Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pulihkan Ekosistem Endemik Bromo, Jalur Lingkar Kaldera Tengger akan Ditata

Kompas.com - 28/10/2025, 05:05 WIB
Imron Hakiki,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Lalu lintas jeep wisata dan sepeda motor di kawasan Bromo Tengger Semeru, dipastikan akan berubah. Pasalnya, Balai Besar Taman Nasional akan melakukan penataan ulang Jalur Lingkar Kaldera Tengger (JLKT).

Sehingga, jalur lingkar yang sebelumnya saat ini dinilai amburadul, akan ditata ulang sampai terlihat rapi.

Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS), Rudijanta Tjahja Nugraha mengatakan penataan ulang Jalur Lingkar Kaldera Tengger (JLKT) itu, selain bertujuan merapikan lalu lintas di kawasan tersebut.

Baca juga: Bagaimana Nasib Kelanjutan Jembatan Kaca di Bromo? Ini Penjelasan TNBTS

Selain itu, juga bertujuan menjaga kawasan sakral adat Tengger, sekaligus memulihkan ekosistem alam Bromo Tengger Semeru yang selama ini terdegradrasi.

"Seperti kita tahu, banyak habitat flora endemik asli Bromo, flora Anggrek Tosari (Habenaria tosariensis) dan Suket Melelo (Styphelia javanica)," ungkapnya saat ditemui, Senin (27/10/2025).

Dengan penataan ulang JLKT, pihaknya berharap flora-flora endemik itu kembali pulih kesuburannya.

Tak hanya penataan jalur

Selain penataan jalur, menurut Rudi, beberapa fasilitas wisata, seperti titik parkir jip dan kamar mandi juga akan ditambah.

Jeep di kawasan Gunung Bromo.KOMPAS.com/IMRON HAKIKI Jeep di kawasan Gunung Bromo.

Selain itu, lapak UMKM yang saat ini berada di lautan pasir, akan disentralisasi di satu kawasan, layaknya pujasera.

"Program ini ditargetkan selesai pada sekitar tahun 2026 mendatang," tuturnya.

Baca juga: Viral Video Paralayang di Gunung Bromo, Pelaku Terancam Sanksi Adat

Rudijanta menyebut, rencana penataan ulang Jalur Lingkar Kaldera Tengger (JLKT) sudah disepakati bersama, antara pelaku wisata, komunitas jip, masyarakat adat, serta pemerintah setempat.

"Jadi praktis tinggal pelaksaan pembangunannya. Anggarannya sudah kami siapkan," pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Pembangunan Lift Kaca Kelingking Beach Disetop Sementara, Dipasang Garis Polisi
Pembangunan Lift Kaca Kelingking Beach Disetop Sementara, Dipasang Garis Polisi
Travel News
Dihadang Angkutan Umum, Transjakarta Hentikan Sementara Rute Pulogadung–Kampung Melayu
Dihadang Angkutan Umum, Transjakarta Hentikan Sementara Rute Pulogadung–Kampung Melayu
Travel News
3 Karya Budaya Wonosobo Masuk Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2025
3 Karya Budaya Wonosobo Masuk Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2025
Travel News
Libur Akhir Tahun, Waspada Puncak Musim Hujan dan Baca Tips Ini
Libur Akhir Tahun, Waspada Puncak Musim Hujan dan Baca Tips Ini
Travel News
KA Bukit Serelo Kertapati-Lubuk Linggau, Harga Tiket Rp 32.000
KA Bukit Serelo Kertapati-Lubuk Linggau, Harga Tiket Rp 32.000
Travelpedia
7,2 Ton Sampah Diangkut dari Kawasan Pantai Tanjung Aan NTB
7,2 Ton Sampah Diangkut dari Kawasan Pantai Tanjung Aan NTB
Travel News
Wonderful Indonesia Wellness 2025 Digelar di Solo dan Yogya Sebulan Penuh
Wonderful Indonesia Wellness 2025 Digelar di Solo dan Yogya Sebulan Penuh
Travel News
Tren Pariwisata Dunia Bergeser, Gen Z Makin Doyan Liburan
Tren Pariwisata Dunia Bergeser, Gen Z Makin Doyan Liburan
Travel News
Super Air Jet Buka Rute Jakarta-Kediri PP 10 November, Terbang 3 Kali Seminggu
Super Air Jet Buka Rute Jakarta-Kediri PP 10 November, Terbang 3 Kali Seminggu
Travel News
Harga Tiket Jalur Pendakian Gunung Rinjani 2025 Terbaru, Simak!
Harga Tiket Jalur Pendakian Gunung Rinjani 2025 Terbaru, Simak!
Travel News
3 November, Harga Tiket Jalur Pendakian Gunung Rinjani Naik
3 November, Harga Tiket Jalur Pendakian Gunung Rinjani Naik
Travel News
Tak Menyeramkan, Hantu di Saloka Theme Park Diajak Foto Manusia
Tak Menyeramkan, Hantu di Saloka Theme Park Diajak Foto Manusia
Travelpedia
Mengenal Rapa’i Uroh Duek, Alat Musik Tradisional Lhokseumawe
Mengenal Rapa’i Uroh Duek, Alat Musik Tradisional Lhokseumawe
Travelpedia
Sejarah Keraton Surakarta, Dulu Istana Kerajaan Mataram Islam
Sejarah Keraton Surakarta, Dulu Istana Kerajaan Mataram Islam
Travelpedia
Pakubuwono XIII Wafat, Raja Keraton Surakarta yang Naik Tahta Sejak 2004
Pakubuwono XIII Wafat, Raja Keraton Surakarta yang Naik Tahta Sejak 2004
Travelpedia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau