KOMPAS.com - Nasi shirataki kerap kali dibandingkan dengan nasi putih, terutama dari jumlah kalorinya.
Jenis nasi shirataki diketahui sudah lama populer di Jepang dan dikonsumsi oleh banyak orang. Diketahui, konjac atau konyaku, bahan pembuat shirataki, memang banyak tumbuh di Jepang dan China.
Bukan hanya berbentuk beras atau nasi, shirataki juga populer dengan bentuk mi yang tidak kalah populer.
Baca juga: Nasi Merah atau Shirataki, Mana Lebih Baik untuk Diet?
Beberapa tahun lalu, nasi shirataki juga sempat ramai di Indonesia, dijadikan alternatif sumber karbohidrat yang lebih sehat.
Lihat postingan ini di Instagram
Menurut Mulianah Daya, dokter spesialis gizi di Mayapada Hospital, bila melihat tingginya kandungan serat pada nasi shirataki, memang benar bahwa nasi ini lebih sehat daripada nasi putih.
"Intinya dari seratnya itu jauh lebih tinggi daripada nasi putih. Otomatis, indeks glikemiknya jadi rendah," ujar Mulianah saat dihubungi Kompas.com, Kamis (6/6/2024).
Baca juga: Makan Nasi Porang Setiap Hari untuk Diet, Apakah Boleh?
Indeks glikemik merupakan indikator yang menentukan cepat-lambatnya karbohidrat memengaruhi kenaikan gula darah dalam tubuh.
Semakin rendah indeks glikemik karbohidrat, semakin baik untuk mengontrol gula darah dalam tubuh.
"Namun, tetap ya, semua makanan itu sehat, tergantung porsinya. Tidak lebih atau tidak kurang. Tidak bisa melihat sehat tidaknya makanan dari satu jenis saja," jelas Mulianah.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini