KOMPAS.com - Sorgum mulai banyak dikonsumsi sebagai pengganti nasi padi. Kandungan gizinya dinilai lebih lengkap dan sehat.
Tanaman ini tumbuh subur di daerah kering seperti NTT dan Sulawesi. Sorgum juga tahan iklim ekstrem dan minim perawatan.
Baca juga: Produksi Sorgum di Manggarai Timur NTT, Diolah Jadi Tepung dan Biskuit
Tak hanya mengenyangkan, biji sorgum juga bebas gluten. Kandungan serat dan antioksidannya baik untuk kesehatan usus.
Dilansir dari laman sehatnegeriku.kemkes.go.id dan Healthline, sorgum punya banyak manfaat. Artikel ini akan membahas manfaat sorgum untuk usus dan pencegahan penyakit kronis.
Baca juga: 4 Manfaat Sorgum Bagi Tubuh, Bisa Jadi Pengganti Nasi Saat Diet
Sorgum mengandung senyawa fenolik seperti tanin dan flavonoid yang berfungsi sebagai antioksidan. Senyawa ini membantu tubuh melawan stres oksidatif yang memicu berbagai penyakit kronis.
Menurut studi dalam International Journal of Food Engineering and Technology (2021), sorgum hitam memiliki aktivitas antioksidan paling tinggi di antara biji-bijian lain.
Antioksidan ini bekerja menjaga sel tetap sehat dan mencegah kerusakan akibat radikal bebas. Mengonsumsi sorgum secara rutin bisa mendukung perlindungan alami tubuh terhadap inflamasi dan penuaan sel.
Sorgum mengandung 3-Deoxy Anthocyanidin, senyawa langka yang bekerja sebagai antikanker. Studi menunjukkan bahwa senyawa ini efektif menghambat pertumbuhan sel kanker seperti usus besar, payudara, dan leukemia.
Tannin dalam sorgum juga berperan menekan enzim penyebab kanker. Dalam laman sehatnegeriku.kemkes.go.id, disebutkan bahwa konsumsi sorgum bisa menjadi langkah preventif melawan pertumbuhan sel abnormal.
Khasiat ini menjadikan sorgum salah satu biji-bijian fungsional yang layak dikonsumsi jangka panjang.
Sorgum punya indeks glikemik rendah, sehingga lebih lambat menaikkan kadar gula darah dibanding nasi putih.
Kandungan tanin dalam sorgum memperlambat pemecahan pati menjadi gula sederhana. Hal ini memberikan efek kenyang lebih lama sekaligus menstabilkan gula darah.
Penelitian pada hewan menunjukkan bahwa konsumsi sorgum bisa menurunkan risiko resistensi insulin. Karena itu, sorgum cocok untuk penderita diabetes atau mereka yang sedang menjaga kadar gula tubuh.
Kandungan fenolik dalam sorgum membantu menurunkan kolesterol jahat (LDL) dan menyeimbangkan kadar lemak dalam darah.
Studi menyebutkan bahwa pemberian ekstrak sorgum pada hewan menurunkan kadar kolesterol plasma dalam dua minggu. Kandungan seratnya juga mendukung kesehatan pembuluh darah dan mengurangi risiko tekanan darah tinggi.