Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konsumsi Daun Kelor Setiap Hari, Aman atau Malah Berisiko?

Kompas.com - 09/05/2025, 15:21 WIB
Alma Erin Mentari

Penulis

KOMPAS.com - Daun kelor dikenal sebagai tanaman herbal kaya nutrisi. Banyak orang mengonsumsinya untuk menjaga daya tahan tubuh.

Kini muncul pertanyaan soal keamanannya jika dikonsumsi harian. Apakah makan daun kelor setiap hari berisiko atau tidak?

Baca juga: 12 Resep Daun Kelor, Jadi Menu Sayur Kuah Segar hingga Teh

Beberapa orang merasakan manfaat, tapi ada pula yang ragu. Khawatir dengan interaksi obat atau efek jangka panjang.

Lewat artikel ini, ada pembahasan seputar daun kelor seperti manfaat, risiko, dan panduan konsumsinya.

Baca juga: 17 Fakta Daun Kelor, Tanaman Superfood dengan Segudang Manfaat

Ilustrasi bolehkah mengonsumsi daun kelor setiap hari?Shutterstock/Riri febrianti Ilustrasi bolehkah mengonsumsi daun kelor setiap hari?

 

Bolehkah Mengonsumsi Daun Kelor Setiap Hari?

Pertanyaan ini sering muncul seiring meningkatnya minat terhadap daun kelor. Dikutip dari Medical News Today dan WebMD, daun kelor tergolong aman dikonsumsi setiap hari dalam jumlah wajar.

Beberapa studi menyebutkan konsumsi 1–2 sendok makan bubuk kelor (sekitar 5–10 gram) per hari masih dinilai aman untuk kebanyakan orang. Namun, hingga saat ini belum ada dosis standar resmi yang disepakati secara medis.

Aman dalam Jumlah Terbatas

Daun kelor mengandung vitamin A, vitamin C, zat besi, dan kalsium. Dalam jumlah sedang, konsumsi harian bisa mendukung kesehatan tubuh. Nutrisi tersebut membantu melindungi sel dari kerusakan, meningkatkan kekebalan, dan menjaga kesehatan tulang serta mata.

Perhatikan Interaksi dengan Obat

Konsumsi daun kelor bisa menimbulkan interaksi jika sedang menjalani pengobatan. Misalnya, penderita diabetes, hipertensi, atau gangguan tiroid sebaiknya konsultasi ke dokter terlebih dahulu. Kandungan aktif dalam kelor berpotensi memengaruhi kerja obat medis tertentu.

Hindari Konsumsi Akar dan Kulit Batang

Meski daunnya aman, bagian lain dari tanaman kelor perlu dihindari. Akar dan kulit batangnya bisa memicu kontraksi rahim, berbahaya bagi ibu hamil. Karena itu, pastikan hanya mengonsumsi bagian daun yang sudah diolah dengan benar.

Daun Kelor Bukan Pengganti Obat

Meski banyak manfaat, daun kelor bukan pengganti terapi medis. Gunakan sebagai tambahan nutrisi dalam pola makan sehat, bukan sebagai pengobatan utama. Konsultasi tetap penting, terutama jika ada penyakit kronis.

Ilustrasi daun kelor.Pexels/Homesh Nasre Ilustrasi daun kelor.

Manfaat Daun Kelor untuk Kesehatan

Tak sekadar dikenal sebagai miracle tree, daun kelor menyimpan banyak khasiat yang mendukung kesehatan tubuh. Berbagai studi awal dan pengamatan laboratorium menunjukkan potensi manfaatnya cukup menjanjikan.

Salah satu manfaat paling menonjol adalah kemampuannya membantu menurunkan tekanan darah. Kandungan antioksidan seperti quercetin diyakini dapat menjaga tekanan tetap stabil.

Kandungan antiinflamasi dan senyawa pelindung lainnya juga baik untuk jantung. Zat-zat tersebut membantu mengurangi risiko kerusakan pembuluh darah akibat stres oksidatif.

Untuk pengidap pradiabetes, konsumsi kelor dalam batas wajar bisa membantu menjaga kadar gula darah. Ini karena kelor mengandung senyawa yang menyerupai kerja insulin dalam tubuh.

Ilustrasi bolehkah minum air rebusan daun kelor setiap hari?Pixabay/Ninetechno Ilustrasi bolehkah minum air rebusan daun kelor setiap hari?

Di sisi lain, daun kelor juga mendukung fungsi pencernaan. Efek pencahar alaminya membantu melancarkan buang air besar dan meredakan gejala sembelit ringan.

Kombinasi vitamin C, beta-karoten, serta polifenol dalam kelor pun memberi efek positif pada daya tahan tubuh. Nutrisi ini berperan melindungi sel dari serangan radikal bebas.

Tak hanya itu, senyawa flavonoid dan asam amino yang terkandung dalam kelor juga dipercaya mendukung fungsi otak. Jika dikonsumsi secara rutin, kelor bisa membantu menjaga daya ingat dan menurunkan risiko gangguan neurologis.

Bagi yang mengalami anemia, kelor bisa menjadi salah satu sumber zat besi nabati yang baik. Kandungan vitaminnya membantu penyerapan zat besi lebih efektif dalam tubuh.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Foodplace (@my.foodplace)

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau