Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Digunakan Peneliti Asing Tanpa Izin, Dua Jalur Ilegal Gunung Tambora Ditutup

Kompas.com - 28/10/2025, 14:07 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Editor

Sumber Antara

KOMPAS.com - Balai Taman Nasional Tambora, Provinsi Nusa Tenggara Barat menutup dua jalur pendakian ilegal yang selama ini kerap digunakan peneliti asing tanpa izin untuk memasuki kawasan konservasi Gunung Tambora.

Kepala Balai TN Tambora, Abdul Azis Bakry, mengatakan dua jalur tersebut berada di wilayah Pasar Minggu, Desa Pekat, Kecamatan Pekat, Kabupaten Dompu, dan jalur Oi Bura, Kecamatan Tambora, Kabupaten Bima.

"Kedua jalur ini kerap dijadikan akses alternatif bagi peneliti maupun wisatawan asing yang ingin mencapai kaldera Tambora tanpa melalui mekanisme perizinan resmi," ujar Azis seperti dilansir dari Antara, Selasa (27/10/2025).

Menurutnya, penertiban jalur ilegal tersebut merupakan bentuk pengendalian dan penegakan hukum terhadap praktik penelitian yang tidak sesuai ketentuan perundang-undangan.

"Kami tidak hanya menutup jalur pendakian ilegal, tetapi juga akan menindak tegas oknum peneliti asing yang masuk tanpa izin dan berpotensi mencuri sumber daya genetik maupun pengetahuan lokal masyarakat sekitar. Kawasan Tambora adalah aset bangsa yang harus dijaga bersama," tegas Azis.

Baca juga: Kisah Unik Desa Pancasila di Kaki Gunung Tambora, Seperti Apa?

Balai TN Tambora, lanjutnya, telah berkoordinasi dengan pemerintah desa, aparat keamanan, serta penyelenggara wisata atau trip organizer (TO) terkait masalah tersebut.

"Kami sudah minta seluruh pihak tidak lagi memfasilitasi kegiatan pendakian atau penelitian tanpa izin. Bila ditemukan pelanggaran, akan kami proses sesuai aturan," katanya.

Ia menambahkan, pengawasan akan diperketat melalui patroli rutin dan pemeriksaan izin bagi setiap peneliti yang masuk kawasan taman nasional.

Setiap kegiatan penelitian harus melalui mekanisme perizinan resmi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan melibatkan pengawasan petugas lapangan TN Tambora.

"Ini langkah penting untuk melindungi kekayaan biodiversitas dan pengetahuan tradisional masyarakat dari eksploitasi asing yang tidak bertanggung jawab," kata Azis.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Pembangunan Lift Kaca Kelingking Beach Disetop Sementara, Dipasang Garis Polisi
Pembangunan Lift Kaca Kelingking Beach Disetop Sementara, Dipasang Garis Polisi
Travel News
Dihadang Angkutan Umum, Transjakarta Hentikan Sementara Rute Pulogadung–Kampung Melayu
Dihadang Angkutan Umum, Transjakarta Hentikan Sementara Rute Pulogadung–Kampung Melayu
Travel News
3 Karya Budaya Wonosobo Masuk Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2025
3 Karya Budaya Wonosobo Masuk Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2025
Travel News
Libur Akhir Tahun, Waspada Puncak Musim Hujan dan Baca Tips Ini
Libur Akhir Tahun, Waspada Puncak Musim Hujan dan Baca Tips Ini
Travel News
KA Bukit Serelo Kertapati-Lubuk Linggau, Harga Tiket Rp 32.000
KA Bukit Serelo Kertapati-Lubuk Linggau, Harga Tiket Rp 32.000
Travelpedia
7,2 Ton Sampah Diangkut dari Kawasan Pantai Tanjung Aan NTB
7,2 Ton Sampah Diangkut dari Kawasan Pantai Tanjung Aan NTB
Travel News
Wonderful Indonesia Wellness 2025 Digelar di Solo dan Yogya Sebulan Penuh
Wonderful Indonesia Wellness 2025 Digelar di Solo dan Yogya Sebulan Penuh
Travel News
Tren Pariwisata Dunia Bergeser, Gen Z Makin Doyan Liburan
Tren Pariwisata Dunia Bergeser, Gen Z Makin Doyan Liburan
Travel News
Super Air Jet Buka Rute Jakarta-Kediri PP 10 November, Terbang 3 Kali Seminggu
Super Air Jet Buka Rute Jakarta-Kediri PP 10 November, Terbang 3 Kali Seminggu
Travel News
Harga Tiket Jalur Pendakian Gunung Rinjani 2025 Terbaru, Simak!
Harga Tiket Jalur Pendakian Gunung Rinjani 2025 Terbaru, Simak!
Travel News
3 November, Harga Tiket Jalur Pendakian Gunung Rinjani Naik
3 November, Harga Tiket Jalur Pendakian Gunung Rinjani Naik
Travel News
Tak Menyeramkan, Hantu di Saloka Theme Park Diajak Foto Manusia
Tak Menyeramkan, Hantu di Saloka Theme Park Diajak Foto Manusia
Travelpedia
Mengenal Rapa’i Uroh Duek, Alat Musik Tradisional Lhokseumawe
Mengenal Rapa’i Uroh Duek, Alat Musik Tradisional Lhokseumawe
Travelpedia
Sejarah Keraton Surakarta, Dulu Istana Kerajaan Mataram Islam
Sejarah Keraton Surakarta, Dulu Istana Kerajaan Mataram Islam
Travelpedia
Pakubuwono XIII Wafat, Raja Keraton Surakarta yang Naik Tahta Sejak 2004
Pakubuwono XIII Wafat, Raja Keraton Surakarta yang Naik Tahta Sejak 2004
Travelpedia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau