Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Penyakit yang Rentan Menyerang Saat Kemarau Basah

Kompas.com - 10/07/2025, 16:30 WIB
Nur Khalis,
Andi Hartik

Tim Redaksi

SUMENEP, KOMPAS.com - Kemarau basah mulai berdampak pada kondisi kesehatan warga Sumenep, Jawa Timur.

Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana (P2KB) mengimbau masyarakat lebih waspada terhadap penyakit yang rentan muncul akibat perubahan cuaca.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan P2KB Kabupaten Sumenep, Achmad Syamsuri mengungkapkan, penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) menjadi salah satu gangguan kesehatan yang paling diwaspadai.

Baca juga: Hadapi Kemarau Basah, Pemkab Situbondo Minta Petani Kurangi Tanam Tembakau

Di musim kemarau, suhu cenderung turun drastis pada malam hari, dan hal ini diperparah dengan datangnya hujan yang tak menentu.

"Mamang, cuaca dingin membuat daya tahan tubuh menurun, terutama pada infeksi saluran pernapasan," kata Syamsuri kepada Kompas.com, Kamis (10/7/2025).

Syamsuri menambahkan, ISPA biasanya menyerang ketika suhu tubuh tak mampu menyesuaikan dengan perubahan cuaca yang ekstrem.

"Di sejumlah wilayah perbukitan, biasanya warga mengeluhkan batuk hingga sesak napas yang tak kunjung reda," imbuh dia.

Baca juga: Bandung Raya Masuki Kemarau Basah, Waspadai Hujan Disertai Angin Kencang

Syamsuri juga menerangkan, hujan yang turun di tengah musim kemarau memicu genangan di beberapa titik, terutama di kawasan padat penduduk dan minim sanitasi.

"Biasanya kalau diare, dia sering menyerang anak-anak dan lansia. Lingkungan yang tak bersih, ditambah kebiasaan buruk dalam pengolahan makanan, sangat berisiko," jelas Syamsuri.

Kadang kala kondisi itu diperparah dengan buruknya kualitas air bersih di daerah yang terdampak genangan. Beberapa warga masih mengandalkan air sumur dangkal yang rawan tercemar.

"Tentu edukasi kesehatan, lewat Puskesmas, kader posyandu, agar masyarakat tak abai pada gejala awal penyakit itu," jelas dia.

"Edukasi jadi kunci mencegah wabah di tengah perubahan iklim yang semakin tak menentu," tutup Syamsuri.

 

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Temuan Pungli Urus KK di Surabaya, Eri Cahyadi Minta Camat Ingatkan RT/RW: Jangan Minta Uang!
Temuan Pungli Urus KK di Surabaya, Eri Cahyadi Minta Camat Ingatkan RT/RW: Jangan Minta Uang!
Surabaya
Polisi Tangkap 14 Tersangka Baru Perusakan dan Penjarahan Kantor DPRD Blitar
Polisi Tangkap 14 Tersangka Baru Perusakan dan Penjarahan Kantor DPRD Blitar
Surabaya
Chromebook Bantuan Era Nadiem Makarim di Bangkalan Masih Digunakan, tapi Pemakaiannya Terbatas
Chromebook Bantuan Era Nadiem Makarim di Bangkalan Masih Digunakan, tapi Pemakaiannya Terbatas
Surabaya
2 Minimarket di Tuban Dirampok, Brankas Isi Uang Tunai Dikuras Habis
2 Minimarket di Tuban Dirampok, Brankas Isi Uang Tunai Dikuras Habis
Surabaya
Eri Cahyadi Sidak Kelurahan Kebraon Setelah Warga Lapor Alami Pungli
Eri Cahyadi Sidak Kelurahan Kebraon Setelah Warga Lapor Alami Pungli
Surabaya
Kepergok Mesum dalam Mobil di Halaman Masjid, Sepasang Remaja Berseragam SMA Diamankan Satpol PP Madiun
Kepergok Mesum dalam Mobil di Halaman Masjid, Sepasang Remaja Berseragam SMA Diamankan Satpol PP Madiun
Surabaya
Terungkap Pekerjaan Alvi, Pelaku Mutilasi Kekasih di Pacet Mojokerto
Terungkap Pekerjaan Alvi, Pelaku Mutilasi Kekasih di Pacet Mojokerto
Surabaya
Kades di Lumajang 'Mengamuk' dan Tangkap 4 Penjual Miras Saat Karnaval Sound Horeg
Kades di Lumajang "Mengamuk" dan Tangkap 4 Penjual Miras Saat Karnaval Sound Horeg
Surabaya
Polres Pasuruan Tangkap Remaja yang Buang Bayinya di Atas Daun Pisang
Polres Pasuruan Tangkap Remaja yang Buang Bayinya di Atas Daun Pisang
Surabaya
Mensos Akui Sekolah Rakyat Masih Hadapi Kendala, dari Air Bersih hingga Kekurangan Guru
Mensos Akui Sekolah Rakyat Masih Hadapi Kendala, dari Air Bersih hingga Kekurangan Guru
Surabaya
Grafiti Provokatif 'Police Killed People' Muncul di Kota Pasuruan
Grafiti Provokatif "Police Killed People" Muncul di Kota Pasuruan
Surabaya
Detik-detik Balon Udara Meledak di Pamekasan, Terdengar Dentuman Keras dan Rusak Rumah Warga
Detik-detik Balon Udara Meledak di Pamekasan, Terdengar Dentuman Keras dan Rusak Rumah Warga
Surabaya
Tembakau Petani Pamekasan Dibeli Rp 30.000, Jauh di Bawah Biaya Pokok Produksi
Tembakau Petani Pamekasan Dibeli Rp 30.000, Jauh di Bawah Biaya Pokok Produksi
Surabaya
Tak Hanya untuk Kades, Pemkab Lumajang Juga Beli 9 Motor Baru untuk Wabup dan Patroli Keamanan
Tak Hanya untuk Kades, Pemkab Lumajang Juga Beli 9 Motor Baru untuk Wabup dan Patroli Keamanan
Surabaya
Pelaku Mutilasi Buang Bagian Tubuh Kekasihnya Sedikit demi Sedikit
Pelaku Mutilasi Buang Bagian Tubuh Kekasihnya Sedikit demi Sedikit
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau