Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baru Sehari Berlaku, Israel dan Hizbullah Saling Tuduh Langgar Gencatan Senjata

Kompas.com - 29/11/2024, 10:34 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Reuters

BEIRUT, KOMPAS.com - Israel dan Hizbullah saling tuduh melanggar kesepakatan gencatan senjata, yang baru berusia satu hari.

Gencatan senjata ini sebelumnya ditujukan untuk mengakhiri konflik yang sudah berlangsung selama lebih dari setahun.

Militer Israel mengeklaim, telah melancarkan serangan udara terhadap fasilitas di Lebanon selatan yang digunakan Hizbullah untuk menyimpan roket jarak menengah pada Kamis (28/11/2024).

Baca juga: Mengapa Israel dan Hizbullah Sepakat Gencatan Senjata Sekarang?

Israel juga mengaku telah menembaki "tersangka" yang tiba dengan kendaraan di beberapa wilayah zona selatan, yang dianggap melanggar perjanjian gencatan senjata.

Sementara itu, anggota parlemen Hizbullah, Hassan Fadlallah, menuduh Israel melanggar gencatan senjata.

"Israel, musuh, menyerang warga yang kembali ke desa perbatasan. Ada pelanggaran hari ini oleh Israel, bahkan dalam bentuk yang sama," kata Fadlallah kepada wartawan, dikutip dari Reuters.

Militer Lebanon juga menuduh Israel telah melanggar gencatan senjata.

“Israel, musuh, berulang kali melanggar kesepakatan ini,” kata pihak Militer.

Mereka menyinggung sejumlah serangan udara dan serangan terhadap wilayah Lebanon oleh Israel dengan "berbagai senjata".

Gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah padahal mulai berlaku pada Rabu (27/11/2024) pukul 04.00 waktu setempat.

Tuduhan dari kedua belah pihak menunjukkan rapuhnya kesepakatan ini.

Baca juga: Jika Hizbullah Langgar Gencatan Senjata, Netanyahu Ancam Perang Intensif

Kesepakatan tersebut mengharuskan pembongkaran fasilitas militer tak berizin di selatan Sungai Litani, tetapi tidak mencakup fasilitas di utara sungai.

Israel memiliki waktu hingga 60 hari untuk menarik diri dari Lebanon selatan, dan kedua belah pihak dilarang meluncurkan operasi ofensif.

Gencatan senjata yang dimediasi oleh Amerika Serikat dan Perancis itu dimaksudkan berlangsung 60 hari dengan harapan mengarah pada penghentian permanen permusuhan antara Israel dan Hizbullah yang didukung Iran.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden, yang mengumumkan kesepakatan gencatan senjata ini pada Selasa (26/11/2024), menyatakan akan melanjutkan upayanya untuk mencapai gencatan senjata antara Israel dan Hamas. Namun, tidak ada tanda-tanda Israel tertarik dengan gencatan senjata segera di Gaza.

“Apakah kita sudah berada di awal berakhirnya operasi Gaza? Tentu saja tidak. Masih ada yang perlu kita lakukan,” kata Menteri Pertanian Israel Avi Dichter, yang juga anggota kabinet keamanan dalam dan mantan kepala agen intelijen Shin Bet kepada para wartawan pekan ini.

“Gaza tidak akan menjadi ancaman bagi negara Israel lagi. Kami akan mencapai kemenangan yang pasti di sana. Berbeda dengan Lebanon," tambahnya.

Baca juga: Israel Sebut Gencatan Senjata dengan Hizbullah Dilanggar, Ada Serangan di Selatan Lebanon

 

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini

Baca tentang


Terkini Lainnya
Ketika Jet Tempur Andalan AS Jatuh oleh Rudal Usang Lawas Soviet...
Ketika Jet Tempur Andalan AS Jatuh oleh Rudal Usang Lawas Soviet...
Internasional
Parlemen ASEAN Soroti Demo Indonesia, Kecam Tindakan Keras Aparat
Parlemen ASEAN Soroti Demo Indonesia, Kecam Tindakan Keras Aparat
Internasional
Pria di China Bobol Rumah, Ambil Darah Korban untuk Redakan Stres
Pria di China Bobol Rumah, Ambil Darah Korban untuk Redakan Stres
Internasional
Museum Legendaris Van Gogh Belanda Terancam Tutup, Kurang Dana Rp 2 Triliun
Museum Legendaris Van Gogh Belanda Terancam Tutup, Kurang Dana Rp 2 Triliun
Internasional
Vietnam Naikkan Tunjangan Guru 70 Persen
Vietnam Naikkan Tunjangan Guru 70 Persen
Internasional
Korban Salah Tangkap Meninggal, Polisi Jepang Minta Maaf 4 Tahun Kemudian
Korban Salah Tangkap Meninggal, Polisi Jepang Minta Maaf 4 Tahun Kemudian
Internasional
Heboh Anjing Bertato di China, Dianggap Penyiksaan Hewan
Heboh Anjing Bertato di China, Dianggap Penyiksaan Hewan
Internasional
Kenya Sempat Ricuh karena Demo Pajak, Polisi Tembak Demonstran
Kenya Sempat Ricuh karena Demo Pajak, Polisi Tembak Demonstran
Internasional
Warga Gali Danau, Temukan Fosil Langka Nenek Moyang Buaya Berusia 200 Juta Tahun
Warga Gali Danau, Temukan Fosil Langka Nenek Moyang Buaya Berusia 200 Juta Tahun
Internasional
Jet Tempur Seharga Rp 3 T Jatuh, Pilot Telepon 5 Teknisi Saat Terbang
Jet Tempur Seharga Rp 3 T Jatuh, Pilot Telepon 5 Teknisi Saat Terbang
Internasional
Lukisan Legendaris 80 Tahun Hilang, Tiba-tiba Muncul di Iklan Rumah
Lukisan Legendaris 80 Tahun Hilang, Tiba-tiba Muncul di Iklan Rumah
Internasional
Arahan Membingungkan, Jet Bomber B-52 Nyaris Tabrak 2 Pesawat Sipil
Arahan Membingungkan, Jet Bomber B-52 Nyaris Tabrak 2 Pesawat Sipil
Internasional
Teror Ulat Pemakan Daging Manusia Hantui AS, Sudah 1 Orang Jadi Korban
Teror Ulat Pemakan Daging Manusia Hantui AS, Sudah 1 Orang Jadi Korban
Internasional
Sembunyi di Indonesia, 6 Buron 'Most Wanted' Sri Lanka Ditangkap
Sembunyi di Indonesia, 6 Buron "Most Wanted" Sri Lanka Ditangkap
Internasional
Sengketa Batu Mars Terbesar di Bumi: Laku Rp 86 M, Tak Jelas Milik Siapa
Sengketa Batu Mars Terbesar di Bumi: Laku Rp 86 M, Tak Jelas Milik Siapa
Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau