BANGKA, KOMPAS.com - Kasus dugaan pemotongan dana bantuan usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Bangka Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, kini masih menunggu hasil investigasi.
Plt Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Bangka Selatan, Deka Indra, mengonfirmasi bahwa investigasi dilakukan terhadap pegawai yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS).
"Belum ada terduga lain, saat ini masih satu orang," kata Deka saat dihubungi, Jumat (24/10/2025).
Deka menjelaskan, investigasi dilakukan dengan melibatkan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) untuk menentukan jenis sanksi yang akan diberikan.
Baca juga: Bantuan UMKM Bangka Selatan Diduga Disunat Oknum Pegawai, Terungkap lewat Medsos Bupati
Sementara surat peringatan satu yang telah diberikan pada oknum pegawai inisial R tersebut bukan terkait kasus pemotongan bantuan UMKM.
"SP 1 yang diberikan terkait disiplin pegawai karena jarang masuk kantor," ujar Deka.
Modus pelaku ialah dengan melakukan pungutan liar senilai Rp 200.000 pada sejumlah penerima bantuan.
Total bantuan UMKM senilai Rp 430 juta untuk 430 penerima manfaat atau masing-masing menerima Rp 1 juta yang ditransfer ke rekening bank pada Selasa (14/10/2025).
Beberapa hari kemudian, mulai muncul unggahan warga yang menyebutkan bahwa mereka terpaksa membayar sejumlah uang demi mendapatkan bantuan UMKM.
Bupati Bangka Selatan Riza Herdavid.Bupati Bangka Selatan, Riza Herdavid, sempat melakukan inspeksi mendadak ke kantor dinas usai menerima laporan netizen, tetapi terduga pelaku tidak masuk kantor.
Kasus yang mencoreng institusi tersebut terungkap setelah sejumlah warga melapor melalui akun media sosial bupati.
Tindakan oknum pegawai juga terbilang nekat, mengingat selama ini bupati aktif menampung keluhan warga melalui akun medsosnya.
Baca juga: Keponakan Prabowo Akan Bangun Pusat Riset Timah Nasional di Bangka Belitung
Bupati Riza Herdavid mengonfirmasi bahwa seorang oknum pegawai terindikasi melakukan pelanggaran dalam penyaluran bantuan UMKM.
"Infonya tunggal, tetapi masih tahap investigasi," kata Riza saat dihubungi, Rabu (22/10/2025).
Rizal menjelaskan, investigasi sedang dilakukan untuk mengetahui kemungkinan adanya pelaku lainnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang