4. Jelajah alam dan kuliner Desa Kemiren
Wisatawan yang ingin menjelajahi alam dan kuliner Desa Kemiren, bisa coba paket wisata Sanggar Sapu Jagad.
Nantinya wisatawan akan diajak treking sawah atau jalanan desa, disambut tarian barong kemiren, serta menikmati sajian kuliner osing di pinggir sawah.
Tidak ketinggalan, wisatawan juga bisa menyaksikan pertunjukkan Barong dan Tari Jaran Goyang.
5. Keliling Pasar Kampoeng Osing
Tidak hanya di Desa Kemiren, wisatawan juga bisa keliling mencicipi kuliner lokal di Pasar Kampoeng Osing. Beberapa di antaranya ada tape buntut, kucut, dan kopi kemiren jaran goyang.
6. Lihat atraksi budaya
Ada beragam atraksi budaya yang bisa kamu lihat ketika berkunjung ke Desa Wisata Osing Kemiren.
Beberapa di antaranya seperti menyaksikan kesenian gandrung, barong, dan angklung. Bisa pula belajar bagaimana proses pembuatan gamelan banyuwangi.
Serta, belajar bahasa osing, menyaksikan adat istiadat pernikahan masyarakat Osing di Desa Kemiren, melihat ritual selamatan buyut cili, tumpeng sekarat, dan tumpeng pecel pithik.
7. Membatik
Tidak hanya beli batik, wisatawan juga bisa belajar membatik di Desa Wisata Osing Kemiren.
Batik Banyuwangi memiliki goresan yang beragam, sesuai dengan kondisi alam Wong Blambangan.
Latar masyarakat Osing yang agraris menciptakan motif - motif bertemakan tumbuhan dan Filosofis Osing, seperti kangkung segingkes dan kopi pecah.
Baca juga: Catat! Ini Waktu Terbaik Berlibur ke Desa Wisata Osing Kemiren
8. Ikut Festival Ngopi Sepuluh Ewu
Setiap tahun masyarakat Desa Wisata Osing Kemiren akan menyelenggarakan acara Festival Ngopi Sepuluh Ewu.
Arifin menjelaskan, Festival Kopi Sepuluh Ewu merupakan festival minuman kopi gratis yang digelar di sepanjang jalur utama Desa Wisata Osing Kemiren.
"Kebiasaan masyarakat di Desa Kemieran, suguhan untuk tamu yang datang biasanya minum kopi, dari tradisi ini lah kemudian dikemas menjadi agenda tahunan," katanya.
Arifin memaparkan, agenda tahunan ini merepresentasikan tiga konsep dalam menyambut tamu di Desa Wisata Osing Kemiren, yaitu suguh, gupuh, dan lungguh.
Warga Desa Adat Kemiren ikut serta dalam Banyuwangi Festival dengan menunjukkan tradisi ngopi sepuluh ewu yang dimiliki suku Osing untuk mempererat persaudaraan. Suguh berarti memberikan hidangan terbaik, gupuh berarti menggambarkan sikap tuan rumah yang sigap dan hangat dalam menyambut tamu, dan lungguh berarti menyediakan tempat terbaik.
Teknisnya, kata Arifin, setiap Kartu Keluarga akan menjejerkan meja di sepajang jalur utama Desa Kemiren.
Setiap meja nantinya akan bersanding dengan UMKM Lokal, sementara untuk kopi dan gula yang disuguhkan kepada wisatawan gratis karena disubsidi oleh pihak desa.
"Untuk warga yang dari luar atau wisatwan yang masuk, itu gratis (suguhan kopi), tapi untuk meningkatkan perbelanjaan UMKM yang ada di Desa Kemiren, jajanannya disediakan oleh UMKM," terang Arifin.
Tidak hanya menyuguhkan kopi, sambungnya, dalam acara tersebut juga digelar kesenian tradisional Desa Kemiren.
Sehingga, wisatawan yang datang tidak hanya bisa menikmati kopi, tetapi juga bisa melihat kearifan budaya setempat.
Jika tertarik melihat kemeriahan Festival Kopi Sepuluh Ewu, Arifin mengatakan acara ini dijadwalkan akan digelar pada 8 November 2025 mendatang.
Baca juga: Berkenalan dengan Suku Osing