Vaksin mRNA tidak mengandung virus hidup atau materi genetik berumur panjang yang mampu mengubah DNA sel.
Sehingga, tidak ada mekanisme yang masuk akal yang menunjukkan bahwa vaksin mRNA dapat menyebabkan kanker.
Sebelumnya, narasi menyesatkan di media sosial mengenai Biden terkena kanker turbo telah dibantah oleh pemeriksa fakta Politifact.
Kantor perwakilan Joe Biden mengonfirmasi bahwa Biden mengalami gangguan saluran kencing dan benjolan di prostatnya.
"Meskipun ini merupakan bentuk penyakit yang agresif, kanker tersebut tampaknya sensitif terhadap hormon yang memungkinkan penanganan yang efektif," kata kantor perwakilan tersebut dikutip dari Associated Press.
Kanker prostat dinilai berdasarkan skor Gleason untuk mengetahui tingkat agresivitasnya.
Presiden ke-46 AS tersebut memiliki skornya 9, yang menunjukkan kankernya termasuk agresif.
Meski agresif, bukan berarti tidak dapat diobati.
Dokter dari Massachusetts General Brigham Cancer Center, Matthew Smith mengatakan, penyakit Biden sangat bisa disembuhkan.
"Ini sangat dapat diobati, tetapi tidak dapat disembuhkan," kata Smith.
"Kebanyakan pria dalam situasi ini akan diobati dengan obat-obatan dan tidak akan disarankan untuk menjalani operasi atau terapi radiasi," lanjutnya.
Berdasarkan data National Cancer Institute, diperkirakan 3,5 juta pria AS mengidap kanker prostat pada 2022.
Adapun Biden kini berusia 82 tahun. Risiko kanker prostat memang lebih tinggi seiring bertambahnya usia.
Dilansir USA Today, hanya sekitar 2 persen pria yang meninggal dalam waktu lima tahun setelah didiagnosis kanker prostat menurut NCI.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini