Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Israel dan Hizbullah Saling Serang, Gencatan Senjata di Ujung Tanduk

Kompas.com - 03/12/2024, 10:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

BEIRUT, KOMPAS.com - Konflik antara Israel dan Hizbullah memanas kembali setelah pelanggaran gencatan senjata meningkat.

Dalam serangan terbaru, sedikitnya 11 orang tewas di Lebanon akibat serangan Israel, sementara Hizbullah membalas dengan tembakan roket ke wilayah Israel pada Senin (2/12/2024).

Serangan udara Israel menghantam dua kota di Lebanon selatan, Talousa dan Haris, menewaskan sembilan orang dan melukai tiga lainnya.

Dua korban tambahan, termasuk seorang anggota keamanan Lebanon, tewas dalam serangan di wilayah lain. Serangan ini dilakukan setelah Hizbullah menuduh Israel melanggar perjanjian gencatan senjata.

Baca juga: Israel Balas Serangan Roket Hizbullah dengan Serangan Udara di Lebanon Selatan

Dilansir Reuters, Hizbullah meluncurkan dua roket ke posisi militer Israel di Shebaa Farms, menyebutnya sebagai serangan peringatan defensif.

Serangan ini, menurut Hizbullah, merupakan respons terhadap 54 pelanggaran gencatan senjata oleh Israel sejak perjanjian berlaku pekan lalu.

Warga Beirut melaporkan keberadaan drone Israel yang terbang rendah di atas kota mereka.

Sementara itu, serangan senapan mesin dan artileri Israel dilaporkan menghantam beberapa kota kecil di perbatasan, seperti Beit Lif dan Yaroun, tanpa korban luka.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji akan memberikan tanggapan keras atas serangan Hizbullah.

Sementara itu, Ketua Parlemen Lebanon Nabih Berri meminta komite internasional segera menyelidiki pelanggaran gencatan senjata yang dilakukan Israel.

Gencatan senjata yang ditengahi AS mulai berlaku pekan lalu untuk menghentikan eskalasi di perbatasan Israel-Lebanon.

Baca juga: Israel Serang Hizbullah di Lebanon, Keduanya Saling Tuduh Langgar Gencatan Senjata

Namun, pelanggaran dari kedua belah pihak membuat kesepakatan ini berada dalam posisi genting.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS menyatakan nekanisme investigasi sedang dilakukan untuk memastikan pelanggaran dihentikan segera.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini

Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau