Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kisah Warung Kepala Manyung Bu Fat Legendaris Asal Semarang Sejak 1969

JAKARTA, KOMPAS.com - Dari lapak kecil di Semarang, warung makan Kepala Manyung Bu Fat kini sukses dikenal sebagai kuliner legendaris Jawa Tengah.

Manyung merupakan jenis ikan laut yang memiliki bentuk serupa dengan lele. Di Indonesia, manyung kerap diolah menjadi mangut bercita rasa gurih, bahkan pedas.

"Ikan manyung ini diasap supaya tidak amis dan memiliki aroma khas. Setelah itu, dimasak bersama kuah mangut khas Pantura," kata Toni Nugroho ketika ditemui Kompas.com di Kampoeng Legenda 2025 Mal Ciputra, Jakarta Barat, Kamis (21/8/2025).

Toni merupakan cucu dari Fatimah, pendiri Kepala Manyung Bu Fat Semarang. Sebelum dikelola oleh generasi ketiga, usaha ini sempat dipegang oleh anak Fatimah sekaligus ibunda Toni, yakni Bekti Mulyana.

Sejak dirintis oleh Fatimah pada 1969, sajian mangut manyung di gerai ini tidak banyak berubah.

Potongan manyung, terutama kepala ikan yang menjadi primadona, diproses di satu tempat, demi menjaga konsistensi cita rasanya.

Pengasapan manyung berlangsung sekitar satu jam hingga warna ikan berubah menjadi kehitaman.

Asap ini berasal dari batok kelapa, membuat aroma manyung menggugah selera begitu disajikan.

Setelah matang diasap, manyung asal perairan Probolinggo ini akan dikirim ke gerai Kepala Manyung Bu Fat yang kini berjumlah lima gerai dan tersebar di Jakarta serta Semarang.

"Cabang pertama Kepala Manyung Bu Fat ada di Jalan Ariloka, Semarang. Begitu juga yang kedua, ada di daerah Banyumanik, Semarang," tutur Toni.


Harga menu Kepala Manyung Bu Fat

Sedikitnya, gerai pusat Kepala Manyung Bu Fat di Semarang menghabiskan 100 Kilogram (Kg) per minggu.

"Jumlah itu hanya untuk kepala ikan ya. Belum dihitung dagingnya," lanjut dia.

Daging ikan ini tidak dinikmati sendirian. Mangut manyung punya pelengkap berupa orek tempe, pepes ikan pindang, gimbal udang, cumi hitam, daging, dan sayur tumis.

Sepotong mangut kepala manyung di Kampoeng Legenda 2025 dijual Rp 92.000 untuk ukuran sedang, Rp 132.000 untuk ukuran besar, hingga Rp 172.000 untuk ukuran jumbo.

Harga ini tidak jauh berbeda dengan harga asli di Kepala Manyung Bu Fat, yakni Rp 115.000 hingga Rp 250.000 untuk mangut kepala manyung.

Tutup gerai di Jakarta

Meski sukses bertahan selama lebih dari setengah abad di tengah industri kuliner yang tak pasti, Kepala Manyung Bu Fat sempat menghadapi goncangan besar saat pandemi Covid-19.

Usaha yang mulanya memiliki lebih dari lima gerai di Jakarta dan Semarang, harus menutup dua gerai di dua kota besar ini ketika pandemi Covid-19 menerpa dunia.

"Satu gerai di Jakarta dan satu gerai di Semarang tutup karena pandemi kemarin. Alhamdulillah kami bisa bangkit setelah pandemi," kata Toni.

Warung Kepala Manyung Bu Fat bahkan sempat absen dari festival kuliner Kampoeng Legenda yang pernah diikuti pada 2016-2017.

Tak hanya menyiapkan bisnisnya pulih kembali, generasi ketiga Kepala Manyung Bu Fat juga kembali percaya diri hadir di festival kuliner tahunan.

Bertepatan dengan Kampoeng Legenda 2025 yang sudah digelar selama satu dekade, 50 Kg kepala manyung yang bisa dibeli pengunjung festival.

https://www.kompas.com/food/read/2025/08/23/063100175/kisah-warung-kepala-manyung-bu-fat-legendaris-asal-semarang-sejak-1969

Bagikan artikel ini melalui
Oke