Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Israel Balas Serangan Roket Hizbullah dengan Serangan Udara di Lebanon Selatan

Kompas.com - 03/12/2024, 10:06 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Guardian

TEL AVIV, KOMPAS.com – Israel meluncurkan serangkaian serangan udara di distrik Nabatieh, Lebanon selatan, pada Senin (2/12/2024), hanya satu jam setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berjanji akan memberikan respons keras terhadap Hizbullah.

Serangan ini dipicu oleh dua roket Hizbullah yang ditembakkan ke menara pengawas Israel di wilayah Shebaa Farms yang disengketakan.

Meskipun roket tersebut mendarat di area terbuka tanpa menimbulkan korban, militer Israel mengeklaim telah menyerang Hizbullah, puluhan peluncur roket, dan infrastruktur serangan di seluruh Lebanon.

Baca juga: Hizbullah Tak Berniat Kirim Pasukannya ke Suriah, Ini Alasannya

Dilansir Guardian, Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan setidaknya sembilan korban jiwa, termasuk di kota Haris dan Talousa.

Serangan ini menjadi yang paling mematikan sejak gencatan senjata diberlakukan lima hari lalu.

Gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah, yang mulai berlaku pekan lalu, mewajibkan kedua pihak untuk menarik pasukan dari wilayah perbatasan.

Namun, Hizbullah menuduh Israel telah melanggar perjanjian sebanyak 52 kali sejak diterapkan, termasuk menerbangkan pesawat pengintai di wilayah udara Lebanon.

“Serangan ini adalah respons defensif terhadap pelanggaran berulang yang dilakukan Israel,” demikian pernyataan resmi Hizbullah.

Di sisi lain, pejabat Israel menekankan hak mereka untuk mengambil tindakan sepihak jika pelanggaran terus terjadi.

Letnan Jenderal Herzi Halevi menyatakan bahwa Israel siap menyerang dengan kekuatan besar kapan saja.

Baca juga: Israel Serang Hizbullah di Lebanon, Keduanya Saling Tuduh Langgar Gencatan Senjata

Ketegangan yang meningkat memaksa ribuan warga Lebanon untuk kembali mengungsi.

“Kami baru saja kembali ke rumah kami setelah pertempuran, dan sekarang kami harus pergi lagi,” kata Ali, warga Beirut yang berasal dari Tyre.

Sejak konflik dimulai pada Oktober 2023, lebih dari 4.000 orang di Lebanon telah tewas, dengan 1 juta lebih mengungsi.

Baca juga: Israel Serang Hizbullah di Perbatasan Suriah-Lebanon di Tengah Gencatan Senjata

Di Israel utara, lebih dari 60.000 warga juga masih berada di kamp-kamp pengungsian akibat serangan roket Hizbullah.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini

Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau