Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kecil-kecil Punya Karya, Siswa MIN 18 Jakarta Terbitkan Buku Setiap Tahun

Kompas.com - 04/09/2025, 17:51 WIB
Rintan Puspita Sari,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kebiasaan membaca dan menulis adalah fondasi utama dalam pendidikan. Bagi anak-anak, terutama sejak duduk di bangku SD, kemampuan ini bukan hanya sekadar tuntutan sekolah, melainkan bekal hidup untuk menghadapi masa depan.

Saat anak terbiasa membaca dan menulis sejak dini, mereka akan lebih siap menyerap pengetahuan, mengasah imajinasi, sekaligus melatih cara berpikir kritis.

Membaca membuat anak mengenal beragam dunia, karakter, dan ide baru. Dari buku cerita sederhana hingga bacaan pengetahuan, setiap halaman yang dibaca membuka wawasan sekaligus menumbuhkan rasa ingin tahu.

Lebih dari itu, kebiasaan membaca membantu anak mengembangkan kosakata, memperkaya bahasa, dan meningkatkan kemampuan memahami teks—keterampilan yang sangat penting dalam proses belajar di sekolah maupun kehidupan sehari-hari.

Baca juga: Lewat Jagat Literasi, Kompas.com Donasikan Buku dan Nyalakan Asa ke Pelosok Negeri

MIN 18 Jakarta dorong siswa berkarya 

Tinggal di Ibukota Jakarta dengan berbagai kemudahan akses teknologi ternyata tak membuat minat baca dan menulis buku siswa siswi Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 18 Jakarta menurun.

Disaat banyak anak terbuai dengan kehidupan digital, siswa siswi MIN 18 Jakarta menyeimbangkannya dengan kebiasaan membaca dan menulis buku.

Bahkan, anak-anak di sana sudah bisa menghasilkan beberapa judul buku fiksi maupun non fiksi yang rutin diterbitkan setiap tahunnya.

"Kalau dalam menulis, kami membiasakan mereka menghasilkan buku," ujar Kepala Madrasah MIN 18, Hairunisah, M.Pd, Kamis (28/8/2025).

"Alhamdulillah dari tahun ke tahun, mereka dapat menghasilkan buku," imbuhnya.
Hairunisah mengatakan bahwa buku-buku karya anak-anak itu murni dibuat dari tangan.

Baca juga: Literasi Digital, Bekal Anak Menjelajahi Dunia Siber dengan Aman dan Bijak

"Anak murid menulis sendiri, membuat gambar sendiri tanpa bantuan desainer dari penerbit," ujar Hairunisah.

Kemampuan mereka ini didapatkan dari guru-guru dalam intra kurikuler.

"Untuk menulis buku itu sendiri ada juga pembimbingnya dari para pendidik kami," jelas Hairunisah.

"Kami juga mengadakan pelatihan-pelatihan melalui Canva dan FlipHTML5, sehingga mereka juga punya digital library-nya," imbuhnya.

Dan jangan pandang remeh tulisan anak-anak ini, selain sudah diterbitkan rutin setiap tahun, mereka juga pernah menulis Antologi Puisi bersama Menteri hingga Ketua KPAI.

"Ini yang ditulis bareng sama Pak Menteri Agama, saat itu masih Pak Yaqut (Cholil Qoumas), dan Ketua KPAI, Ibu Ai (Maryati)," kata Hairunisah sambil menunjukkan buku yang dimaksud.

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau