Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Ada Tes Baca Tulis Hitung di MPLS 2025? Ini Kata Mendikdasmen

Kompas.com - 21/07/2025, 14:55 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Mahar Prastiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti menjelaskan mengapa ada asesmen dalam masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) tahun ajaran 2025/2026.

"Ada yang baru dari MPLS tahun ini. Selain pendekatan-pendekatan yang lebih humanis, juga ada momentum di mana sekolah juga melakukan semacam asesmen untuk mengetahui kemampuan membaca, menulis, serta numerasi anak-anak," kata Abdul Mu'ti di Jakarta, dilansir dari laman Antara, Senin (21/7/2025).

Asesmen baru diterapkan pertama kali dalam MPLS Ramah 2025. Kegiatan ini dilaksanakan mulai hari ketiga MPLS dan diberlakukan bagi siswa SMP dan SMA.

Baca juga: Beasiswa Kuliah S2 Gratis ke Denmark, Cek Syarat Daftarnya

Asemen ini berbentuk literasi dan numerasi, dengan durasi 60 menit.

Junlah soal asesmen yang akan dikerjakan murid baru adalah 24 butir yang terdiri dari 12 literasi membaca dan 12 literasi.

2 alasan ada tes baca tulis hitung di MPLS 2025

1. Panduan guru buat metode belajar

Menurut dia, asesmen tersebut menjadi masukan bagi guru untuk menentukan metode pembelajaran yang tepat dan efektif bagi siswa

"Ini menjadi input bagi para guru untuk memberikan perhatian bagian-bagian mana yang perlu mendapatkan prioritas dari anak-anak kita," kata dia.

2. Diagnosa awal murid bisa baca tulis atau belum

"Jadi, kalau selama ini ada masalah sudah SMP belum bisa baca, bahkan SMA belum bisa baca, dengan MPLS sekarang di mana salah satu materinya semacam diagnostic test untuk mengetahui kemampuan membaca, menulis, dan numerasi," katanya.

Menurut dia, sejauh ini pelaksanaan MPLS tahun ajaran 2025/2026 berjalan dengan baik.

Baca juga: Masalah Siswa SMP Belum Bisa Baca, MPLS 2025 Wajibkan Asesmen Literasi

"Alhamdulillah, semuanya berjalan dengan baik, anak-anak juga ceria," kata Abdul Mu'ti.

Dalam MPLS tahun ini, Kemendikdasmen menekankan MPLS Ramah bukanlah ajang perpeloncoan maupun pamer senioritas.

Abdul Mu'ti mengatakan perubahan nama kegiatan itu bukanlah sekadar formalitas, namun upaya Kemendikdasmen untuk turut pula mengubah konotasi negatif yang selama ini melekat pada rangkaian kegiatan masa pengenalan awal sekolah.

Pada kegiatan MPLS, siswa tidak hanya mengetahui sistem pendidikan di jenjang pendidikan yang baru, namun juga mengenalkan kesadaran terkait beberapa isu sosial saat ini.

Seperti bahaya judi online, narkotika, serta berbagai tindakan kekerasan kepada para murid baru.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau