KOMPAS.com - Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) telah bertemu dengan pimpinan DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Rabu (3/9/2025).
Pimpinan DPR yang menemui BEM SI antara lain Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad (Fraksi Gerindra), Cucun Ahmad Syamsurijal (Fraksi PKB), dan Saan Mustofa (Fraksi Nasdem).
Dalam kesempatan itu, beberapa BEM yang tergabung dalam BEM SI menyampaikan aspirasinya pada pimpinan DPR.
Baca juga: BEM Trisakti: Mahasiswa Terpelajar Tak Mungkin Demo Anarkistis
Berikut beberapa hal yang disampaikan BEM SI saat bertemu pimpinan DPR:
Salah satu perwakilan BEM SI yakni BEM Universitas Indonesia pun menyampaikan beberapa pernyataannya di depan para pimpinan DPR.
"Saya membuat satu catatan refleksi Indonesia hari ini dengan satu tajuk "Selamatkan Demokrasi, Debatkan Supremasi Sipil"," kata Ketua BEM UI Agus Setiwan dikutip dari akun YouTube DPR RI, Rabu (3/9/2025).
Dalam paparannya Agus menyampaikan kegelisahan tentang situasi demokrasi Indonesia utamanya setelah munculnya korban meninggal dunia seorang supir ojek online yakni Affan Kurniawan.
Hal itu membuat mahasiswa turun ke jalan untuk mengkritik tindakan repesif aparat yang membuat Affan meninggal dunia.
"Inilah yang memantik rasa kemanusiaan kami untuk berhadir di jalanan pun juga hadirnya kami hari ini," ujarnya.
Selain itu, Agus juga menyoroti adanya ucapan Presiden Prabowo Subianto yang menyebut adanya dugaan makar atau upaya pelengseran kekuasaan oleh sebagian oknum.
Ucapan Prabowo itu membuat BEM UI khususnya menjadi bimbang dan khawatir aksi mahasiswa selama ini telah ditunggangi.
Oleh karena itu, Agus mendesak agar adanya tim investigasi independen untuk mengusut semua kejadian yang terjadi selama Agustus mulai dari tindakan aksi, represifitas aparat, hingga dugaan makar.
"Kami ingin investigasi ini menyusut tuntas semuanya sehingga kemudian apa yang disampaikan Bapak Presiden dapat dibuktikan," ungkapnya.
Agus Setiawan juga menyoroti aksi joget-joget saat sidang tahunan DPR, MPR, dan DPD 15 Agustus 2025 lalu yang dikaitkan dengan kenaikan tunjangan anggaran anggota parlemen.
Menurut Agus tindakan tersebut sangat melukai hati rakyat yang saat ini sedang mengalami lesunya ekonomi negara.