Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penutupan Rakornas Perpusnas: Perkuat Sinergi untuk Budaya Baca dan Literasi

Kompas.com - 05/02/2025, 20:27 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

 

Melalui rapat tahunan ini, 17 rekomendasi dihasilkan dari sesi diskusi kelompok yang dibagi ke dalam empat subtema yaitu model layanan prima perpustakaan untuk mendukung budaya membaca dan peningkatan kecakapan literasi, merancang program penguatan budaya membaca dan kecakapan literasi, pemanfaatan warisan budaya untuk penguatan budaya membaca dan kecakapan literasi, serta model penguatan kerja sama kelembagaan untuk mendukung penciptaan budaya membaca dan kecakapan literasi.

Terkait efisiensi anggaran di instansi pemerintah pada 2025, Kepala Perpusnas menilai hal ini seharusnya tidak menjadi hambatan. Menurutnya, perpustakaan masih dapat mengerjakan program dan kegiatannya.

"Prinsipnya kalau tidak bisa melakukan semuanya, jangan menggagalkan semua. Lakukan apa yang kita bisa," ujarnya.

Dalam Rakornas, dia memaparkan pada tahun ini, Perpusnas mengusung sejumlah program yang terangkum dalam fishbone analysis. Dia meminta peserta Rakornas agar berkoordinasi dan bersinergi dengan unit kerja terkait di Perpusnas sesuai fishbone analysis tersebut.

“Itu adalah yang paling mudah bagi Bapak dan Ibu untuk menuju unit mana guna melakukan sinergi dan koordinasi,” pungkasnya.

Rakornas menghadirkan Menteri Dikdasmen Abdul Mu'ti sebagai pembicara kunci. Selain itu, ada sesi kebijakan serta sesi panel dan diskusi yang diisi narasumber di antaranya pegiat literasi Maman Suherman, Ketua Umum Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa) Munawar Holil, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Gunung Kidul Kisworo, dan Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat I Gusti Agung Kim Fajar Wiyati Oka.

Pada Rakornas, Kepala UPT Jasa Kearsipan Yulianto mewakili Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) menyerahkan hibah sebanyak 96 rol mikrofilm naskah kuno kepada Kepala Preservasi dan Ahli Media Bahan Perpustakaan Perpusnas Tri Luki Cahya Dini.

Sulsel disebut merupakan rumah bagi tradisi tulis masyarakat Bugis, Makassar, dan Mandar. Di provinsi ini, tersimpan warisan budaya yang tak ternilai, yang ada di dalam naskah kuno Lontara.

Sebagian fisik asli naskah kuno tersebut terancam keberadaannya, sehingga upaya mendigitisasi mikrofilm yang berisi informasi dari naskah tersebut menjadi sangat mendesak dan penting.

Dengan teknologi di Pusat Preservasi dan Ahli Media Perpusnas, naskah-naskah kuno yang terancam rusak diselamatkan. Mikrofilm dipindai dan dikonversi dengan format digital berkualitas tinggi memastikan akses mudah dan pelestarian nilai sejarahnya.

Baca juga: Kompetisi Global Literasi AI Diprediksi Akan Meningkat Pesat di 2025

Hingga kini, sebanyak 2.883 judul naskah kuno Lontara telah berhasil digitisasi dari total 3.030 judul. Naskah Lontara’ menyimpan pengetahuan tentang bercocok tanam, tata niaga, hingga taktik perang.

Sebagai identitas budaya Sulsel, naskah Lontara adalah saksi bisu peradaban bangsa yang harus dijaga. Digitalisasi mikrofilm dengan teknologi canggih ini memberikan akses lebih luas untuk masyarakat, peneliti, dan generasi mendatang.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau