Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penembakan Gas Air Mata di Unisba, Mendikti: Serangan Terhadap Ruang Aman

Kompas.com - 02/09/2025, 19:20 WIB
Melvina Tionardus,
Mahar Prastiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto menyesalkan kejadian penembakan gas air mata ke area Universitas Islam Bandung (Unisba) pada Senin (1/9/2025).

Brian menyebut peristiwa itu dapat dimaknai sebagai serangan terhadap ruang aman kampus yang seharusnya dilindungi.

“Saya juga menyayangkan insiden penyemprotan gas air mata ke arah kampus Unisba pada 1 September 2025, yang dapat dimaknai sebagai serangan terhadap ruang aman kampus,” ujar Brian dalam keterangan tertulis, Selasa (2/9/2025).

Mendikti saintek mengingatkan bahwa kampus adalah ruang akademik yang bebas, merdeka, dan aman untuk menyampaikan aspirasi.

Baca juga: Kemendikdasmen Perbolehkan Pemda Tentukan Metode Pembelajaran, Antisipasi Dampak Demo

Demonstrasi mahasiswa harus dilihat sebagai gerakan damai

Ia berujar semua pihak, termasuk aparat keamanan penting untuk menjaga marwah kampus dari tindakan represif.

“Suara mahasiswa adalah bagian penting dari denyut bangsa. Kemdiktisaintek adalah rumah bagi mahasiswa. Saya sebagai Mendiktisaintek adalah orang tua sekaligus sahabat mahasiswa, pintu komunikasi selalu terbuka untuk berbagai aspirasi,” ucapnya.

Untuk mencegah peristiwa serupa, Kemendikti saintek mengambil sejumlah langkah. Antara lain mengirim tim monitoring untuk menilai dampak insiden, menyiapkan pendampingan medis dan psikologis, membuka kanal pengaduan cepat, serta memastikan protokol koordinasi dengan aparat keamanan berjalan baik.

Lebih lanjut, Brian menegaskan demonstrasi mahasiswa harus dilihat sebagai gerakan damai dalam rangka mengawal jalannya pemerintahan.

Baca juga: Pemerintah Diminta Evaluasi Pelaksanaan PJJ di Daerah Imbas Demo

“Anarki bukan DNA mahasiswa. Karena itu, ruang akademik harus terlindungi dari tindakan represif maupun penyusupan pihak luar,” tegasnya.

Beredar video yang menyebut polisi menembaki kampus Universitas Islam Bandung (Unisba) dan Universitas Pasundan (Unpas) dengan gas air mata saat kericuhan di Jalan Tamansari, Kota Bandung, Senin (1/9/2025) malam. Polda Jabar kemudian membantah informasi tersebut.Tangkapan layar video Instagram @info.mahasiswaunisba Beredar video yang menyebut polisi menembaki kampus Universitas Islam Bandung (Unisba) dan Universitas Pasundan (Unpas) dengan gas air mata saat kericuhan di Jalan Tamansari, Kota Bandung, Senin (1/9/2025) malam. Polda Jabar kemudian membantah informasi tersebut.

Membuka ruang dialog mendengarkan aspirasi mahasiswa

Terakhir, ia mengajak para pimpinan perguruan tinggi di seluruh Indonesia membuka ruang dialog, mendengarkan aspirasi mahasiswa secara langsung, dan menjadikan kampus sebagai teladan demokrasi yang sehat dan bermartabat.

Sebagai informasi, mahasiswa Unisba menyatakan mendapat serangan gas air mata dari polisi dan TNI pada Senin pukul 23.30 malam.

Menurut Presiden Mahasiswa Unisba, Kamal Rahmatullah saat itu mahasiswa masih berada di kampus karena mengevakuasi peserta aksi yang terluka maupun sesak napas akibat gas air mata saat demonstrasi di depan Gedung DPRD Jawa Barat pada sore hari.

Baca juga: Pernyataan Sikap BEM Unpas Usai Polisi Diduga Tembakkan Gas Air Mata ke Area Kampus

Selain Unisba, Universitas Pasundan (Unpas) mengalami hal yang sama. Ada 12 mahasiswa yang menjadi korban.

Namun Polda Jawa Barat membantah menembakkan gas air mata.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau