KOMPAS.com - Bagi pecinta kopi, secangkir pertama di pagi hari selalu terasa istimewa. Namun, muncul pertanyaan klasik: lebih enak mana, kopi pour-over atau drip coffee?
Adapun kedua metode ini memang sama-sama menggunakan air panas yang disaring melewati bubuk kopi.
Namun, kedua metode ini ternyata memberikan pengalaman berbeda, baik dari segi rasa, kadar kafein, hingga ritual pembuatannya.
Perbedaan pour-over dan drip coffee
Pour-over adalah metode manual yang melibatkan proses menggiling biji kopi, menuangkan air panas secara perlahan, dan menunggu kopi menetes ke wadah.
Menurut Christopher Alspach, co-founder Oval Coffee Roasters, keunggulan utama metode ini ada pada kontrol penuh di setiap tahap penyeduhan.
Hasilnya, rasa kopi lebih jernih, kompleks, dan bisa menonjolkan karakter asli biji kopi, terutama single origin.
Sementara itu, drip coffee lebih praktis karena diseduh dengan mesin otomatis. Shonali Paul, pendiri Paul John Caffeine, menyebutkan bahwa drip coffee tidak sepresisi pour-over.
“Bukan berarti buruk, hanya saja hasilnya cenderung rata-rata karena banyak variabel yang tidak bisa dikendalikan,” jelasnya.
Mesin kopi rumahan adalah contoh populer dari drip coffee, cepat, praktis, dan tanpa ribet.
Mana yang mengandung lebih banyak kafein?
Menurut Juan Palacios, barista di Dialtone Coffee and Wine Bar, drip coffee biasanya mengandung lebih banyak kafein secara total karena diseduh dalam jumlah besar dengan rasio kopi-air lebih tinggi.
Namun, pour-over bisa lebih kuat kadar kafeinnya dalam per ons, tergantung cara penyeduhannya.
Selain itu, jenis biji kopi juga berpengaruh. Alspach menambahkan, beberapa kopi drip (terutama versi ekonomis) sering menggunakan biji robusta yang secara alami mengandung lebih banyak kafein dibanding arabica.
Jadi, perbedaan kadar kafein lebih ditentukan oleh biji yang digunakan ketimbang metode seduhnya.
Mana yang lebih baik?
Ketiga ahli sepakat: pour-over adalah pilihan terbaik untuk kualitas rasa. Metode ini cocok bagi mereka yang punya waktu lebih dan ingin menikmati proses menyeduh kopi.
Pour-over menonjolkan nuansa rasa yang halus dan kompleks, menjadikannya pengalaman minum kopi yang lebih personal dan mewah.
Namun bukan berarti drip coffee kalah. Untuk pagi yang sibuk atau saat butuh kopi cepat tanpa repot, drip tetap jadi pilihan praktis. Dengan kata lain, pour-over untuk momen santai, drip coffee untuk keperluan instan.
https://www.kompas.com/food/read/2025/09/07/160400475/pour-over-vs-drip-coffee-mana-yang-lebih-baik-menurut-ahli-