desak Majalengka Percepat Penguatan SDM untuk Kawasan Rebana
Dedi Mulyadi Desak Majalengka Percepat Penguatan SDM untuk Kawasan Rebana
Regional
Daya Tarik Pantai Menganti: Jetski, Speedboat, hingga Keindahan Alam
Daya Tarik Pantai Menganti: Jetski, Speedboat, hingga Keindahan Alam
Regional
Doa Bersama di Astana Giribangun, Dukung Soeharto Jadi Pahlawan Nasional
Doa Bersama di Astana Giribangun, Dukung Soeharto Jadi Pahlawan Nasional
Regional
Aipda PS Ditahan, Diduga Cabuli Korban Pemerkosaan di Kantor Polisi
Aipda PS Ditahan, Diduga Cabuli Korban Pemerkosaan di Kantor Polisi
Regional
Cuaca Ekstrem, Ambon Alami Longsor di 22 Titik dan Banjir
Cuaca Ekstrem, Ambon Alami Longsor di 22 Titik dan Banjir
Regional
Gubernur Papua Barat Daya Sebut Laut Pulau Gag Tempat Tambang Nikel di Raja Ampat Masih Biru
Gubernur Papua Barat Daya Sebut Laut Pulau Gag Tempat Tambang Nikel di Raja Ampat Masih Biru
Regional
Macan Tutul Jawa yang Resahkan Warga Serang Berhasil Dievakuasi, Kini Diobservasi di TSI Bogor
Macan Tutul Jawa yang Resahkan Warga Serang Berhasil Dievakuasi, Kini Diobservasi di TSI Bogor
Regional
Diupah Rp 100 Ribu, Residivis Sabu Bobol Konter Hp di Bangkalan
Diupah Rp 100 Ribu, Residivis Sabu Bobol Konter Hp di Bangkalan
Regional
Ribuan Pengunjung Ramaikan Festival Balon Udara di Tulungagung 2025
Ribuan Pengunjung Ramaikan Festival Balon Udara di Tulungagung 2025
Regional
Tenggelam di Pantai Aceh Utara, 2 Anak Dilarikan ke RSUCM, Begini Kondisinya
Tenggelam di Pantai Aceh Utara, 2 Anak Dilarikan ke RSUCM, Begini Kondisinya
Regional
“Sangat Tidak Adil, Anak Saya Lumpuh, Pelakunya Hanya Disuruh Bersihkan Masjid”
“Sangat Tidak Adil, Anak Saya Lumpuh, Pelakunya Hanya Disuruh Bersihkan Masjid”
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau